Sabana atau banyak disebut dengan savanna merupakan salah satu jenis hutan yang diklasifikasikan menurut iklim. Sabana dapat kita jumpai di Indonesia terutama Indonesia bagian timur.
Tidak banyak yang mengetahui dan mengenal savanna.
Sebagian beranggapan bahwa savanna merupakan padang rumput, padahal savanna tidak hanya padang rumput saja. Ekosistem ini merupakan jenis ekosistem yang banyak ditemukan di daerah tropis yang memiliki curah hujan yang sedikit, tetapi tidak ekstrim.
Selain itu savanna didominasi oleh padang rumput yang diselingi oleh tumbuhnya beberapa jenis pohon berkayu.
Terbentuknya ekosistem ini dipengaruhi besar oleh temperature dan curah hujan yang sedikit.
Iklim akan mempengaruhi kondisi tanah dan vegetasi yang ada di ekosistem ini.
Vegetasi yang ada di ekosistem ini akan beradaptasi dengan mengeringkan ujung daun dan menggugurkan daun, tapi tidak sampai ke bagian pangkal daun.
Lalu, vegetasi akan memiliki sistem perakaran yang panjang untuk mencari air ke dalam tanah.
Semak dan rumput merupakan tumbuhan cepat tumbuh yang cocok untuk hidup di kondisi tersebut. Rumput dan semak muda ini merupakan pakan bagi fauna yang terdapat pada ekosistem ini.
1. Pengertian Sabana
Menurut Wikipedia, sabana adalah hamparan padang rumput yang didominasi oleh tanaman perdu, rerumputan, dan semak. Terdapat pula beberapa jenis pohon yang tumbuh secara jarang, seperti pohon akasia dan pohon palem-paleman.
Pengertian sabana yang lebih sederhana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah padang rumput yang ada pepohonannya.
Proses terbentuknya hutan tersebut berasal dari daerah yang memiliki perpaduan antara iklim tropis dan subtropis.
Savanna terbentuk secara alami dengan tingkat curah hujan yang rendah, yakni ialah hanya sekitar 30 mm/tahun.
Curah hujan yang rendah menyulitkan tumbuhan untuk menyerap air sehingga hanya jenis rerumputan yang bisa bertahan hidup dan dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya yang kering.
Curah hujan yang rendah akan menyebabkan terbentuknya savanna.
Namun, iklim yang terbentuk tidak cukup basah untuk menjadi hutan terlalu dan terlalu kering untuk menjadi padang pasir, sehingga terbentuklah hutan sabana ini.
2. Karakteristik Hutan Sabana
Karakteristik hutan sabana yang membedakannya dengan hutan lainnya yaitu hanya dapat ditemukan di wilayah dengan iklim tropis atau wilayah yang dilewati garis khatulistiwa.
Savanna tumbuh di wilayah panas dengan ciri-ciri memiliki curah hujan yang rendah dan karena berada di garis khatulistiwa hutan sabana mempunyai suhu udara yang hangat sepanjang tahun.
Selain itu, savanna terdapat di kawasan yang datar atau sedikit berbukit.
Tidak hanya itu, kawasan tersebut memiliki berbagai macam spesies rumput. Di savanna dapat ditemukan setidaknya 4.500 spesies rumput atau bahkan lebih.
Karakteristik lainnya adalah memiliki dua musim yang bertolak belakang, yaitu musim kering dan musim basah. Hal ini disebabkan oleh curah hujan musiman atau curah hujan yang tidak teratur. Pada saat musim kering curah hujan yang turun sangatlah sedikit, sedangkan pada musim basah curah hujan sekitar 100 mm-150 mm per tahunnya.
Curah hujan musiman dan tidak teratur ini tidak terjadi pada hutan lainnya seperti hutan musim. Hutan musim memiliki musim kemarau dan penghujan yang cenderung seimbang. Curah hujan seperti ini akan menciptakan padang rumput luas.
Ekosistem sabana ini dapat terbentuk dengan sendirinya karena pertumbuhannya tidak membutuhkan terlalu banyak air.
Sedangkan jenis pohon yang dapat tumbuh juga hanyalah jenis akasia dan palem-paleman. Jenis pohon tersebut tidak terlalu membutuhkan air dalam jumlah yang banyak.
Karakteristik selanjutnya, suhu udara cenderung panas sepanjang tahun.
