Setiap makhluk hidup (biotik) maupun unsur abiotik memiliki peran yang sangat penting dalam keberlangsungan kehidupan yang ada di bumi.
Makhluk hidup atau biotik dan faktor lingkungan atau abiotik saling berinteraksi membentuk suatu ekosistem.
Keseimbangan dari setiap komponen dalam ekosistem harus terus dijaga agar tidak terjadi kepunahan atau meledaknya jumlah salah satu komponen tersebut.
Pohon sebagai komponen biotik yang memiliki peran sebagai produsen sangat sering ditemukan dalam berbagai ekosistem.
Maka dari itu artikel ini akan membahas seluk beluk pengetahuan tentang pohon.
1. Pengertian Pohon
Selama ini banyak orang yang telah salah mendefinisikan pohon sebagai tumbuhan tingkat tinggi yang memiliki struktur tubuh yang besar. Padahal sebagian di antaranya tidak termasuk pohon lho.
Pohon adalah salah satu habitus atau perawakan tumbuhan dengan kemampuan berfotosintesis sehingga dapat menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen.
Pengertian pohon menurut Badan Standar Indonesia adalah tumbuhan berkayu yang pada puncak pertumbuhan batang utamanya memiliki diameter lebih dari 20 cm.
Oleh karena dari itu tumbuhan dapat dikatakan sebagai pohon apabila memiliki syarat berupa batangnya berkayu dengan diameter lebih dari 20 cm saat sudah dewasa.
Adapun bakal pohon yang diameter batangnya belum mencapai 20 cm umumnya dikenal dengan istilah tiang, pancang, atau semai.
Tiang adalah bakal pohon yang belum mencapai ukuran puncak pertumbuhan dengan diameter antara 10 cm hingga 20 cm.
Pancang adalah bakal pohon dengan tinggi lebih dari 1,5 meter dan diameter kurang dari 10 cm.
Semai adalah anakan pohon dengan ukuran tinggi kurang dari 1,5 meter.
2. Bagian-bagian Pohon
Pohon sebagai tumbuhan tingkat tinggi tentunya memiliki bagian-bagian yang kompleks untuk mendukung pertumbuhannya.
Bagian-bagian tersebut pada umumnya terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan pada sebagian jenis juga terdapat buah. Setiap bagian memiliki fungsinya tersendiri.
Berikut penjelasan lengkap yang disertai dengan fungsi tiap bagian tersebut.
2.1 Akar
Akar merupakan bagian pertama yang terbentuk saat masa pertumbuhan dan pada umumnya terletak di dalam tanah.
Akar pohon umumnya berupa akar tunggang yang tidak berbuku-buku dengan warna kekuning-kuningan hingga keputih-putihan. Pada beberapa jenis pohon juga ditemukan akar yang berwarna gelap.
Fungsi dari akar yang dimiliki oleh tumbuhan:
- Membantu dalam memperoleh sumber hara dan air yang kemudian diangkut ke bagian yang lain
- Menopang tumbuhan sehingga dapat berdiri kokoh di tempat tumbuhnya
- Menjadi tempat menyimpan makanan dan hasil fotosintesis
- Menjadi sarana perbanyakan tumbuhan seperti pada sukun
- Membantu pernafasan pada beberapa jenis pohon bakau
Hampir semua jenis pohon memiliki akar tunggang, tetapi pada beberapa jenis tertentu terdapat modifikasi akar untuk mendukung pertumbuhannya.
Berikut ini beberapa jenis modifikasi akar yang terjadi pada pohon.
2.1.1 Akar Napas
Akar napas merupakan bentuk modifikasi akar tunggang yang dimiliki oleh pohon yang tumbuh di daerah berair seperti pada ekosistem rawa dan bakau.
Bentuk modifikasinya berupa munculnya akar ke permukaan tanah atau air yang berfungsi untuk membantu tumbuhan dalam melakukan respirasi.
Contoh yang memiliki modifikasi akar berupa akar napas adalah marga Avicennia dan Soneratia.
2.1.2 Akar Gantung
Mirip dengan akar napas, akar gantung merupakan bentuk modifikasi akar yang ada di atas permukaan tanah, tetapi menggantung. Akar gantung juga dikenal dengan istilah aerial root.
Jenis modifikasi ini berfungsi untuk membantu respirasi tumbuhan serta menyerap air dan udara.
Contoh yang memiliki akar gantung adalah pohon beringin.
