Biosfer: Pengertian, Karakteristik, Penyusun, dan Cagar Biosfer

Salah satu planet yang merupakan bagian dari sistem tata surya adalah bumi. Planet bumi merupakan planet paling istimewa dibandingkan dengan planet-planet lainnya.

Mengapa demikian? Karena planet ini dapat menjadi hunian ternyaman bagi makhluk hidup.

Apakah Anda tahu bahwa bumi terdiri atas lapisan-lapisan? Lapisan tersebut tentu memiliki fungsi tertentu dan menjaga kita di bumi tercinta ini. Lapisan-lapisan tersebut dibagi menjadi tiga yaitu litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Ketiga lapisan tersebut merupakan bagian dari biosfer.

Lansekap di Biosfer Kutub Utara

1. Pengertian

Biosfer berasal dari dua kata yaitu bios yang berarti hidup dan shpeira yang berarti lapisan. Secara etimologis, pengertian biosfer adalah lapisan yang ditempati oleh makhluk hidup atau seluruh ruang yang dihuni oleh makhluk hidup.

Menurut Mc Knight (1984;253), biosfer merupakan “The biosphere consists of the incredibly numerous and diverse array of individual organism – plant and animal – that populate our planet” dalam bahasa Indonesia berarti biosfer terdiri atas individu organisme – tanaman dan hewan – dan jumlahnya di planet ini yang sangat banyak dan beragam.

Bumi merupakan tempat hidup seluruh makhluk hidup meliputi manusia, flora dan fauna. Salah satu makhluk yang paling unik adalah manusia karena manusia lebih memegang peran dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Manusia dapat mengendalikan kehidupan dirinya sendiri bahkan makhluk lain. Namun, kajian biosfer pada artikel ini hanya mencakup flora dan fauna saja.

2. Karakteristik Biosfer

Kajian biosfer hanya berfokus pada flora dan fauna karena karakteristik biosfer berkaitan dengan persebaran flora dan fauna.

Terdapat 18 karakteristik biosfer di antaranya fauna di padang rumput, fauna di tengah gurun, fauna di daerah tundra, fauna di daerah hutan tropis, fauna di daerah taiga, fauna di daerah kutub, fauna di daerah perairan, hutan hujan tropika, hutan musim tropika, hutan hujan iklim sedang, hutan gugur, hutan taiga, steva, sabana, tundra, gurun, terumbu karang, dan padang lamun.

[read more]

2.1 Karakteristik Fauna

Berikut adalah berbagai karakteristik fauna dari berbagai ekosistem yang ada dalam sistem biosfer:

  1. Fauna padang rumput biasanya didominasi oleh herbivora karena tempat ini cukup air dan rumput-rumput segar yang merupakan makanan bagi hewan herbivora.
  2. Fauna di daerah gurun biasanya merupakan hewan kecil seperti semut, kalajengking dan terdapat juga hewan besar yaitu unta yang memiliki punduk yang berfungsi untuk menjaga ketersediaan air. Padang gurun merupakan daerah panas dengan ketersediaan air yang sedikit.
  3. Fauna di daerah tundra adalah fauna yang berdarah hangat dan mempunyai bulu yang tebal seperti beruang kutub. Daerah tundra merupakan daerah yang dingin karena daratannya dilapisi oleh es atau salju. Fauna yang habitatnya di daerah ini lebih sedikit dibandingkan dengan gurun.
  4. Fauna di daerah hutan tropis biasanya didominasi oleh herbivora hutan tropis. Daerah hutan tropis merupakan tempat yang paling nyaman dan bersahabat yang sepanjang tahun disinari matahari dan memiliki curah hujan yang tinggi.
  5. Fauna di daerah taiga biasanya termasuk jenis burung yang sedang bermigrasi karena habitatnya  mengalami musim gugur.
  6. Fauna yang habitatnya di daerah kutub memiliki ciri-ciri yang sama dengan daerah tundra, tetapi daerah kutub lebih ekstrem dibandingkan dengan tundra.

