Taman Nasional Kerinci Seblat memliki kawasan yang sangat luas, yaitu satu setengah juta hektar yang tersebar di empat provinsi (Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan).
Taman nasional ini memiliki topografi yang cukup beragam dan menyuguhkan berbagai keindahan alam, seperti kawasan lembah, pegunungan, hutan, dan danau.
Wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan salah satu kawasan yang paling indah di Pulau Sumatera.
Sebagian besar dari taman nasional ini berada di pegunungan Bukit Barisan, mulai dari utara di dekat Padang (Sumatera Barat) sampai ke arah selatan menuju Curup (Bengkulu) dan Lubuk Linggau.
Sekitar 40% wilayah dari taman nasional ini berada di kawasan Provinsi Jambi. Akses satu-satunya menuju Taman Nasional Kerinci Betiri adalah dengan menyusuri Sungai Penuh.
Sebagian besar kawasan taman nasional ini adalah hutan hujan tropis yang selalu menjaga flora dan fauna di dalamnya, termasuk berbagai jenis flora dan fauna hujan tropis di Indonesia yang terancam punah.
Taman nasional ini merupakan rumah terakhir bagi spesies langka, seperti harimau, badak, gajah, beruang, tapir, dan lain-lain.
Kawasan taman nasional ini pun kaya akan keanekaragaman hayati jenis flora, termasuk tumbuhan bunga terbesar di dunia, Rafflesia arnoldii.
1. Letak Geografis dan Luas Kawasan Kerinci Seblat
Taman Nasional Kerinci Seblat secara geografis terletak pada 1° 7’ 13” – 3° 26’ 14” Lintang Selatan dan 100° 31’ 18” – 102° 44’ 1” Bujur Timur. Kawasan ini secara administratif berada di empat wilayah provinsi dan meliputi 139 desa. Berikut adalah rincian mengenai lokasi Taman Nasional Kerinci Seblat di berbagai lokasi administratif.
Provinsi | Luas (ha) | Persentase Luasan (%) | Kabupaten | Jumlah Desa |
Jambi | 588 462 | 40 | Batanghari, Sorolangun, Bangko, dan Kerinci | 48 |
Sumatera Barat | 375 934 | 25 | Pesisir Selatan dan Solok | 39 |
Bengkulu | 310 579 | 21 | Bengkulu Utara dan Rejanglebong | 34 |
Suamtera Selatan | 209 675 | 14 | Musi Rawas | 38 |
Total luas kawasan taman nasional ini adalah 1 375 349.867 hektare dan merupakan taman nasional terbesar di Pulau Sumatera. Taman nasional ini membentang sepanjang 345 m di gugusan Pegunungan Bukit Barisan.
2. Iklim dan Topografi
2.1 Iklim
Iklim di kawasan ini cukup bervariasi karena sifat-sifat fisiografi dan posisi geografi. Daerah ini menunjukan curah hujan musiman yang jelas dan suhu yang bervariasi. Curah hujan di kawasan ini relatif tinggi dengan rata-rata 3 086 mm/tahun dan termasuk ke dalam tipe iklim A sesuai dengan klasifikasi Schmidt dan Ferguson. Tipe iklim ini ditandai dengan musim hujan yang lebih banyak dibandingkan dengan musim kering.
Hujan sering terjadi sepanjang tahun di bagian pantai barat dan sebelah timur pegunungan pada bulan April dan November.
Dataran lembah Kerinci ditandai dengan curah hujan yang lebih rendah karena dampak adanya bayangan hujan dari pegunungan di sekitarnya. Di dataran rendah suhu rata-ratanya sekitar 28 °C dengan fluktuasi bulanan yang kecil.
Di lembah suhu rata-ratanya 23 °C dan di dataran yang lebih tinggi serta pegunungan suhu menjadi lebih rendah dan dapat mencapai 7 °C atau menurun sekitar 0,6 °C setiap kenaikan 100 m dpl.
Kelembaban udara di daerah ini berkisar antara 80% hingga 100%.
[read more]
2.2 Topografi
Topografi umumnya berupa lereng yang cukup terjal dengan ketinggian antara 200 hingga 3 805 m dpl. Di kawasan ini banyak dijumpai pegunungan tinggi (lebih kurang terdapat 30 gunung atau bukit), seperti
- Gunung Kerinci yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Sumatera (3 805 m dpl)
- Gunung Tujuh (2 604 m dpl)
- Gunung Seblat (2 383 m dpl)
- Gunung Raya (2 543 m dpl)
- Gunung Nilo (2 400 m dpl)
- Gunung Masurai (2 600 m dpl)
- Gunung Sumbing ( 2 500 m dpl)
Pegunungan Bukit Barisan membentuk busur gunung berapi besar yang terbentang sepanjang Sumatera, Jawa, dan Kepulauan Nusa Tenggara. Bukit Barisan tengah yang gunung berapinya masih aktif dan menjadi bagian kawasan ini ditandai oleh celah lembah datar yang tertutup dengan luasnya sekitar 140 000 ha dan semua sisinya dikelilingi oleh beberapa bagian dari puncak Gunung Kerinci.