Salah satu ciri khusus yang dimilikinya yakni suhu yang panas sepanjang tahun. Walaupun terdapat hujan yang datang secara musiman, namun rata-rata suhu udara yang ada di wilayah ini tergolong suhu yang panas.
Maka dari itu ekosistem padang rumput ini tumbuh di daerah beriklim tropis atau subtropis yang mempunyai suhu panas.
Savanna berpotensi menjadi hutan basah atau semak belukar apabila hujan yang turun di wilayah tersebut menjadi tinggi sekali atau rendah sekali.
Ketika curah hujan menjadi sangat tinggi, maka savanna akan berubah menjadi hutan basah. Sedangkan ketika curah hujan menjadi sangat rendah, kemungkinan hanya akan ada semak belukar dan rerumputan.
Hal ini menegaskan bahwa savanna sangat dipengaruhi oleh temperature dan curah hujan wilayah.
Savanna memiliki kemampuan untuk menyerap air (porositas) dan pengairan (drainase) yang baik.
Porositas dan drainase yang baik membuat tanah yang berada pada ekosistem padang rumput ini memiliki kecenderungan tidak akan tergenang air.
Seperti jenis hutan yang lainnya, savanna pun juga merupakan tempat tinggal bagi hewan-hewan.
Savanna memiliki banyak fauna khas yang hidup baik berupa herbivora maupun karnivora.
[read more]
3. Jenis-jenis Sabana
Jenis-jenis bioma sabana dapat dibedakan berdasarkan jenis vegetasi penyusunnya dan berdasarkan tipe ekologi (iklim dan jenis tanah).
3.1 Berdasarkan jenis vegetasi penyusunnya
Berdasarkan jenis vegetasi penyusunnya, hutan sabana dibedakan menjadi dua, yaitu sabana murni dan sabana campuran.
Sabana murni yaitu padang rumput yang hanya memiliki satu jenis vegetasi penyusun saja.
Sabana campuran yaitu jenis ekosistem padang rumput yang memiliki berbagai jenis vegetasi penyusun di dalamnya.
3.2 Berdasarkan tipe ekologi
Berdasarkan tipe ekologi yang berkaitan dengan jenis tanah dan iklimnya, sabana dibedakan menjadi tiga yaitu semi seasonal, seasonal, dan hyperseasonal.
Semi seasonal, yaitu sabana yang dipengaruhi oleh iklim lemah dan berkaitan dengan kondisi air.
Seasonal, yaitu sabana yang mempunyai iklim yang jelas berkaitan dengan banyaknya tumbuhan yang tumbuh
Hyperseasonal, yaitu sabana yang berhubungan dengan kondisi air yang berlebih atau kekurangan disepanjang tahunnya.
4. Flora dan Fauna
Flora dan fauna yang dapat hidup di dalam ekosistem savanna adalah flora dan fauna khas yang bisa menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan kondisi savanna.
Flora/ tumbuhan yang dapat hidup antara lain adalah rumput dan beberapa pohon.
Jenis flora di ekosistem padang rumput ini umunya adalah Pohon Eucalyptus (pohon yang dominan dan berasal dari daerah Australia) dan Pohon Baobab (Adansonia digtata), yang dominan dan berasal dari daerah Kenya.
Kedua pohon dominan tersebut memiliki ciri – ciri tajuk yang berbentuk seperti payung yang melebar, batangnya tebal dan relatif kasar.
Vegetasi yang jarang tumbuh disebabkan oleh kondisi musim panas yang lebih lama jika dibandingkan dengan musim hujan dan rendahnya curah hujan di daerah tersebut.
Sedangkan vegetasi yang dominan tumbuh adalah jenis vegetasi rumput-rumputan dengan berbagai spesies, seperti suku Gramineae dan terkadang dijumpai suku Cyperaceae.
Rerumputan dengan jenis pertumbuhan daun-daun kasar dan kaku akan cenderung bersifat dominan. Hal ini karena curah hujan yang sedikit yang menimpa wilayah hutan ini menjadikan rumput satu- satunya tanaman yang dapat tumbuh subur.
Selain itu juga terdapat jenis Pennisetum purpureum, Acacia sp, dan suku Leguminoceae. Namun terdapat juga beberapa pohon seperti akasia dan palem meski dalam jumlah yang sedikit.
Sama seperti flora, padang rumput juga memiliki fauna atau hewan khasnya sendiri.