2.1.3 Akar Banir
Akar banir atau dikenal juga dengan istilah akar papan merupakan bentuk modifikasi akar berbentuk papan yang dapat mencapai ketinggian lebih dari satu meter di atas tanah.
Modifikasi ini berfungsi untuk memperkokoh berdirinya pohon besar sehingga tidak mudah tumbang.
Tumbuhan dengan akar banir umumnya ditemukan di daerah tropis.
Contoh yang memiliki modifikasi akar banir adalah pohon merbau, rengas, dan kempas.
2.2 Batang
Batang adalah bagian penting dari tumbuhan yang menjadi tempat melekatnya bagian-bagian lain dari tumbuhan.
Batang memiliki peranan penting dalam menyalurkan air dan hara dari akar ke daun, menyalurkan hasil fotosistesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan, dan menyimpan cadangan makanan.
Setiap pohon memiliki batang berkayu yang di dalamnya terdapat kambium.
2.3 Daun
Daun merupakan bagian penting dari tumbuhan yang menjadi tempat utama proses pembentukan makanan dan fotosintesis.
Daun dapat melakukan fotosintesis jika memiliki klorofil yang berwarna hijau dan pada umumnya tersebar di seluruh permukaan daun.
Di samping menjadi tempat terjadinya fotosintesis, daun juga berfungsi sebagai tempat terjadinya transpirasi, respirasi, dan gutasi.
Daun memiliki struktur anatomi yang mendukung fungsinya tersebut, di antaranya yaitu epidermis, jaringan mesofil, pembuluh angkut, dan stomata.
Adapun secara morfologi, daun terdiri atas pelepah, tangkai daun, dan helai daun.
Daun memiliki berbagai bentuk yaitu melengkung, menyirip, menjari, dan sejajar.
2.4 Bunga
Bunga merupakan bagian tumbuhan yang pada sebagian jenis tumbuhan digunakan sebagai alat reproduksi utama.
Bunga dari setiap tumbuhan biasanya memiliki aroma, bentuk, dan warna yang khas serta mengandung nektar sehingga mampu menarik perhatian serangga, burung, hingga kelalawar untuk hinggap dan membantu penyerbukannya.
Bunga sebagai alat perkembangbiakan tumbuhan secara generatif memiliki beberapa komponen yang menentukan kemampuan bunga tersebut dalam membentuk bakal buah atau individu baru.
Komponen-komponen penting yang harus dimiliki oleh bunga yang lengkap agar fungsi generatifnya dapat berjalan dengan baik di antaranya tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota, putik, dan benang sari.
Tangkai bunga berperan sebagai penopang bunga dan penghubung bunga ke bagian tumbuhan yang lain seperti ranting.
Dasar bunga berperan sebagai tempat melekatnya kelopak bunga.
Kelopak bunga berperan sebagai pelindung mahkota bunga saat masih menjadi kuncup.
Mahkota bunga berperan sebagai penghasil rangsangan yang dapat menarik serangga atau hewan kecil lainnya untuk hinggap sehingga membantu proses penyerbukan.
Putik berperan sebagai alat reproduksi betina bagi tumbuhan.
Benang sari berperan sebagai alat reproduksi jantan bagi tumbuhan.
Putik dan benang sari memiliki peran penting dalam proses penyerbukan dan perkembangbiakan.
Pada bunga sempurna, putik dan benang sari dapat ditemukan sekaligus dalam satu bunga.
Sedangkan pada bunga tidak sempurna, hanya ditemukan salah satunya saja sehingga proses penyerbukan harus melibatkan minimal dua bunga.
2.5 Buah
Buah merupakan organ tumbuhan yang terbentuk dari proses penyerbukan sempurna dan mengandung bakal biji sebagai calon individu baru.
Di dalam buah umumnya ditemukan satu atau lebih biji yang dilindungi oleh daging buah.
Tetapi pada jenis pohon tertentu buah tidak memiliki daging buah, seperti pada pinus.
[read more]
3. Jenis-Jenis
Pohon terdiri atas berbagai jenis yang tersebar di hampir seluruh daratan yang ada di bumi.
Setiap jenis memiliki habitatnya masing-masing.
Sebagian besar jenis dapat ditemukan di area tropis karena kemampuan bertahan hidupnya lebih tinggi.
Hal ini terjadi karena jenis-jenis pohon tersebut didukung pertumbuhannya oleh lingkungan tempat tumbuhnya.
