Siapa yang tidak kenal dengan Pulau Lombok? Selain menjadi Pulau Seribu Masjid, pulau ini juga menjadi pulau seribu wisata alam karena mempunyai banyak sekali wisata alam dengan pemandangan super menawan.
Salah satu wisata alamnya yang menawan tersebut adalah Gili Kedis. Lokasi Gili Kedis berada di Sekotong Tengah, Lombok Barat., Nusa Tenggara Barat.
Gili Kedis adalah wisata alam yang berupa pulau mungil tetapi banyak dikunjungi wisatawan yang ingin menikmati pemandangannya.
Gili Kedis dalam bahasa Sasak berarti burung pipit atau burung kecil. Tempat wisata yang mungil ini juga seringkali disebut sebagai Romantic Island. Hal ini karena wisata alam ini mempunyai pemandangan yang romantis dan mempesona.
Di Gili Kedis, pemandangan yang bisa Anda dapatkan adalah pantai dengan pasir putih bersih, beberapa pohon dengan ukuran sedang yang ada di tengah pulau, dan biru indah air laut yang terlihat sangat menyegarkan.
Tidak hanya bisa duduk manis saja menikmati suasana pantai, tetapi hanya dengan 15 menit saja wisatawan sudah bisa berjalan kaki mengelilingi pulau.
Selain itu Anda juga bisa berenang atau snorkeling menikmati pemandangan menenangkan yang ada di bawah laut. Anda bisa melihat ikan-ikan kecil lucu yang berenang di sekitaran karang, rumput laut, cumi-cumi, kuda laut, bintang laut, dan beberapa biota laut lainnya.
Tidak perlu repot pula untuk membawa peralatan snorkeling karena di sana sudah tersedia tempat penyewaan alat snorkeling.
[read more]
Anda tidak perlu membayar tiket masuk alias gratis untuk memasuki kawasan wisata ini.
Hanya saja untuk sampai ke pulau tersebut wisatawan perlu menyewa angkutan kapal. Di sana tersedia kapal yang muat untuk 10 orang dengan biaya Rp 350.000, jadi hitungannya hanya membayar Rp 35.000 untuk satu orang.
Anda bisa menikmati kecantikan Gili Kedis mulai jam 9 pagi hingga jam 3 sore lho.
Itulah sedikit informasi mengenai Gili Kedis yang ada di Pulau Lombok.
Semoga membantu dan bermanfaat terutama untuk Anda yang sedang ada di Lombok dan bingung mau ke tempat wisata cantik yang mana.
Editor:
Mega Dinda Larasati
[/read]