Kegiatan keren Anggarasaka 2019 diadakan selama dua hari yaitu 7-8 September 2019 di Bandung Creative Hub.
Pada hari pertama dilakukan beberapa kegiatan seperti lomba poster SMA, talkshow, pameran foto, dan pemutaran film.
Di pagi hari dilakukan semifinal lomba yang diikuti oleh SMA Al Azhar 4 Kemang Pratama Bekasi, SMA Santa Maria 1 Bandung, serta dari MAN Insan Cendikia Pasuruan.
Selain itu, pameran foto dilaksanakan di lantai dua dan talkshow diadakan di ruang auditorium lantai tiga.
Talkshow sesi 1 bertemakan Urgensi Menjaga Biodiversitas yang dimulai oleh Pak Meiki W. Paendong dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) yang membahas mengenai SDA dan Lingkungan hidup di daerah Jawa Barat berpengaruh pada biodiversitas.
Bu Wulan Pusparini dari Wildlife Conservation Society (WCS) membahas konservasi harimau sumatra, gajah, dan binatang lainnya yang terancam punah dari sisi sains.
Kak Vania Herlambang sebagai Putri Lingkungan Indonesia 2018 berbicara tentang biodiversitas & konservasi juga bagaimana cara hidup masyarakat bisa menjaga alam kita.
Setelah talkshow sesi 1 selesai, dilakukan final lomba poster di auditorium. Dilanjutkan dengan pemutaran film dan diskusi bersama yayasan konservasi alam nusantara dan The nature conservancy.
Film yang diputar mengenai konservasi terestrial di desa Merabu, kabupaten Berau, Kalimantan dan Taman Nasional Perairan Laut Sawu di dekat Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.
Talkshow sesi 2 adalah tentang aksi untuk konservasi oleh Yuri Romero dari Sustainable Indonesia dan Arka Irfani dari Bells Society.
Pada hari kedua dilakukan beberapa kegiatan berupa talkshow dan pameran. Pameran yang berisi hasil ekspedisi diselenggarakan di lantai 2 gedung Bandung Creative Hub. Sementara talkshow diselenggarakan di ruang auditorium di lantai 3.
Talkshow dilaksanakan sebanyak 2 sesi. Sesi pertama dilaksanakan pada pukul 13.45 – 15.15 WIB dengan pembicara Andika Darmawan dan Khaleb Yordan. Pada talkshow kali ini yang bertema “Sayap-sayap Pulau Mentari” dijelaskan mengenai hasil penelitian burung di pulau Bawean dan teknik & manfaat dari penelitian mengenai burung.
Pesan yang didapatkan adalah bahwa kita perlu meningkatkan kesadaran dari diri sendiri untuk menjaga lingkungan.
Kolaborasi dan empati harus terlibat, sehingga kita semua perlu menyebarkan kepada orang-orang yang belum sadar untuk menjaga lingkungan.
Sesi kedua dilaksanakan pada pukul 15.45 – 17.30 WIB dengan pembicara Dr. Endah Sulistyawati, Dr. Dede Aulia Rahman, dan Dimas Kristyanto. Pada talkshow kali ini yang bertema “Ragam Jejak Pulau Mentari” dijelaskan bahwa suksesi adalah tentang perubahan yang tidak dapat dihentikan, sehingga kita harus familiar dengan adanya suksesi.
Selain itu dijelaskan pula mengenai hasil penelitian dari rusa Bawean dan pesan yang dapat diambil adalah “hutan perlu rusa bawean, rusa bawean perlu hutan, manusia perlu hutan, hutan tidak perlu manusia, sehingga lindungi rusa bawean maka Anda melindungi keberlangsungan hidup manusia.”
Terakhir, dijelaskan pula mengenai hasil dari ekspedisi di pulau Bawean berupa 3 poin penting yaitu populasi, pakan, dan habitat.
Sebelum dilaksanakan penutupan, dilakukan pemutaran film dokumenter mengenai ekspedisi di pulau Bawean yang dilaksanakan oleh tim ekspedisi GARDA “NYMPHAEA” ITB 2019. Setelah itu dilaksanakan penutupan resmi dari rangkaian acara Anggarasaka 2019
Berikut adalah beberapa momen-momen keseruan Anggarsaka 2019!
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh elemen yang telah berpartisipasi dalam Anggarasaka 2019!
Acara ini disponsori oleh BPJS ketenagakerjaan, TUV Nord Indonesia, Tirta Anugerah, KBN, Bukit Asam, Angkasa Pura Airports, dan Telkomsel.
Media partners: OZ Radio Bandung 103.1 FM, LFM ITB, Foresteract, Event Bandung, Event Journal, Majalah Ganesha, Info Lomba, Acara Mahasiswa dan Lomba Fotografi.