Maka dari itu tidaklah heran jika Indonesia memiliki jutaan pohon dengan jenis yang beragam.
Pohon di Indonesia dapat ditemukan di berbagai ekosistem, baik di ekosistem gambut, rawa, pantai, mangrove, dataran rendah, hingga dataran tinggi.
Hanya sedikit jenis yang mampu hidup di area subtropis karena daya dukung lingkungan terhadap pertumbuhannya sangatlah kecil.
Salah satunya yaitu suhu ekstrem yang setiap tahunnya harus dihadapi oleh jenis-jenis pohon yang tumbuh di wilayah tersebut.
Hal ini menyebabkan pohon yang terdapat pada daerah subtropis biasanya memiliki jenis yang kurang beragam.
Berdasarkan kayu yang dihasilkan, pohon terbagi atas pohon berkayu keras (hardwood) dan berkayu lunak (softwood).
Hardwood adalah pohon yang berasal dari kelompok angiospermae yang biasanya ditandai dengan pertumbuhan yang lambat sehingga memiliki tekstur kayu yang lebih kuat serta memiliki pori-pori di antara selnya.
Biasanya jenis ini kayunya digunakan untuk konstruksi bangunan karena lebih kuat.
Contoh jenis yang tergolong ke dalam hardwood adalah jati, meranti, mahoni, dan ulin.
Softwood adalah pohon yang berasal dari kelompok gymnospermae yang biasanya tidak memiliki pori antar sel dan pertumbuhannya cepat. Softwood biasanya dihasilkan dari jenis pohon fast growing species.
Kayu dari jenis ini biasanya digunakan untuk furniture seperti meja, kursi, hingga bahan pembuatan kayu lapis dan kayu komposit.
Contoh dari softwood adalah pinus dan cemara.
4. Ciri-ciri Pohon
Pohon merupakan tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi kurang lebih 15-20 kaki dengan ciri utama batang pokok yang tunggal.
Ciri-ciri pohon antara lain:
- Memiliki jaringan pengangkut dengan ciri-ciri berumur beberapa tahun berupa xylem dan floem (vaskular)
- Mengalami pertumbuhan sekunder atau penambahan diameter batang
- Dapat hidup beberapa tahun (perennial)
- Mempunyai batang di atas permukaan tanah yang hidup bertahun-tahun
Batang tumbuhan berkayu memilik kambium untuk membentuk kayu dan kulit kayu.
Pertumbuhan kambium membentuk kayu saat ke dalam, sedangkan membentuk kulit kayu saat ke luar.
Batang tumbuhan berkayu terdiri dari empat jaringan primer seperti kulit luar, kulit dalam, kulit pertama, dan silinder pusat.
Tumbuhan berkayu banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dalam kebutuhan sehari-hari seperti berbagai alat rumah tangga, konstruksi bangunan, kerajinan, obat, pangan, dan alat transportasi.
5. Beberapa Tumbuhan Ini Bukan Pohon
Tumbuhan termasuk salah satu makhluk hidup yang terdapat di alam semesta ini.
Selain itu, tumbuhan merupakan makhluk hidup yang mempunyai akar, batang, daun, dan bunga sehingga dapat melakukan proses fotosintesis untuk membuat makanan sendiri.
Bahan makanan yang dihasilkan bukan hanya untuk dirinya sendiri saja, melainkan juga untuk manusia dan hewan.
Pohon termasuk penyerap karbondioksida dan penghasil oksigen yang selanjutnya digunakan oleh makhluk hidup lain yaitu manusia dan hewan untuk bernapas.
Pohon juga merupakan jenis tumbuhan yang tidak dapat terpisahkan dari manusia karena memiliki manfaat yang sangat banyak sebagai bahan papan, sandang, maupun pangan.
Selama ini banyak orang yang salah dalam mengategorikan sebagian jenis tumbuhan sebagai pohon.
Umumnya kesalahan tersebut akibat ukuran tumbuhan yang disebut pohon itu berukuran besar, padahal tidak berkayu.
Selain itu, karena tumbuhan tersebut menghasilkan buah sehingga orang-orang mengkategorikannya sebagai pohon.
Beberapa tumbuhan yang sering ditemui dan disalahartikan sebagai pohon di antaranya bambu, pepaya, tomat, cabai, kelapa, kelapa sawit, hingga pisang.
5.1 Bambu
Bambu merupakan jenis tanaman yang sangat penting bagi beberapa negara tropis seperti di Indonesia karena memegang peranan penting untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat di perkotaan dan pedesaan.