Pemandangan alam di utara celah lembah bagian tengah didominasi oleh kerucut gunung berapi Kerinci yang masih aktif, sedangkan di bagian utara dan barat daya terdapat danau kawah, yaitu Danau Tujuh dan Danau Kerinci.
Topografi daerah ini umumnya curam dan teriris dengan taji yang nyata menurun ke arah timur dan barat dari punggung utara-selatan Bukit Barisan. Topografi menaik ini pada akhirnya mengarah ke dataran Sumatera tengah di sebelah timur dan ke dataran pantai sebelah barat.
Jenis tanah berkisar dari tanah aluvial yang relatif subur di lembah Kerinci (kecuali serangkaian tanah latosol dan podsolik merah kuning) sampai dangkal yang menyerupai tanah cokelat asam pada ketinggian hingga 1 000 m dpl. Terjadi peluruhan lebih banyak sejalan dengan bertambahnya ketinggian yang menimbulkan podsolisasi sehingga tanahnya menjadi semakin bergambut dan bersifat asam.
Tiga daerah aliran sungai (DAS) yang paling penting adalah sungai-sungai kecil yang mengalir ke arah timur dan tenggara sehingga membentuk Sungai Batanghari dan Sungai Musi (sungai terbesar di Pulau Sumatera).
3. Sejarah Kawasan
Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan taman nasional di Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Warisan Asia Tenggara (Southeast Asia Heritage Site). Kerinci Seblat dinamakan demikian karena kawasan ini meliputi wilayah Kabupaten Kerinci dan Gunung Seblat. Kawasan ini diapit oleh jalan lintas Sumatera bagian tengah dan jalan lintas Sumatera bagian Barat.
Awalnya kawasan ini terdiri atas
- Cagar Alam Bukit Tapan,
- Cagar Alam Gunung Indrapura,
- Suaka Margasatwa Bukit Gedang Seblat,
- Suaka Margasatwa Bukit Kayu Embun,
- Suaka Margasatwa Rawas Hulu Lakitan,
- Hutan Lindung Bajang Air Tarusan Utara,
- Hutan Lindung Batang Maringin Barat/Menjuta Hulu,
- Hutan Lindung Bukit Regis/Hulu Sulup,
- Hutan Lindung Gunung Sumbing/Masurai,
- Hutan Lindung Kambang/Batanghari I/Bayang,
- Hutan Lindung Sangir Ulu/Batang Tebo/Batang Tabir,
- Hutan Lindung Batang Maringin Timur,
- Cagar Alam Danau Gunung Tujuh,
- Suaka Margasatwa Sangir Ulu,
- Suaka Margasatwa Sangir Ulu/Batang Tebo/Batang Tabir,
- Hutan Lindung Bukit Gedang Seblat,
- dan Hutan Produksi Terbatas yang memiliki flora dan fauna bernilai tinggi.
Sebagian besar kawasan-kawasan tersebut masih hutan primer. Selain berfungsi sebagai daerah hidroorologis di Sumatera bagian tengah dan selatan, kawasan ini juga merupakan kawasan yang mendapat perhatian dunia. Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah resapan air (cathments area) dari hulu sungai yang banyak mengalir ke Samudera Indonesia di sebelah barat dan menuju Selat Bangka di sebelah timur.
Berikut adalah berbagai peristiwa sejarah mengenai Taman Nasional Kerinci Seblat:
- Tahun 1921 pemerintah Belanda menyatakan bahwa hutan di daerah Bayang, Batanghari I, Kambang, Sangir I, dan Jujuhan sebagai Hutan Lindung.
- Tahun 1926 hutan di daerah Sungai Ulu, Batang Tebo, dan Batang Tabir juga dijadikan sebagai kawasan Hutan Lindung.
- Tahun 1929 daerah Gunung Indrapura dijadikan sebagai Cagar Alam.
- Tahun 1978 ditetapkan Cagar Alam Bukit Tapan.
- Tahun 1979 ditetapkan Suaka Margasatwa Rawas Hulu Lakitan.
- Tahun 1980 ditetapkan Cagar Alam Kambang.
- 14 Oktober 1982 berdasarkan Surat Pernyataan Menteri Pertanian No. 736/Mentan/X/1982 seluruh kawasan tersebut di atas digabung dan dinyatakan sebagai Taman Nasional Kerinci Seblat.
- 5 Januari 1996 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 192/Kpts-II/96 wilayah Gunung Nilo (2 400 m dpl), Gunung Masurai (2 600 m dpl), dan Gunung Sumbing (2 500 m dpl) dimasukkan ke dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat sehingga luasnya menjadi 1 368 000 ha.
- 27 Februari 1998 dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 280/Kpts-II/1998 tentang penetapan kelompok hutan Taman Nasional Kerinci Seblat seluas 348 125,1 ha yang terletak di Kabupaten Pesisir Selatan, Solok, Sawahlunto/Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.