Hewan atau fauna di ekosistem savanna didominasi oleh binatang-binatang herbivora.
Binatang herbivora yang berhabitat di padang rumput biasanya didominasi oleh hewan yang memakan rerumputan sebagai makanannya. Contoh hewannya antara lain zebra, kuda, rusa, kambing liar, kerbau, gajah, jerapah, dan lainnya.
Sementara binatang karnivora akan mencari makan dengan memburu binatang-binatang pemakan rumput. Beberapa binatang karnivora yang tinggal di padang rumput ini antara lain hyena, macan, singa, dan anjing hutan.
5. Manfaat Hutan Sabana
Sama seperti hutan lainnya yang memiliki manfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungan, savanna juga memiliki berbagai manfaat terhadap lingkungan terutama dalam mencegah terjadinya pemanasan global.
Hutan hujan tropis telah lama dikenal sebagai ekosistem yang dapat mengurangi polusi dengan menyerap karbon dioksida yang ada di Bumi sehingga mengurangi efek rumah kaca yang dihasilkan.
Namun, hutan hujan yang didominasi dengan pepohonan yang tumbuh subur dari tahun ke tahun, membuatnya sulit untuk mencari lahan kosong untuk menanam tumbuhan lain sebagai penyimpan karbon.
Berbeda dengan savannya, dimana lahan semi-kering yang cenderung subur di tahun basah ini masih terdapat ruang untuk lebih banyak tumbuhan yang bisa tumbuh dan dijadikan wadah penampung karbon dioksida.
Selain itu, dengan kecenderungan jenis tanaman di padang rumput yang lebih subur di musim hujan, ada fluktuasi besar dalam proses penyerapan karbon dioksida yang terjadi antara musim hujan dan musim kering.
Seharusnya pelestarian ekosistem savanna yang masih dianggap sepele sekarang sudah harus mulai diperhatikan. Hal ini karena perannya yang tak kalah penting sebagai penghambat pemanasan global Bumi.
Salah satu peneliti studi, Josep G Canadell, mengatakan bahwa lahan-lahan savanna semakin berperan penting di masa depan saat Bumi menjadi semakin panas.
Meluasnya lahan semi-kering ini berarti membantu mengembalikan fungsi planet.
Selain itu beberapa manfaat lainnya yang dimiliki oleh hutan sabana yaitu:
- Mencegah bencana seperti tanah longsor dan juga erosi tanah
- Menjadi rumah/ habitat bagi berbagai macam binatang dan juga tumbuhan
- Sebegai penyeimbang alam
- Menyimpan cadangan air tanah
- Sebagai sumber makanan bagi berbagai macam binatang
- Menambah nilai estetis keindahan alam
- Sebagai tempat wisata yang dapat menambah pemasukan bagi pemerintah dan masyarakat setempat
- Sebagai tempat spot fotografi yang bagus dan alami, meningkatkan ekonomi masyarakat yang ada di sekitar wilayah hutan sabana tersebut
- Sebagai bahan/ tempat penelitian
6. Sebaran Ekosistem Sabana di Dunia
Terdapat Benua-Benua yang memiliki sebaran ekosistem savanna seperti Afrika, Australia, dan Amerika Selatan.
Salah satu yang terkenal berada di wilayah Afrika Timur. Savanna di wilayah Afrika Timur didominasi oleh pohon akasia.
Salah satunya adalah Taman Nasional Serengeti, Tanzania, Afrika Timur. Taman Nasional tersebut merupakan habibat dari berbagai macam satwa, seperti gajah, kerbau, singa, zebra, dan jerapah.
Ekosistem padang rumput ini juga terdapat di beberapa negara lain, seperti di wilayah Amerika Selatan, Afrika, dan Australia.
Selain itu, Asia Tenggara juga memiliki savanna, tepatnya di wilayah Indonesia.
7. Sebaran Ekosistem Sabana di Indonesia
Tidak hanya di Dunia, Indonesia merupakan negara yang terletak di garis khatulistiwa.
Hal tersebut menciptakan adanya hutan sabana yang tersebar merata di berbagai daerah Indonesia.
Beberapa penyebaran sabana di Indonesia ada di provinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan beberapa daerah lainnya.
