Apa yang Anda pikirkan tentang hutan? Mungkin terlintas di pikiran Anda bahwa hutan merupakan sebuah kawasan yang didominasi oleh pepohonan lebat.
Kawasan yang didominasi pepohonan ini hanya dapat dianggap sebagai hutan ketika kawasan tersebut memiliki kemampuan menciptakan kondisi iklim mikro yang khas dan berbeda dengan bagian luar.
Sepertiga dari daratan bumi terdiri atas hutan yang memberikan dukungan kehidupan bagi milyaran makhluk hidup di bumi. Tak heran jika manfaat hutan sangat dirasakan oleh makhluk di bumi karena merasuk ke berbagai aspek kehidupan.
1. Sekilas tentang Hutan
Menurut Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
Pengertian dan definisi hutan lebih lengkap dapat diakses melalui artikel “Pengertian Hutan“.
Hutan mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu fungsi konservasi, fungsi lindung, dan fungsi produksi sehingga dikenal tiga jenis hutan berdasarkan fungsinya yaitu hutan lidung, hutan konservasi, dan hutan produksi.
Hutan merupakan penyangga kehidupan yang bermanfaat bagi makhluk hidup di bumi seperti pengatur tata air, penyerap karbondioksida, penghasil oksigen, dan pencegah erosi.
Hutan juga disebut-sebut sebagai tempat persembunyian terakhir bagi beberapa flora dan fauna yang terusir oleh masifnya pembangunan manusia.
Sumber daya hutan yang melimpah membuat hutan diperhitungkan dalam peningkatan ekonomi suatu negara.
Manfaat hutan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu manfaat tangible dan manfaat intangible.
Manfaat tangible dapat dilihat secara fisik dan dirasakan secara langsung kebermanfaatannya seperti hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu.
Sedangkan manfaat intangible merupakan manfaat yang tidak dapat dilihat secara fisik yang secara tidak langsung memberikan kebermanfaat yang cukup besar bagi kehidupan.
Menurut Affandi dan Patana (2002) manfaat intangible dapat berupa pengaturan tata air, pendidikan, rekreasi, kenyamanan lingkungan, dan lain-lain.
Terlepas dari manfaat hutan tangible maupun intangible, hutan memberikan kebermanfaatan yang nyata dalam berbagai aspek ekologi, ekonomi, dan sosial yang akan diuraikan sebagai berikut.
2. Manfaat Hutan dalam Hal Klimatologis
Mengurangi penguapan air tanah, menjaga kelembapan udara dan menjaga suhu udara agar tetap stabil merupakan beberapa manfaat klimatologis hutan.
Hutan mempengaruhi presipitasi melalui peningkatan penguapan dan tutupan awan sehingga memberi efek pendinginan di sebuah kawasan tertentu.
Hutan berperan dalam mitigasi perubahan iklim.
Sebagaimana kita ketahui, perubahan iklim terus terjadi saat ini dan kita tidak dapat menghentikannya.
Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menjaga hutan.
Hutan dapat mengurangi emisi dan meningkatkan penyerapan gas rumah kaca terutama CO2 melalui proses fotosintesis.
Tidak heran jika hutan disebut sebagai paru-paru dunia sebab di hutan pepohonan berfungsi menyerap karbondioksida (CO2) dan menghasilkan oksigen (O2) melalui fotosintesis.
[read more]
3. Manfaat Ekologis
Tajuk hutan yang relatif lebar dan lebat dapat mengurangi run off yang disebabkan air hujan.
Berkurangnya run off membuat kesuburan tanah terjaga sehingga hutan berperan dalam mempertahankan kesuburan tanah.
Selain mempertahankan, hutan dapat menambah kesuburan melalui dekomposisi serasah yang dihasilkan.
Hutan sebagai habitat berbagai jenis tumbuhan dan satwa menyimpan keanekaragaman hayati yang tinggi.
Berbagai jenis tumbuhan dari habitus herba, perdu, epifit, liana, semak, belukar sampai pohon terdapat di hutan.
Begitupun dengan satwa, dari mega fauna sampai mikrofauna terdapat di hutan.
Tumbuhan dan satwa serta ekosistem di dalamnya terjaga dengan baik sehingga hutan memiliki fungsi konservasi yang patut dipertahankan.
Penyerapan dan penyimpanan karbon merupakan manfaat hutan dalam aspek ekologis.
Meskipun sektor kehutanan menyumbang emisi CO2 sebesar 17,3% dari total emisi gas rumah kaca lainnya di atmosfer (IPCC 2007). Namun, hutan juga menyerap CO2 melalui proses fotosintesis.
