Aksi Mahasiswa Universitas Mulawarman Terkait Karhutla

Kebakaran Hutan dan Lahan yang saat ini sedang terjadi di Indonesia menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat, terutama orang-orang yang memiliki fokus lebih terhadap hutan Indonesia.

Dampak yang sangat terasa bagi masyarakat adalah asap tebal yang berbahaya bagi kesehatan.

Kejadian inilah yang menggerakan mahasiswa Universitas Mulawarman untuk menggelar aksi damai terkait karhutla.

Aksi Mahasiswa Universitas Mulawarman

Isu yang dibawa dalam aksi pada tanggal 17 September 2019 ini yaitu tentang Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) dengan tajuk “Selamatkan Paru-paru Dunia”.

Aksi ini merupakan aksi damai dengan tujuan untuk pencerdasan dan penuntutan terhadap pemerintah terkait karhutla yang sedang terjadi.

Data terakhir yang didapatkan pada tanggal 17 September 2019 terdapat sebanyak 154 hotspot atau titik panas di Kalimantan Timur dan terbanyak berada di Kabupaten Berau, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser.

“Adanya asap menjadikan masyarakat Kalimantan Timur resah karena berdampak pada banyaknya masyarakat yang terkena penyakit ISPA” ucap Hamdi Setiyawan, Wakil Ketua LEM Sylva Universitas Mulawarman. Oleh karena itu, mahasiswa Universitas Mulawarman tergerak untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintah.

[read more]

Adapun poin-poin tuntutan dalam aksi ini, sebagai berikut:

  1. Menuntut pemerintah Kalimantan Timur untuk mentransparasikan data kebakaran hutan dan lahan.
  2. Menuntut pemerintah memberikan sanksi administrasi kepada pihak yang dengan sengaja membakar hutan dan mentransparasikan proses hukum.
  3. Mendesak pemerintah untuk menuntaskan kebakaran hutan dan lahan.
  4. Menghimbau kepada seluruh masyarakat Kalimantan Timur untuk tetap tenang dan menjaga kesehatan keluarganya.

Massa aksi yang terlibat di depan Kantor Gubernur Kalimantan Timur yang terlibat aktif dalam aksi adalah mahasiswa kehutanan UNMUL dan beberapa Badan Eksekutif Mahasiswa yang terdiri dari beberapa fakultas di Universitas Mulawarman.

Aksi dan Audiensi di Gedung Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur

Hamdi Setiyawan berharap pemerintah provinsi khususnya dinas terkait yang menangani kebakaran hutan dapat lebih tegas dalam menjalankan kewajibannya sehingga kebakaran hutan yang terjadi di Kalimantan Timur dapat menjadi prioritas yang harus diselesaikan.

Fitriyani Sinaga, seorang Rimbawan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, juga berharap masyarakat tersadar tentang bahayanya membakar lahan sembarangan dan mengetahui bagaimana memperlakukan lahan gambut.

[/read]