8. Permasalahan di Bioma Sabana
Pada sabana umumnya terjadi kebakaran hutan yang muncul sebagai akibat dari ulah manusia. Sebagai contoh, terjadinya kebakaran pada luas savanna di daerah tropis Australia dan New Guinea yang diduga dilakukan oleh suku Aborigin. Ada pula kebakaran savanna di India yang juga adalah hasil dari ulah manusia.
Kebakaran ini biasanya terjadi terbatas pada lapisan herba.
Kebakaran dapat mencegah pembentukan tajuk pohon secara terus menerus yang akan mencegah pertumbuhan rumput/ herba terus menerus.
Menurut banyak ahli pembakaran hutan dapat menciptakan struktural lebih teratur pada savanna terbuka.
Sebagai contoh, perilaku Aborigin membakar hutan dapat menciptakan mosaik habitat baru yang mungkin dapat memunculkan peningkatan keanekaragaman hayati dan mengubah struktur hutan serta jangkauan geografis dari berbagai spesies hutan.
Tidak hanya di Dunia, pada tahun 2018 silam terjadi kebakaran padang savana di areal gugusan kepulauan di dalam wilayah Taman Nasional Komodo.
Kebakaran ini menghanguskan padang rumput di Loh Pede Pulau Komodo seluas 10 hektar.
Tidak hanya kebakaran hutan, perburuan liar juga sering terjadi di hutan sabana.
Perburuan satwa liar, terutama jenis-jenis hewan yang terdapat di hutan sabana.
Satwa liar ini nantinya akan menjadi santapan orang-orang (biasa disebut bushmeat) ataupun mengambil bagian tertentu dari satwa liar untuk dijual langsung atau diolah dan dijadikan produk yang dijual dengan harga tinggi.
Perburuan liar ini apabila ditelusuri lebih jauh akan menjadi perdangangan satwa secara illegal.
9. Spot Sabana Terbaik di Indonesia
Manfaat hutan sabana juga bisa dijadikan lokasi wisata. Berikut adalah spot sabana terbaik di Indonesia yang bisa dikunjungi dan dijadikan lokasi wisata
9.1 Sabana Baluran – Jawa Timur
Taman Nasional Baluran memiliki lokasi di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Taman Nasional ini dibatasi oleh Selat Madura di sebelah Utara, Sungai Bajulmati di sebelah selatan, Sungai Klokoran di sebelah barat, dan Selat Bali di sebelah Timurnya.
Ekosistem yang ada di Taman Nasional ini cukup beragam, diataranya padang rumput, hutan rawa, dan hutan bakau. Hewan-hewan liar pun masih dapat ditemukan seperti macan tutul, kerbau, banteng, dan kijang.
Taman Nasional Baluran didominasi hampir 40% oleh hutan sabana.
Sabana ini merupakan salah satu yang terkenal dan cukup luas. Terdapat pula hutan mangrove yang luasannya cukup besar di Taman Nasional Baluran.
9.2 Sabana Sembalun – Gunung Rinjani
Sabana memang banyak di temukan pada kawasan yang berdekatan dengan gunung.
Di Indonesia sendiri banyak ditemukan pada lokasi yang berdekatan dengan gunung-gunung yang cukup terkenal. Sembalun adalah contoh sabana yang berada di dekat gunung.
Sembalun merupakan sabana yang menjadi jalur pendakian Gunung Rinjani di bagian Timur.
Padang rumput dalam jalur pendakian ini terbentang sejauh 6 km dari basecamp Sembalun mencapai Pos 3 pada ketinggian 2.631 mdpl.
Sabana Sembalun merupakan daya tarik yang cukup besar bagi wisatawan karena keindahannya.
Apabila dilihat dari Gunung Rinjani, akan terlihat luasnya padang rumput ini.
Meskipun tidak ada pohon maupun tempat untuk berteduh di padang rumput ini, Gunung Rinjani pun dicatat sebagai Gunung yang paling cantik di Indonesia karena sabananya.
9.3 Sabana Cikasur – Gunung Argopuro
Gunung Argopuro mungkin bukanlah gunung yang menjadi pilihan terbaik apabila ingin didaki.
Namun Gunung Argopuro adalah gunung dengan keunikan yang beragam.
Salah satunya adalah gunung ini memiki sabana yang tersebar di tempat-tempat yang berbeda.
Pada musim hujan, keunikan pada gunung ini semakin terlihat karena ilalang yang ada di padang sabana akan berubah warna menjadi gradasi hijau tua dan hijau muda yang sangat elok dipandang.