Melalui proses fotosintesis, CO2 diubah menjadi karbohidrat yang disimpan dalam bentuk biomassa pada akar, batang, cabang, ranting, daun, serta buah.
4. Manfaat Hidrologis
Salah satu manfaat hidrologis hutan adalah tempat menyimpan dan menampung air hujan.
Tumbuh-tumbuhan di hutan mengikat air yang terserap ke tanah sehingga mengurangi lolosnya air ke tanah lebih dalam.
Hal ini mampu mengurangi kejadian bencana alam seperti banjir pada daerah yang datar, maupun longsor pada daerah berlereng.
Pada musim kemarau, simpanan air hujan digunakan oleh vegetasi-vegetasi di hutan maupun sekitar hutan sehingga mencegah terjadinya kekeringan.
Secara fisik, hutan memiliki pohon-pohon bertajuk lebar dan rapat yang memiliki salah satu fungsi mengurangi daya air hujan sehingga tidak menyentuh langsung lantai hutan.
Tajuk hutan yang lebar dan rapat dapat mengurangi run off yang terjadi.
Dengan berkurangnya laju run off di hutan, laju erosi yang disebabkan air hujan akan berkurang.
Dengan berkurangnya laju erosi, sedimentasi yang merupakan proses pengendapan yang disebabkan erosi pun berkurang.
Manfaat hidrologis hutan bagi kehidupan, tidak terbatas hanya di daratan.
Di daerah pesisir, hutan mangrove berperan dalam mencegah abrasi, memecah ombak, dan sebagai habibat beberapa biota laut.
Seperti fungsi hutan pada umumnya, hutan mangrove berfungsi sebagai pengatur tata air tanah di wilayah pesisir.
Tersimpannya air tanah di wilayah pesisir dapat mencegah intrusi air laut.
Menurut Putranto dan Kusuma (2009) intrusi air laut adalah proses masuk atau menyusupnya air laut ke dalam pori-pori batuan dan mencemari air tanah yang terkandung di dalamnya.
5. Manfaat Ekonomi
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki hutan terluas di dunia masih mengandalkan hasil hutan sebagai sumber perekonomian negara.
Hingga kini, Hasil Hutan Kayu (HHK), Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) maupun jasa lingkungan dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan sektor perekonomian.
Kayu merupakan salah satu bahan pokok yang digunakan untuk bahan bangunan, furniture, maupun pembuatan kertas.
Selain kayu, hasil hutan bukan kayu seperti getah, buah, rotan, atsiri, dan resin dapat digunakan untuk berbagai bahan baku industri turunannya yang diekspor ke berbagai negara.
Kegiatan ekspor merupakan salah satu kegiatan untuk mendapatkan devisa.
Sektor kehutanan Indonesia sebagai penyumbang devisa dengan mengekspor hasil kutan kayu maupun bukan kayu memiliki potensi yang besar dalam peningkatan perekonomian.
Dilansir dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2018), tercatat 12,17 Milyar US Dollar disumbangkan sebagai devisa negara tahun 2018 dari aktivitas perdagangan sektor hasil hutan.
Angka ini tercatat merupakan rekor tertinggi yang diperoleh sektor kehutanan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Selain manfaat ekonomi negara, hutan juga merupakan sumber ekonomi masyarakat sekitar hutan.
Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan melakukan aktivitas dengan memanfaatkan hasil hutan kayu maupun bukan kayu untuk memenuhi kebutuhannya.
Akses masyarakat untuk mengelola dan memanfaatkan hutan untuk perekonomian kini dipermudah dengan program yang dicanangkan pemerintah yaitu Perhutanan Sosial.
Perhutanan Sosial ini disesuaikan dengan fungsi hutan dan dikelola secara lestari.
6. Manfaat Sosial dan Budaya
Sebelum zaman modern seperti sekarang, seluruh masyarakat dunia memanfaatkan hasil hutan untuk kebutuhan sehari-hari sehingga interaksi antara manusia dan hutan sudah terjalin sangat lama.
Di berbagai tempat, hutan sering digunakan sebagai tempat mengadakan ritual budaya.
Biasanya ritual yang dilakukan erat kaitannya dengan kegiatan pertanian ataupun kegiatan lainnya yang memanfaatkan hutan.
Misalnya masyarakat adat Kasepuhan Pasir Eurih Lebak, Banten yang melakukan ritual ketika akan menanam padi yang terdiri dari tujuh tahapan, yaitu:
- asup leuweung (masuk ke hutan),
- ngibakeun (memandikan padi),
- ngubaran (memberi obat padi),
- mapag pare beukah (menjemput pada tumbuh),
- beberes (beres-beres), serta
- ngadiukeun dan nganyaran (pertama kali dimakan).
