Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) merupakan salah satu taman nasional yang ada di Pulau Jawa. Taman nasional ini memiliki keunikan tersendiri dengan adanya Gunung Ciremai yang merupakan gunung api tertinggi di Jawa Barat. TNGC juga merupakan taman nasional yang memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi. Kawasan ini merupakan habitat dari berbagai satwa liar, unik, bahkan langka.
Selain menjadi kawasan konservasi, TNGC juga memiliki potensi wisata alam yang tak boleh diremehkan. Taman nasional ini memiliki beberapa objek wisata alam yang sangat mempesona, seperti Curug Putri, Telaga Remis, Situ Cicerem, Sumur Tujuh Cikajayaan, Bumi Perkemahan, Situ Sangiang, dan Puncak Gunung Ciremai.
Berikut ini beberapa informasi mengenai Taman Nasional Gunung Ciremai yang wajib kamu ketahui!
1. Letak Geografis dan Luas Kawasan
Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) secara administratif terletak di dua kabupaten yaitu Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Total luas kawasan hutan TNGC kurang lebih 15.859,17 Ha, dengan luas 6.927,9 Ha terletak di Kabupaten Majalengka dan 8.931,27 Ha di Kabupaten Kuningan. Secara geografis, taman nasional ini terletak di 108°21’35” BT-108°28’00” BT dan 6°50’25” LS-6°58’26” LS.
Taman nasional ini berbatasan dengan Kabupaten Cirebon di sebelah utara, sedangkan batas-batas di sebelah selatan terletak di wilayah Cigugur, Kadugede, Nusaherang, dan Darma. Di sebelah timur, batas-batas TNGC terletak di Kecamatan Cilimus, Kecamatan Jalaksana, dan Kecamatan Kramatmulya. Di sebelah barat, batas-batas TNGC berada di Majalengka.
Gunung Ciremai yang terdapat di dalam kawasan taman nasional merupakan gunung api soliter. Gunung api yang memiliki tinggi 3.078 mdpl ini memiliki kawah ganda dengan radius 600 m dan berkedalaman kurang lebih 250 m.
2. Iklim dan Topografi
Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai beriklim B dan C dengan curah hujan 2000-4000 mm/tahun. Berdasarkan kondisi iklim tersebut, hutan di kawasan ini dibedakan atas hutan dataran tinggi basah di bagian selatan dan hutan dataran tinggi yang lebih kering di sebelah utara.
Kawasan hutan Taman Nasional Gunung Ciremai merupakan virgin forest yang termasuk hutan hujan dataran rendah, hutan hujan pegunungan, dan hutan pegunungan sub alpin.
Kondisi topografi taman nasional ini bergelombang (64%) dan curam (22%), berbukit sampai bergunung. Puncak tertinggi mencapai 3.078 mdpl di puncak Gunung Ciremai.
Tanah di kawasan taman nasional ini termasuk jenis regosol, latosol, dan andosol. Jenis batuan yang berada di kawasan ini termasuk batuan endapan vulkanik tua dan batu endapan vulkanik muda.
[read more]
3. Sejarah Taman Nasional
Pada tanggal 22 September 1930, Pemerintahan Hindia Belanda menunjuk kawasan hutan Gunung Ciremai sebagai kelompok hutan tutupan.
Kelompok hutan tutupan ini kemudian ditetapkan sebagai Hutan Lindung pada tahun 2003. Hutan Lindung Gunung Ciremai dikelola oleh Perum Perhutani dan masuk ke dalam wilayah kerja KPH Kuningan dan KPH Majalengka.
Melalui Surat Nomor 522/1480/Dishutbun perihal: Proposal Kawasan Hutan Gunung Ciremai sebagai kawasan Pelestarian Alam, Bupati Kuningan mengajukan perubahan fungsi kawasan hutan lindung pada Kelompok hutan Gunung Ciremai menjadi Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) pada tanggal 26 Juli 2014.
Melalui Surat Nomor 522/2394/Hutbun perihal: Usulan Gunung Ciremai sebagai kawasan Pelestarian Alam, Bupati Majalengka mengajukan perubahan fungsi kawasan hutan lindung pada Kelompok hutan Gunung Ciremai menjadi Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) pada tanggal 13 Agustus 2014.
Pimpinan DPRD Kabupaten Kuningan menyampaikan Surat No. 661/266/DPRD kepada Menteri Kehutanan perihal: Dukungan atas usulan pengelolaan kawasan Hutan Gunung Ciremai sebagai Kawasan Pelestarian Awal (KPA) pada tanggal 1 September 2004.
Pada tanggal 19 Oktober 2004, Kementerian Kehutanan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 424/Menhut-II/20114 tentang perubahan fungsi kawasan hutan Gunung Ciremai seluas 15.500 Ha terletak di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat sebagai Taman Nasional.
