Legenda Dibalik Keindahan Ngarai Sianok

Ngarai Sianok adalah lembah curam yang terletak di Bukit Cangang Kayu Ramang, Kecamatan Guguk Panjang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Lembah ini memiliki kedalaman kurang lebih sekitar 100 meter dan panjang sekitar 15 kilometer serta lebar sekitar 200 meter.

Monyet Ekor Panjang di Ngarai Siamok (instagram.com)

Ngarai Sianok memisahkan Pulau Sumatera menjadi 2 bagian dengan bentuk yang memanjang atau biasa disebut sebagai Patahan Semangko.

Anda cukup membayar tiket masuk sebesar Rp 4000 per orang untuk menikmati pemandangan yang indah dari ngarai ini.

Ngarai ini sebenarnya tidak mempunyai jam operasional karena merupakan tempat terbuka dan terdapat perkampungan di dalamnya.

Namun untuk mengunjungi Taman Panorama Ngarai Sianok, Anda bisa berkunjung mulai dari jam 09.00 WIB sampai jam 17.30 WIB.

Lokasinya yang berada di pusat kota membuat wisata alam yang satu ini memiliki banyak tempat penginapan di sekitarnya. Penginapan ini dapat berupa hotel maupun villa.

Di sekitar tempat wisata alam ini, pengunjung juga dapat menemui banyak warung yang menjual makanan terutama makanan khas Padang.

[read more]

Ngarai Sianok (instagram.com)

Dibalik keindahan Ngarai Sianok ternyata ada legenda yang telah lama ada dalam masyarakat sekitar.

Dahulu kala terdapat seorang laki-laki yang mempunyai tubuh besar, kulit sekeras tembaga, dan sakti bernama Katik Muno. Ia datang untuk mengiringi pimpinannya yaitu Sang Sapurba.

Selama tinggal di Minangkabau si Katik Muno ini sangat ingin menjadi penguasa. Keinginannya yang amat kuat membuat Katik Muno yang awalnya mempunyai sifat lemah lembut berubah menjadi orang yang jahat dan kasar.

Kejahatannya mengakibatkan penderitaan untuk penduduk di sekitarnya. Melihat hal itu Sang Sapurba pun merasa sangatlah malu. Agar tidak berkonflik dengan atasannya, Si Katik Muno berubah menjadi naga dan kemudian membagi daratan itu menjadi 2 bagian. Daratan yang terbagi itu merupakan Ngarai Sianok pada saat ini.

Saat awal terbentuk, dasar ngarai itu dialiri oleh api yang membara. Namun setelah pertempuran antara Katik Muno dan atasannya yaitu Sang Sapurba yang dimenangkan oleh Sang Sapurba selesai si Katik Muno mengubah aliran api menjadi aliran air yang menyejukkan sebagai permohonan maaf.

Tahun 2007 terjadi gempa yang melanda Pulau Sumatera sehingga sebagian dinding di Ngarai Sianok ini runtuh. Meskipun demikian Ngarai Sianok masih tetap mempesona dan tetap didatangi para wisatawan.

Selain itu Ngarai Sianok juga mendapatkan penghargaan The Best Tourism Object dalam acara Padang Tourism Award tahun 2007 di Padang, Sumatera Barat.

Tak hanya punya tebing yang curam saja nih, di sini juga ada Batang Sianok atau Sungai Sianok dengan air cukup jernih yang mengalir dan bermuara di Samudera Hindia. Batang Sianok ini seringkali digunakan untuk olahraga air seperti Kano, Kayak, dan Arung Jeram.

Setelah Batang Sianok di sini juga bisa ditemui Bunga Rafflesia dan bermacam tumbuhan obat-obatan yang tumbuh subur di tepi sungai. Jika ingin bertemu dengan fauna yang ada di sekitar ngarai, Anda bisa masuk ke hutan. Di sana terdapat beberapa satwa liar seperti Monyet Ekor Panjang, Macan Tutul, Siamang, Babi Hutan, dan Tapir Asia.

Sudahkah Anda tertarik dengan keindahan Ngarai Sianok di atas? Jadi kapan nih mau main ke Ngarai Sianok?

 

Editor:
Mega Dinda Larasati

[/read]