Hasil hutan non kayu ini memiliki pemanfaatan secara konvensional antara lain untuk pertanian, peralatan rumah tangga, konstruksi rumah sederhana, jembatan hingga kerajinan tangan. Sedangkan pemanfaatan secara modern seperti bahan baku kertas, papan partikel, sumpit, tusuk sate dan gigi serta masih banyak lagi.
Namun banyak orang salah dalam penyebutan bambu.
Bambu bukanlah termasuk pohon melainkan tumbuhan jenis rerumputan yang dapat tumbuh mulai dari dataran rendah hingga ketinggian pegunungan.
Secara biologis bambu tidak memenuhi syarat disebut kayu karena dibalik kulitnya tidak berkambium, dan bukan tanaman monokotil karena tidak memiliki ruas biji untuk tempat membelah dan batang berongga yang kedap air serta menyebar dengan sistem akar rizhoma.
Setiap ruas pada bambu tumbuh cabang-cabang yang berukuran jauh lebih kecil daripada buluhnya sendiri. Tumbuhnya akar-akar digunakan untuk memperbanyak tanaman dari potongan-potongan ruasnya di samping tunas-tunas rumpunnya.
5.2 Pepaya
Contoh tumbuhan selanjutnya yang disalahartikan sebagai pohon adalah pepaya. Sama seperti bambu, pepaya tidak memiliki kambium pada batangnya.
Pepaya merupakan jenis herba yang memiliki batang berongga dan lunak sehingga tidak termasuk ke dalam kategori tumbuhan berkayu.
5.3 Cabai dan Tomat
Cabai dan tomat juga tidak dapat dikategorikan sebagai pohon karena ukuran batangnya yang kecil.
5.4 Kelapa dan Kelapa Sawit
Kelapa dan kelapa sawit serta tumbuhan palem lainnya juga bukanlah pohon.
Hal ini dikarenakan tumbuhan tersebut tidak memiliki kambium pada batangnya.
Batangnya yang keras dan besar diakibatkan oleh pertumbuhan primer yaitu pertambahan jumlah dan pembesaran sel pada batangnya.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya syarat suatu tumbuhan dapat disebut pohon apabila memiliki batang berkambium dengan diameter batang utamanya minimal 20 cm.
5.5 Pisang
Pisang merupakan tumbuhan yang termasuk dalam kategori tumbuhan herba karena tidak memiliki batang berkayu di atas permukaan tanah.
Tumbuhan herba memiliki batang yang tersusun atas jaringan lunak, tidak berkayu, memiliki daya saing yang kuat, adaptasi yang tinggi sehingga mampu tumbuh di tempat kosong, dan dapat memperbaiki susunan atau struktur tanah dengan bantuan akar-akarnya.
Selain itu, meskipun terlihat seperti pohon, batang pada tumbuhan pisang sebenarnya merupakan pelepah daun yang melebar dan menumpuk atau bisa disebut dengan pseudostem.
Percabangan tumbuhan ini bertipe simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu buah.
Buah pisang umumnya tidak berbiji, bagian bawah batang pisang yang menggembung berupa umbi yang disebut bonggol dan pucuk lateral yang muncul dari kuncup pada bonggol selanjutnya akan tumbuh menjadi tumbuhan pisang.
6. Peran Pohon bagi Kehidupan
Peran pohon sangat berpengaruh bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini, termasuk manusia.
Salah satu peran pohon yaitu sebagai pengikat air atau pencegah erosi seperti jati dan beringin.
Hal ini karena pohon dapat menyimpan cadangan air pada musim hujan dengan baik dan mengeluarkannya pada musim kemarau secara teratur.
Akar-akar yang kuat dan memiliki kerapatan yang tinggi satu sama lain mampu mengurangi erosi, sedimentasi, dan longsor.
Oksigen merupakan gas yang diperlukan manusia dan hewan untuk bernapas.
Sementara pohon memiliki kemampuan untuk melakukan fotosintesis yang menghasilkan oksigen dan gula.
Pepohonan dalam waktu setahun pada lahan kurang lebih 1 hektare dapat menghasilkan oksigen yang cukup untuk 18 orang dan mengubah 3,7 ton karbondioksida menjadi 2 ton Oksigen.
Proses ini sangat penting karena gas karbondioksida sangat berbahaya jika dalam jumlah yang berlebihan akan menimbulkan efek rumah kaca dan pemanasan global.