Pada tahun 2007 pengelola definitif Balai Taman Nasional Gunung Ciremai baru memiliki struktur organisasi dan menjalankan peranannya sebagai pengelola TNGC. Keputusan tersebut diputuskan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional.
Hingga saat ini TNGC sudah memiliki 70 orang pegawai yang terdiri dari pegawai struktural, pegawai nonstruktural, dan fungsional yang terbagi menjadi dua Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) di Kuningan dan Majalengka.
4. Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem
Taman Nasional Gunung Ciremai memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi. Selain itu, taman nasional ini juga merupakan habitat bagi flora fauna yang unik dan langka.
4.1 Keanekaragaman Flora
Flora yang terdapat di hutan Taman Nasional Gunung Ciremai didominasi oleh jenis Huru (Lisea spp.), Mara (Macaranga tanarius), Saninten (Castonopss argentea), Mareme (Glochidion sp.), Puspa (Schima wallichii), Ki Sapu (Eurya acuminate), dan lain sebagainya.
TNGC juga memiliki lebih dari 119 koleksi tumbuhan di antaranya 40 jenis anggrek. Jenis anggrek yang mendominasi adalah jenis Vanda tricolor dan Eria sp. Selain anggrek, terdapat pula jenis tanaman hias lainnya seperti Kantong Semar (Nepenthaceae) dan Dadap Jingga (Erythrina).
4.2 Keanekaragaman Fauna
Selain keanekaragaman flora yang tinggi, kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai juga memiliki tingkat keanekaragaman fauna yang tinggi. Terdapat beberapa satwa langka yang ada di kawasan ini misalnya Elang Jawa (Spyzaetus bartelsi), Surili (Presbytis comate), dan Macan Kumbang (Panthera pardus).
Jenis satwa liar lainnya yang hidup di kawasan TNGC antara lain Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Engkek Kiling (Cissa thalassina), Ular Sanca (Phyton molurus), Kijang (Muntiacus muntjak), dan lain sebagainya.
Terdapat pula dua jenis burung yang kini terancam punah yaitu Cica Matahari (Crocias albonotatus) dan Poksai Kuda (Garrulax rufrifons).
5. Masyarakat Sekitar Taman Nasional
Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai terletak di dua kabupaten yaitu Kabupaten Majalengka di sebelah barat dan Kabupaten Kuningan di sebelah timur. Mayoritas masyarakat merupakan Suku Sunda dan memeluk agama islam.
Sebagian besar masyarakat sekitar TNGC hanya mengenyam pendidikan hingga bangku sekolah dasar. Mata pencaharian masyarakat sekitar TNGC sebagian besar adalah petani atau buruh tani.
Kondisi sosial ekonomi ini membuat masyarakat sekitar TNGC melakukan berbagai aktivitas memanfaatkan sumber daya alam yang ada di kawasan TNGC. Aktivitas tersebut di antaranya pemanfaatan lahan untuk pertanian, pengambilan hasil hutan kayu/ non kayu, pengelolaan wisata alam, dan lain sebagainya. Masyarakat sekitar TNGC juga memanfaatkan sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti kebutuhan pertanian, perikanan, dan suplai PDAM.
Masyarakat sekitar TNGC juga aktif dalam pengelolaan wisata alam. Beberapa masyarakat berperan aktif menjadi petugas loket, pemandu, menyewakan kendaraan, penjaga kamar mandi umum, penjual makanan/ minuman, petugas kebersihan, dan lain sebagainya.
Beberapa ritual kepercayaan juga masih dilakukan oleh masyarakat sekitar TNGC di beberapa situs budaya dan sejarah yang ada.
Masyarakat sekitar TNGC juga aktif mengikuti program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) yang dikembangkan oleh Perhutani. Salah satu program PHBM adalah melibatkan masyarakat dalam kegiatan tumpang sari tanaman sayuran di bawah tegakan pinus.
Pihak BTNGC juga menjalankan berbagai bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti kehutanan (agroforestry, pembangunan hutan keluarga, pembibitan), pertanian (usaha tani terpadu, pembuatan pupuk organik), dan perikanan (budidaya ikan, pengembangan empang).
6. Potensi Wisata Alam Taman Nasional
Selain memiliki fungsi utama sebagai kawasan konservasi, Taman Nasional Gunung Ciremai juga menyimpan pesona keindahan alam yang luar biasa. Jadi tak heran jika taman nasional ini juga dikenal sebagai objek wisata alam yang sayang untuk dilewatkan.