2.2 Karakteristik Hutan (Flora)

Berikut adalah karakteristik dari berbagai flora di habitat-habitat tertentu:

  1. Hutan hujan tropis memiliki ciri curah hujan yang tinggi dan sinar matahari sepanjang tahun.
  2. Hutan musim tropika merupakan hutan musim dengan ciri pohon yang menggugurkan daunnya.
  3. Hutan hujan iklim sedang memiliki vegetasi yang berukuran tinggi namun populasinya kurang dari hutan tropis.
  4. Hutan gugur memiliki vegetasi dengan pohon yang kuat, tinggi, serta berdaun lebar.
  5. Hutan taiga merupakan hutan dengan suhu rendah biasanya dekat dengan daerah kutub.
  6. Stepa merupakan istilah lain dari padang rumput.
  7. Sabana merupakan salah satu bentuk padang rumput yang mempunyai pohon kerdil dan pohon-pohon tersebut tumbuh secara bergerombol.
  8. Tundra merupakan daerah kutub, biasanya hanya ditumbuhi oleh lumut.
  9. Gurun merupakan daerah berpasir yang mempunyai ketersediaan air yang sangat sedikit.
  10. Terumbu karang merupakan flora yang berasal di laut.
  11. Padang lamun merupakan pohon yang berbunga dan tumbuh di air.

3. Penyusun Biosfer

Atmosfer sebagai Bagian Biosfer

Penyusun biosfer terdiri atas tiga lapisan utama yaitu atmosphere, litosphere, dan hydrosphere.

3.1 Atmosfer

Atmosphere berasal dari dua kata, yaitu atmo yang artinya udara dan sphere yang berarti lapisan sehingga atmosphere merupakan lapisan udara yang berada di permukaan bumi. Masing-masing penyusun biosfer tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Atmosphere meliputi empat lapisan yaitu Lapisan troposfer, lapisan stratosfer, lapisan mesosfer, dan lapisan termosfer atau ionosfer.

  • Lapisan troposfer adalah lapisan atmosphere yang paling bawah dan paling dekat dengan permukaan bumi yang mempunyai ketinggian 0 hingga 12 km dari permukaan air laut.
  • Lapisan stratosfer adalah lapisan kedua dari permukaan bumi yang mempunyai ketinggian dari 12 hingga 50 km dari permukaan air laut.
  • Lapisan mesosfer adalah lapisan ketiga atmosphere yang mempunyai ketinggian 50 hingga 80 km dari permukaan air laut.
  • Lapisan yang paling panas adalah lapisan termosfer atau ionosfer yang memiliki ketinggian 80 hingga 700 km dari permukaan air laut.

3.2 Litosfer

Lithosphere berasal dari dua kata yaitu lithos yang artinya batuan, dan sphere yang berarti lapisan. Dengan kata lain, pengertian lithosphere adalah lapisan kulit bumi yang paling luar yang memiliki ketebalan 1200 km dan berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3.

Lapisan penyusun lithosphere antara lain lapisan sial (silisium aluminium) dan lapisan sima (silisium magnesium). Lapisan sial (silisium aluminium) merupakan lapisan yang mengandung batuan granit, sedimen, dan batuan lainnya yang terdapat di daratan benua, sedangkan lapisan sima (silisium magnesium) merupakan lapisan yang elastis dan memiliki ketebalan rata-rata 65 km3.

3.3 Hidrosfer

Hydrosphere berasal dari dua kata yaitu hidros yang artinya air dan sphere yang artinya lapisan. Hydrosphere di permukaan bumi meliputi sungai, danau, laut, air tanah, samudera, dan uap air yang terdapat di lapisan udara (Sugiharyanto 2007).

4. Cagar Biosfer

Tutupan Tajuk di Hutan Hujan Tropis

Tempat makhluk hidup mempertahankan hidupnya dinamakan dengan habitat. Habitat setiap makhluk hidup berbeda-beda dan tidak bisa suatu makhluk hidup dipaksakan untuk hidup di habitat makhluk hidup lain.

Flora dan fauna sangat berperan bagi kehidupan manusia. Manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa keberadaan flora dan fauna. Oleh sebab itu, kelestarian flora dan fauna sangat diperlukan guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Namun peningkatan jumlah penduduk yang semakin pesat, menyebabkan kebutuhan akan flora dan fauna menjadi lebih meningkat dibandingkan sebelumnya.

Selain kebutuhan akan flora dan fauna, manusia juga membutuhkan tempat tinggal yang menyebabkan terjadinya perubahan penggunaaan lahan yang meningkat. Lahan yang semulanya merupakan lahan hutan atau lahan pertanian berubah menjadi lahan permukiman, hal ini biasa disebut dengan deforestasi.

Hal tersebut tentu saja berdampak pada habitat flora dan fauna yang tinggal di dalamnya. Populasi flora dan fauna untuk memenuhi kebutuhan manusia menjadi semakin berkurang. Namun, masalah tersebut dapat teratasi dengan perkembangan teknologi pertanian yang dapat memenuhi kebutuhan manusia.

Pelestarian sumber daya hayati perlu dilakukan agar populasi flora dan fauna tidak menurun terus menerus. Terdapat salah satu konsep yang dapat terapkan untuk melestarikan SDH yaitu cagar biosfer.

