Perkembangan atau perubahan lingkungan terus berlangsung baik secara alami atau campur tangan manusia.
Perkembangan atau perubahan lingkungan tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap keberadaan makhluk hidup yang berada di dalamnya.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa makhluk hidup sebagai unsur biotik akan berinteraksi dengan sesamanya dan juga unsur abiotik di sekitarnya membentuk suatu ekosistem.
Setiap ekosistem tentunya memiliki karakteristik masing-masing yang hanya cocok untuk menjadi tempat tumbuh dan berkembang bagi sebagian jenis makhluk hidup.
Makhluk hidup yang dapat bertahan tersebut tentunya dengan melalui penyesuaian diri terlebih dahulu dengan kondisi lingkungannya atau yang biasa dikenal dengan istilah adapatasi.
Makhluk hidup yang mampu beradaptasi dengan lingkungan akan mampu bertahan hidup dan terus berkembang biak, sebaliknya makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi akan berpeluang besar mengalami kelangkaan bahkan dalam kondisi tertentu sampai dengan kepunahan.
Adaptasi tentunya dilakukan oleh semua makhluk hidup, baik manusia, tumbuhan, hewan, bahkan bakteri yang ukurannya sangat kecil.
Adaptasi yang dilakukan oleh tumbuhan sangatlah beragam, baik adaptasi dalam mencari makan, berkembang biak, bahkan adaptasi dalam bernapas.
Adaptasi pada tumbuhan berlangsung selama daur hidup, baik saat baru menjadi tunas maupun saat menghasilkan calon individu baru.
Setiap jenis tumbuhan memiliki bentuk adaptasi yang berbeda.
Berdasarkan tempat tumbuh adaptasi tumbuhan dapat berupa tumbuh di air, tanah, sampai dengan di bagian tertentu tumbuhan lain.
Berdasarkan iklim lingkungan adaptasi tumbuhan dapat berupa bertahan pada kondisi paans dan dingin.
Selain tempat tumbuh dan iklim masih banyak faktor adaptasi tumbuhan lainnya.
Berikut beberapa cara unik tumbuhan beradaptasi:
Meranggas
Meranggas atau yang lebih dikenal dengan menggugurkan daun bagi tumbuhan merupakan bentuk adaptasi tumbuhan terhadap pergantian musim.
Menjelang musim panas atau kemarau beberapa jenis tumbuhan seperti jati, randu, sengon, dan kedondong menggugurkan daunnya.
Jenis-jenis tersebut menggugurkan daunnya dengan tujuan mengurangi penguapan air dari daun.
Keterbatasan air yang dapat digunakan oleh tumbuhan tersebut untuk dapat bertahan hidup harus melalui pengurangan massa air yang diuapkan saat fotosintesis.
Akan tetapi pada musim semi atau penghujan daun-daunnya akan muncul kembali sebagai respon terhadap besarnya asupan air yang dapat diterima untuk fotosintesis.
Daun Jarum
Daun jarum yang dimiliki oleh beberapa jenis tumbuhan tentunya merupakan bentuk adaptasi dari tumbuhan-tumbuhan tersebut terhadap kondisi lingkungan.
Sama seperti meranggas, daun jarum yang dimiliki oleh beberapa jenis tumbuhan bertujuan untuk mengurangi penguapan air dari tumbuhan.
Pinus dan cemara yang umumnya hidup di tempat yang tinggi dengan empat musim tentunya harus memiliki pertahanan diri untuk menghadapi suhu yang ekstrem.
Bentuk pertahanannya yaitu berupa daun jarum yang dimilikinya. Daun jarum dapat membatasi penguapan airnya pada saat musim panas.
Penguapan air dari tumbuhan tersebut akan menjadi lebih kecil dibanding tumbuhan berdaun lebar karena permukaan daun tempat terjadinya respirasi dan fotosintesis juga kecil, ditambah dengan adanya lapisan lilin pada daun jarum tersebut mampu menghambat menguapnya air dari daun.
Tumbuhan Air
Tumbuhan air mendapatkan asupan air yang melimpah dari lingkungannya.
Kondisi tersebut mengharuskannya untuk memiliki daun yang lebar untuk memperbesar jumlah air yang diuapkan baik saat respirasi maupun fotosintesis.
Tidak hanya daun yang lebar, tumbuhan air seperti teratai dan eceng gondok juga memiliki batang berongga yang dapat menampung udara.
Selain itu, tumbuhan air umumnya juga memiliki akar yang panjang untuk dapat mencapai permukaan tanah atau menyeimbangkan tubuhnya sehingga dapat mengapung dengan baik.
[read more]
Bau Busuk
Tidak semua jenis tumbuhan mempunyai bunga berbau harum.
Ada beberapa jenis tumbuhan yang menghasilkan aroma busuk dari bunganya.
Sebut saja bunga bangkai dengan nama latin Amorphophallus titanum yang merupakan salah satu bunga terbesar di dunia dan menjadi kebanggaan negara Indonesia.
Bunga bangkai menghasilkan aroma busuk tentunya untuk mempertahankan keberadaan spesiesnya.
Adaptasi yang dilakukan bunga bangkai tersebut akan menarik serangga untuk hinggap pada bunganya sehingga terjadi penyerbukan.
Daun Menutup
Tumbuhan putri malu yang menutup daun apabila mendapat rangsangan merupakan bentuk pertahanan diri.
Adaptasi tersebut dimiliki putri malu untuk melindungi dirinya dari hewan pemakan tumbuhan atau herbivora.
Ketika mendapat rangsangan dari hewan yang akan memakannya, daun putri malu akan menutup sehingga herbivora tidak jadi memakan daunnya.
Batang Licin
Batang licin yang dimiliki oleh beberapa jenis tumbuhan seperti Ekaliptus (Eucalyptus sp.) juga merupakan bentuk pertahanan diri.
Batang pohon yang kulitnya selalu mengelupas setiap saat menjadikannya licin sehingga berbagai tanaman epipit ataupun benalu enggan menempel di batang dan cabang pohon tersebut.
Kulit batang ekaliptus selalu tampak mulus dan halus karena selalu mengelupas.
Tidak adanya tumbuhan epifit atau benalu menjadikan ekaliptus tidak perlu berbagi nutrisi atau merasa terganggu dengan tumbuhan lainnya.
Itulah sedikit informasi mengenai cara tumbuhan bertahan hidup. Semoga menambah wawasan kamu ya.
Editor:
Mega Dinda Larasati
[/read]