Terdapat beberapa objek wisata menarik yang dapat kamu kunjungi baik di Kabupaten Kuningan maupun Kabupaten Majalengka. Wisata alam yang ada di Kabupaten Kuningan antara lain Lembah Cilengkrang, Curug Sawer, Curug Putri, Telaga Remis, dan lain sebagainya. Sedangkan objek wisata yang dapat kamu kunjungi di wilayah Kabupaten Majalengka antara lain Curug Tonjong, Paronama Sadarehe, dan lain sebagainya.
6.1 Curug Putri
Curug Putri merupakan salah satu air terjun yang ada di kawasan TNGC. Kamu dapat mencapai lokasi ini dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 300 m dari pos masuk. Jalan untuk menuju Curug Putri sangat mudah untuk dilalui. Curug yang memiliki ketinggian 20 m ini wajib dikunjungi oleh kamu yang ingin merasakan ketenangan dan kesegaran refleksi alam.
6.2 Telaga Remis
Telaga Remis merupakan salah satu wisata sejarah karena tempat ini menjadi saksi bisu segala aktivitas Kerajaan Mataram. Selain nilai sejarahnya, telaga ini juga menawarkan berbagai aktivitas wisata seperti memancing dan mengayuh sepeda air.
Telaga yang memiliki luas 2,82 ha ini juga dikelilingi oleh tegakan pinus. Jadi selain menikmati keindahan telaga, kamu juga bisa berjalan-jalan di bawah tegakan pinus yang rindang. Lokasi ini juga sangat instagramable. Jangan lupa untuk membawa kamera kamu ya!
6.3 Situ Cicerem
Situ Cicerem merupakan sebuah danau yang terletak di kaki Gunung Ciremai. Air danau yang sangat jernih membuat danau ini dikenal juga dengan nama Danau Cermin.
Akses menuju objek wisata ini pun sangat mudah. Kamu dapat menggunakan kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat.
6.4 Sumur Tujuh Cikajayaan
Sumur Tujuh Cikajayaan merupakan salah satu objek wisata TNGC yang sangat sarad unsur religinya. Sumur yang dipercaya berumur ratusan tahun ini konon katanya merupakan tempat petilasan Wali Asal Cirebon.
6.5 Bumi Perkemahan
Bagi kamu yang gemar berkemah atau camping, kamu harus mengunjungi TNGC. Taman nasional ini memiliki banyak sekali area perkemahan atau bumi perkemahan yang tersebar di berbagai lokasi.
Jika kamu ingin berkemah di tengah tegakan pinus yang terhampar luas, kamu bisa memilih Bumi Perkemahan Cipanten.
Beberapa bumi perkemahan lainnya yang ada di kawasan TNGC antara lain Bumi Perkemahan Balong Dalem, Bumi Perkemahan Cibunarr, Bumi Perkemahan Palutungan, dan Bumi Perkemahan Woodland Hulu Ciawi.
6.6 Situ Sangiang
Situ Sangiang merupakan salah satu objek wisata di kawasan TNGC yang terletak 800 m sebelum Kota Talaga dari arah selatan. Selain dapat menikmati keindahan alam yang sangat indah, kamu juga dapat melakukan berbagai kegiatan menarik lainnya. Kegiatan lain yang dapat kamu lakukan misalnya bersampan, lintas alam, memancing, dan lain sebagainya.
6.7 Puncak Gunung Ciremai
Gunung Ciremai merupakan gunung api soliter yang berlokasi di TNGC. Gunung api ini merupakan salah satu ekosistem pegunungan yang memiliki keunikan yaitu letaknya tidak terlalu jauh dengan Laut Jawa. Hal ini tentunya jauh berbeda jika dibandingkan dengan gunung-gunung lainnya di Pulau Jawa. Gunung Ciremai juga merupakan gunung api strato atau masih aktif.
Gunung tertinggi di Provinsi Jawa Barat tentunya akan memberikan tantangan dan petualangan baru yang lebih menantang bagi kamu para pendaki. Selain medannya yang cukup berat, jalur menuju puncak Gunung Ciremai memiliki cuaca yang sering berubah-ubah. Ketersediaan mata air yang terbatas juga akan menambah kesulitan para pendaki.
Terdapat beberapa jalur pendakian Gunung Ciremai yaitu Jalur Pendakian Apuy, Jalur Pendakian Linggarjati atau Linggasana, dan Jalur Pendakian Palutungan, dan Jalur Pendakian Padabeunghar.
6.7.1 Jalur Pendakian Apuy
Jalur Pendakian Apuy terletak di kabupaten Majalengka. Akses menuju basecamp Apuy juga sangat mudah. Melalui jalur pendakian ini, kamu akan melewati 7 pos. Total waktu pendakian yang kamu butuhkan kurang lebih 7 jam di luar waktu istirahat dan menginap.