Di akhir masa tani, masyarakat setempat mengadakan upacara seren tahun yang merupakan perayaan masa panen yang juga menandakan tahun tani baru.
Beberapa kebudayaan suku tertentu memerlukan hutan.
Suku Baduy merupakan suku yang terkenal di Indonesia dengan kearifan lokalnya dalam mengelola hutan dan memegang teguh nilai-nilai kebudayaan di zaman sekarang ini.
Masyarakat Baduy bermukim di kaki Pegunungan Kendeng yang berada di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten.
Permukiman Suku Baduy berjarak kira-kira 40 km dari Rangkasbitung.
Dalam pengeloaan sumber daya hutan, Suku Baduy memiliki aturan dalam pembagian wilayah menjadi tiga zonasi, yaitu
- zona reuma (pemukiman),
- zona heuma (tanah garapan dan tegalan), dan
- zona leuweung kolot (hutan tua).
Leuweung kolot merupakan hutan primer yang secara turun-temurun dijadikan hutan tetap.
Hutan tersebut dilindungi oleh adat dan dikeramatkan, seperti hutan lindung (leuweung titipan/ kolot), dan hutan lindungan kampung (hutan lindungan lembur) yang terletak di tempat yang dikeramatkan oleh Masyarakat Baduy yang berupa hutan pegunungan dan mata air.
7. Manfaat Hutan sebagai Cadangan Lahan
Laju pertumbuhan penduduk dunia yang pesat menyebabkan kebutuhan akan lahan meningkat pula.
Tidak dapat dipungkiri bahwa lahan hutan menjadi pilihan untuk menjadi cadangan lahan pertanian maupun cadangan lahan permukiman.
Tidak serta merta, hutan dapat dikonversi menjadi lahan pertanian maupun permukiman.
Hutan yang dapat dialihfungsikan menjadi lahan tersebut adalah hutan produksi yang dapat dikonversi.
Hutan tersebut memiliki skoring faktor kelerengan, curah hujan, dan jenis tanah dengan nilai 124 atau kurang.
8. Manfaat Edukasi
Berbagai metode memiliki relevansi yang beragam bergantung pada pengguna informasi.
Hutan ibarat cerminan akan masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Apa yang sudah dan akan kita lakukan untuk hutan dan lingkungan hidup?
Hutan sebagai saksi hidup yang menunggu kita untuk mengulik satu persatu.
Salah satu caranya sebagai tempat melakukan penelitian maupun pengenalan sejak dini terhadap alam dan pendidikan karakter yang berwawasan lingkungan.
Hal lain dari manfaat ini adalah sebagai sebuah sarana belajar pengelolaan hutan baik dalam skala kecil, menengah, maupun skala besar bagi kaum akademis maupun non akademis.
9. Manfaat Hutan Lainnya
Hutan memiliki manfaat sumber daya lainnya yang tersimpan selama ribuan tahun.
Salah satu manfaat hutan yaitu penyimpan bahan mineral.
Potensi inilah yang menimbulkan keinginan para pengusaha untuk memanfaatkannya sebagai tambang bahan mineral sampai tambang batu bara.
Area kawasan hutan dapat dialihfungsikan menjadi areal penggunaan lain seperti pertambangan dengan sistem pinjam pakai kawasan hutan.
Sistem pinjam pakai kawasan hutan dapat diterapkan jika perusahaan tambang tersebut sudah memenuhi persyaratan-persyaratan terutama dalam hal kemampuan melakukan reklamasi dan mengembalikan objek pinjam pakai kawasan hutan seperti semula.
Banyak sekali manfaat yang hutan berikan untuk kehidupan mahluk hidup di Bumi. Oleh karena itu hutan perlu dikelola dan dimanfaatkan dengan bijak agar tidak terjadi kerusakan yang merugikan mahluk hidup.
Dengan terjaganya kelestarian hutan, kehidupan mahluk hidup di bumi akan selalu terpenuhi.
Mari menjaga hutan agar generasi mendatang masih menerima kebermanfaatan hutan secara optimal.
Referensi:
Affandi O, Patana P. 2002. Penelitian Perhitungan Nilai Ekonomi Pemanfaatan Hasil Hutan Non Marketable oleh Masyarakat Desa Sekitar Hutan. Medan(ID): Universitas Sumatera Utara.
Putranto TT, Kusuma KI. 2009. Permasalahan air tanah pada daerah urban. Jurnal Teknik. 30(1) : 48-56.
[/read]