Akhir-akhir ini kegiatan menanam pohon sangat digencarkan kepada masyarakat agar menjadi penyedia oksigen selain untuk menjaga kelestarian hutan di kota-kota. Namun juga perannya sangat penting bagi kelangsungan hidup di makhluk hidup di bumi.
7. Pemanfaatan oleh Masyarakat
Pemanfaatan pohon oleh masyarakat pada era ini sudah sangat beragam.
Berbagai komoditas dengan cara pemanfaatannya telah dipelajari dan dikembangkan sehingga manfaat dari suatu jenis pohon terus meningkat.
Sejauh ini setidaknya ada empat jenis pemanfaatan pohon oleh masyarakat, yaitu:
7.1 Pohon sebagai Penghasil Kayu
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pohon terbagi atas pohon berkayu lunak dan pohon berkayu keras.
Penggolongan pohon berdasarkan kayu ini dikarenakan perbedaan pemanfaatan terhadap setiap jenis kayunya.
Kayu digunakan oleh masyarakat untuk membuat konstruksi bangunan, furniture, aksesoris, hingga alat-alat lainnya yang membantu pekerjaan manusia.
Selain itu, kayu juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan dasar pembuatan kertas dan tissue.
Beberapa jenis kayu juga dimanfaatkan sejak dahulu oleh masyarakat sebagai kayu bakar.
7.2 Pohon sebagai Penghasil Buah
Pohon penghasil buah atau biasa dikenal sebagai Multi Purpose Tree Species (MPTS) merupakan jenis pohon yang mampu menghasilkan berbagai manfaat, terutama buah-buahan yang setiap tahunnya dapat dipanen.
MPTS sangat sering ditemui dan terdapat berbagai jenis yang sangat melimpah keberadaannya di Indonesia.
Contoh dari MPTS yaitu pohon mangga, jeruk, alpukat, dan jambu-jambuan.
7.3 Pohon sebagai Peneduh
Pohon peneduh merupakan pohon yang memiliki tajuk yang lebar dan rindang sehingga mampu menaungi tanah atau jalan.
Pohon peneduh sangat sering ditemui di sepanjang jalan raya hingga taman kota.
Jenis-jenis pohon peneduh yang sering ditemukan di Indonesia adalah kersen, trengguli, ketapang kencana, mahoni, dan beringin.
7.4 Pohon sebagai Penghasil Getah
Getah adalah cairan kental yang dikeluarkan oleh bagian tumbuhan sebagai respon dari adanya luka pada bagian tumbuhan tersebut.
Getah biasanya dikeluarkan oleh pohon sebagai bentuk perlindungan diri dan penyembuhan luka.
Beberapa jenis pohon dimanfaatkan getahnya oleh masyarakat untuk dijadikan suatu komoditas yang bernilai ekonomi.
Cara pemanfaatan getah biasanya dimulai dengan mengambil getah dari bagian tertentu pohon yang sebelumnya bagian tersebut telah dilukai terlebih dahulu.
Beberapa jenis pohon yang dimanfaatkan getahnya adalah karet, pinus, meranti, dan agatis.
Karet yang memiliki nama latin Hevea brasiliensis banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bahan dasar pembuatan ban dan berbagai produk berbahan lateks.
Pinus menghasilkan getah yang disebut resin.
Resin biasanya digunakan sebagai bahan dasar vernis, perekat, produk aromatik, hingga campuran bahan makanan.
Meranti menghasilkan getah yang disebut damar.
Damar memiliki fungsi yang sama seperti resin yaitu sebagai bahan vernis, perekat, plastic, hingga bahan campuran dalam pembuatan korek api.
Agatis menghasilkan getah yang disebut kopal.
Kopal juga memiliki fungsi yang mirip dengan resin.
Kopal digunakan dalam industri kertas untuk melapisi permukaan kertas.
Selain itu kopal juga digunakan sebagai bahan vernis, pekerat, bahan pembuatan cat, bahan pelapis tekstil hingga bahan kosmetik.
Demikianlah penjelasan dari salah satu jenis makhluk hidup yang memiliki peranan sangat penting bagi kehidupan manusia tersebut.
Tanpa keberadaannya, sangatlah sulit bagi manusia untuk dapat bertahan hidup.
Semoga dengan artikel ini dapat menambah wawasan kita semua.
Editor:
Mega Dinda Larasati
[/read]