6.7.2 Jalur Pendakian Linggarjati/ Linggasana
Jalur pendakian Linggarjati dimulai dari Kabupaten Kuningan atau lebih tepatnya lagi di Desa Linggarjati. Sebelum masuk pos penjagaan untuk mengurus administrasi pendakian, kamu bisa mengunjungi Museum Sejarah Linggarjati. Situs sejarah ini pernah menjadi saksi sejarah penandatanganan Perjanjian Linggarjati.
Kamu akan melewati 11 pos jika menempuh jalur ini. Jalur pendakian ini memang pendek, namun cukup sulit karena kondisi jalannya yang sangat curam dan menanjak. Waktu pendakian yang harus kamu tempuh kurang lebih 11 hingga 12 jam.
Jangan lupa untuk memastikan kesiapan fisik dan perbekalan kamu cukup untuk menempuh pendakian melalui jalur ini.
6.7.3 Jalur Pendakian Palutungan
Jalur pendakian yang satu ini sangat disarankan untuk para pendaki pemula karena track yang harus ditempuh relatif landai meskipun lebih jauh dan memerlukan waktu lebih lama untuk menempuhnya. Jalur pendakian ini memiliki 8 pos yang dapat kamu singgahi. Pada umumnya pendakian melewati jalur ini dilakukan pada malam hari.
6.7.4 Jalur Pendakian Padabeunghar
Jalur pendakian yang satu ini terletak di perbatasan Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka. Jalur pendakian ini merupakan jalur pendakian yang sangat jarang digunakan oleh para pendaki.
7. Fasilitas Taman Nasional
Fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola Taman Nasional Gunung Ciremai memang sangat lengkap. Selain itu, pelayanan yang diberikan kepada para pengunjung TNGC juga sangat baik.
Fasilitas yang terdapat di TNGC ini antara lain area parkir kendaraan, mushola, kamar mandi umum, penginapan, tempat berkemah, warung, restaurant, pusat informasi, penyewaan kendaraan, pos jaga, dan lain sebagainya.
8.Balai Taman Nasional Gunung Ciremai
Alamat: Jalan Raya Kuningan-Cirebon Km 9 No.1 Manislor Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat 45554
Telp/ Fax: (0232) 613152
E-mail: btn_gciremai@ymail.com
Website: www.tngciremai.com
Facebook: @Balai Ciremai
Youtube: Database TNGC
Twitter: @BTNGC
IG: @gunung_ciremai
SPTN Wilayah I Kuningan:
Jalan Raya Cigugur Kel. Cigugur, Kuningan, Jawa Barat
SPTN Wilayah II Majalengka:
Jalan Raya Majalengka-Maja Km 4 Cigasong, Majalengka, Jawa Barat
Referensi:
Alampriangan. 4 Jalur Pendakian taman Nasional Gunung Ciremai [internet] [diakses 2018 Okt 14]. Terdapat pada: https://alampriangan.com/taman-nasional-gunung-ciremai/
Supriatna J. 2014. Berwisata Alam di Taman Nasional. Jakarta (ID): Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
CCN Indonesia. 2018. 7 Objek Wisata di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai [internet] [diakses 2018 Okt 14]. Terdapat pada: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20181003174746-269-335433/7-objek-wisata-di-kawasan-taman-nasional-gunung-ciremai
Pemerintah Kabupaten Kuningan. Taman Nasional Gunung Ciremai [internet] [diakses 2018 Okt 12]. Terdapat pada: https://www.kuningankab.go.id/sumber-daya-alam/taman-nasional-gunung-ciremai
Nugraha MC.2018. Keindahan Tersembunyi di Taman Nasional Gunung Ciremai [internet] [diakses 2018 Okt 14]. Terdapat pada: https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-4019852/n-a
Nyero.id. Gunung Ciremai: Objek Wisata Alam dengan Margasatwa Beragam [internet] [diakses 2018 Okt 14]. Terdapat pada: https://nyero.id/gunung-ciremai/
Teluk Love. 2013. Daya Tarik Objek Wisata Taman Nasional [internet] [diakses pada 2018 Okt 12]. Terdapat pada: https://www.teluklove.com/2017/03/daya-tarik-obyek-wisata-taman-nasional.html
TBGC. Sejarah TNGC [internet] [diakses 2018 Okt 12]. Terdapat pada: http://tngciremai.com/sejarah-tngc/
TNGCiremai. Wisata Utama Taman Nasional Gunung Ciremai [internet] [diakses 2018 Okt 14]. Terdapat pada: http://tngciremai.com/2015/03/wisata-utama-taman-nasional-gunung-ciremai/
Yuniarsih A, Marsono D, Pudyatmoko S, Sadono R. 2014. Zonasi Taman Nasional Gunung Ciremai Berdasarkan Sensitivitas Kawasan dan Aktivitas Masyarakat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 11(3): 239-259.
Editor: Mega Dinda Larasati
[/read]