Cagar biosfer adalah kawasan ekosistem yang dapat mencapai keseimbangan antara pelestarian keanekaragaman hayati, pembangunan ekonomi, dan pelestarian kebudayaan. Cagar biosfer berperan sebagai pelestarian keragaman komunitas hayati dengan melestarikan keanekaragaman genetika dan evolusi agar dapat berjalan terus, cagar alam sebagai tempat penelitian ekologi dan lingkungan, dan cagar alam dapat digunakan sebagai tempat untuk sarana-prasarana diklat.

Cagar biosfer tebagi ke dalam tiga zonasi wilayah yaitu zona inti, zona penyangga, dan zona transisi.

  1. Zona inti merupakan kawasan konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistem yang hanya diperbolehkan untuk penelitian yang tidak berdampak terhadap kerusakan dan pendidikan.
  2. Zona penyangga berada diluar zona inti yang penggunaannya terbatas dan hanya diperbolehkan untuk kegiatan tidak mengeksploitasi seperti pendidikan, penelitian, dan rekreasi.
  3. Zona transisi merupakan zona yang berada di luar zona penyangga yang hanya diperbolehkan untuk pertanian, permukiman dan penggunaan lainnya.

Sejak tahun 1977, Indonesia telah mengenal cagar biosfer. Di tahun tersebut, ada 4 wilayah yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfer di Indonesia. Cagar biosfer tersebut berada di sekitar taman nasional yang berada di Pulau Komodo, Cibodas, Lore Lindu, dan Tanjung Puting. Saat ini, Indonesia sudah memiliki 8 cagar biosfer. Cagar biosfer tambahan adalah Pulau Siberut, Gunung Leuser, Giam Siak Kecil-Bukit Batu, dan Taman Laut Wakatobi.

5. Faktor yang Mempengaruhi Biosfer

Kondisi biosfer dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya iklim, kondisi geologi, ketinggian tempat, dan faktor biotik.

5.1 Iklim

Iklim merupakan faktor paling utama yang mempengaruhi biosfer. Menurut Sunarto (1991), iklim merupakan suatu kondisi suhu dan kelembaban udara di suatu wilayah dalam jangka waktu yang panjang.

Tidak seluruh makhluk hidup dapat tinggal dan menetap di berbagai jenis iklim. Beberapa makhluk hidup tinggal di iklim tropis dan beberapa lainnya tinggal pada iklim subtropis. Panjang bentang ikim akan mempengaruhi besarnya populasi suatu makhluk hidup. Semakin panjang bentang iklim yang dimiliki, memungkinkan populasi organisme makhluk hidup semakin banyak.

5.2 Geologi

Faktor kedua yang berpengaruh terhadap kondisi biosfer adalah kondisi geologi. Kondisi geologi merupakan seluruh kondisi lingkungan fisik yang berada di sekitar lingkungan biosfer tertentu. Cakupan kondisi geologi yaitu air, udara, suhu, dan berbagai faktor lainnya. Lingkungan biosfer yang memiliki kelengkapan kondisi geologi yang tinggi menunjukkan wilayah tersebut memiliki populasi organisme makhluk hidup yang tinggi.

5.3 Ketinggian Tempat

Faktor ketiga yang mempengaruhi biosfer adalah ketinggian tempat. Tidak semua makhluk hidup dapat hidup di daerah tinggi ataupun di daerah rendah. Oleh sebab itu, ketinggian tempat mempengaruhi suatu lingkungan biosfer. Bahkan terdapat tempat yang benar-benar tidak bisa ditinggali oleh makhluk karena memiliki ketinggian tempat yang sangat tinggi.

5.4 Faktor Biotik

Selain iklim, kondisi geologi, dan ketinggian tempat faktor terakhir yang mempengaruhi biosfer yaitu faktor biotik. Suatu makhluk hidup memiliki faktor-faktor yang dapat mendukung keberlangsungan hidup mahluk hidup lainnya.

Keadaan tersebut disebut dengan faktor biotik. Sebagai contoh, pohon merupakan faktor biotik berbagai macam makhluk hidup seperti burung, bajing, dan tupai karena pohon dapat memenuhi kebutuhan makhluk hidup tersebut yaitu menjadikan pohon sebagai tempat tinggal dan sumber maknannya.

Oleh sebab itu, semakin banyak faktor biotik yang berada di sutu lingkungan biosfer tertentu, akan meningkatkan populasi suatu organisme makhluk hidup.

 

Jagalah bumi kita agar tetap lestari dan kita dapat hidup dengan nyaman di dalamnya.

[/read]