Semakin indah ketika musim kemarau, karena ilalang tersebut akan berubah menguning.
Untung-untungan, bila kabut sedang turun, pesona Sabana Cikasur semakin indah.
Keunikan lainnya, jika beruntung wisatawan dapat bertemu dengan kumpulan burung merak.
9.4 Sabana Gunung Merbabu – Taman Nasional Gunung Merbabu
Taman Nasional Merbabu juga memiliki padang rumput yang cukup luas.
Meskipun apabila dibandingkan, luasnya tidak seluas padang rumput di gunung lainnya.
Namun yang membedakannya adalah, pemandangan yang diberikan oleh sabana di Gunung Merbabu sangatlah indah.
Sabana yang ada juga tersebar di berbagai tempat di Gunung Merbabu dan mudah untuk ditemukan.
Salah satunya yang berada di punggung dan lembah setelah meleewati puncak Gunung Merbabu yang ditandai dengan triangulasi.
Selain itu juga terdapat apabila menuju ke puncak utama melalui jalur pendakian dari Dusun Genting, Desa Tarubatang, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
Padang rumput yang ada di Gunung Merbabu biasa dikenal dengan Sabana Selo.
9.5 Sabana Pulau Kenawa – NTB
Pulau Kenawa merupakan pulau kecil yang berada di Sumbawa Barat di Provinsi NTB.
Keindahan pantainya yang membuat pulau ini menjadi terkenal bagi wisatawan.
Selain itu juga terdapat pula pemandangan sabana yang ada membuat kecantikan pulau ini menjadi lebih indah.
Padang sabana yang ada di Pulau Kenawa ini bisa dibilang sebagai padang sabana yang sangat unik.
Hal ini dikarenakan sabana yang berada di Pulau atau di tengah lautan, yakni Pulau Kenawa.
Pemandangan andalan yang berada di Pulau ini yang sangat indah untuk dinikmati terdapat pada pantai dan padang sabananya.
9.6 Sabana Tanjung Ringgit – Lombok
Tanjung Ringgit merupakan sabana lain yang berada di Pulau Lombok.
Tidak kalah dengan padang rumput yang berada di Pulau Kenawa, Sabana Tanjung Ringgit yang cukup terkenal ini memiliki pemandangan pantai yang sangat indah dari atas hamparan padang rumput yang sangat luas.
9.7 Sabana Sumba Timur – NTT
Wilayah Indonesia Timur merupakan wilayah yang memiliki banyak sabana.
Di antara banyaknya sabana, Sumba Timur adalah padang rumput yang paling luas.
Terdapat banyak titik menarik yanga ada untuk menikmati luasnya hamparan padang rumput yang ada.
Sabana yang luas berupa padang rumput di Sumba Timur banyak dimanfaatkan sebagai lahan untuk berternak oleh warga lokalnya. Hewan-hewan ternak berupa sapi, kerbau, maupun kuda liar sumbawa dibebas liarkan di padang sabana ini.
9.8 Sabana Kepulauan Komodo – NTT
Pulau Komodo yang hanya satu-satunya di dunia, berada di Nusa Tenggara Timur, di wilayah timur Indonesia.
Pulau Komodo merupakan kawasan wisata yang memang sudah dikenal oleh dunia bahkan juga dinobatkan sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia.
Pulau ini terkenal dengan adanya fauna endemik yang hanya hidup di pulau tersbut, yakni Komodo itu sendiri.
Selain dari fauna endemik yang ada, Pulau Komodo juga terkenal karena hutan sabana yang terhampar luas dan indah di wilayah kepulauannya.
Hutan Sabana di Pulau Komodo didominasi oleh tumbuhan ilalang dan lontar yang tumbuh subur dan cukup luas.
9.9 Oro-oro Ombo
Oro-oro Ombo juga merupakan sabana yang berada di pegunungan, tepatnya berada di jalur pendakian Gunung Semeru.
Sabana ini biasa digunakan oleh para pendaki untuk beristirahat selama perjalanan.
Kawasan Oro-oro Ombo juga cukup terkenal, karena setiap pendaki ke Gunung Semeru melewati wilayah sabana ini.
Luas Sabana Oro-oro Ombo dikatakan cukup besar yaitu sekitar 100 hektar.
Itulah penjelasan terkait sabana. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk para pembaca. Salam Lestari!
Editor:
Mega Dinda Larasati
[/read]