- Tahun 1999 dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 46/Kpts/VII-3/1999 tentang pengesahan kelompok hutan di Provinsi Sumatera Selatan ke dalam Taman Nasional Kerinci Seblat.
- 14 April 1999 dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 200/Kpts-II/1999 tentang penetapan kelompok hutan Taman Nasional Kerinci Seblat di provinsi Jambi sebagai kawasan hutan.
- 14 Oktober 1999 dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 90/Kpts-II/1999 tentang penetapan status kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat yang terletak di provinsi Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, dan Bengkulu seluas 1 375 349,867 ha. Dengan adanya keputusan ini maka pengukuhan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan dalam Covenant Grant.
4. Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem
Terdapat tidak kurang dari 4 000 jenis tumbuhan di Taman Nasional Kerinci Seblat di mana 60% dari jenis tersebut terdapat di hutan dataran rendah. Tumbuhan yang mendominasi adalah suku Dipterocarpaceae, Leguminosae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Bombacaceae. Tercatat juga sebesar 300 jenis anggrek, berbagai spesies bambu, kayu manis, rotan, dan edelweis yang langka (Anaphalis sp.). Selain itu, terdapat bunga terbesar, Rafflesia arnoldii, Rafflesia hasseltii, dan bunga tertinggi di dunia Amorphophallus titanium, serta flora langka kantong semar (Nepenthes sp.).
Tipe vegetasi yang paling penting adalah hutan hujan tropis Dipterocarpaceae yang terdapat di dataran rendah dan bukit-bukit hingga ketinggian lebih dari 1 000 m dpl. Jenis pohon tersebut antara lain adalah Shorea parvifolia, Dipterocarpus sp., Parashorea sp., Koompassia malaccensis, dan Dialium sp. Lapisan bawahnya ditumbuhi oleh palem Arenga sp., patma raksasa Rafflesia arnoldii, dan bunga bangkai Amorphophallus titanium.
Pada ketinggian antara 1 000 – 1 500 m dpl terdapat hutan hujan tropis pegunungan rendah yang didominasi oleh jenis-jenis Dipterocarpaceae (hingga ketinggian 1 200 mdpl), seperti Hopea sp., dan Shorea platyclados, Litsea sp., Rhodamnia cinere, serta suku Euphorbiaceae dan Leguminosae. Lapisan bawahnya ditumbuhi oleh pelem (Livingstonia altissima dan Areca catechu), epifit (Asplenium sp., Bulbophyllum sp., Dendrobium sp., dan Eria sp.), dan kantong semar (Nepenthes sp.).
Di atas ketinggian 1 500 mdpl terdapat vegetasi hutan pegunungan yang didominasi oleh suku Lauraceae dan Ericaceae, seperti Podocarpus amarus, Castanopsis sp., Ficus variegate, dan Cinnamomum parthenoxylon.
Daerah yang tinggi menunjukan dua tipe vegetasi lain yang menonjol. Suksesi flora di Gunung Kerinci berpangkal dari hutan Schima-Symigtonia (1 800 – 2 250 mdpl) melalui hutan Quercus-Engelhardtia dan Symplocos-Myrsine (2 250 – 3 000 m dpl), menuju belukar Vaccinium-Rhododendron (di atas 3 000 mdpl). Tipe vegetasi lainnya adalah hutan sekunder, terutama pada lereng-lereng di atas Lembah Kerinci yang didominasi oleh alang-alang (Impera cylindrica).
Di Kabupaten Kerinci dikenal dua ekosistem rawa, yaitu Rawa Ladeh dan Rawa Bento yang terletak di ketinggian 1 950 mdpl dengan luasan 150 ha. Kedua rawa tersebut merupakan rawa gambut tertinggi di Pulau Sumatera. Rawa Bento (Sangir Hulu) merupakan rawa air tawar dengan karakteristik jenis rumput Leersia hexandra, Glochidion sp., dan Eugnia spicata.
Jenis tumbuhan khas dengan sebaran terbatas dapat dijumpai di kawasan ini, yaitu pinus strain kerinci (Pinus merkusii strain kerinci), kayu pacet (Harpullia arborea), pakis sunsang (Dyera costulata), dan bunga rafflesia (Rafflesia arnoldii).
Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan rangkaian tidak terputus hutan hujan dataran rendah sampai pegunungan, termasuk hutan pinus tropis alami, hutan rawa gambut, dan danau air tawar. Kawasan ini merupakan habitat sebagian besar burung-burung Sumatera. Terdapat lebih dari 139 jenis burung (sembilan di antaranya jenis rangkong), lebih dari 150 jenis mamalia (30 jenis merupakan mamalia besar), enam jenis primata, enam jenis amfibi, dan sepuluh jenis reptilia.
4.1 Satwa dan Tumbuhan Endemik
Satwa endemik yang terdapat di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat antara lain:
Nama Lokal | Nama Ilmiah |
Badak Sumatera | Dicerorhinus sumatrensis |
Tapir | Tapirus indicus |
Harimau Sumatera | Panthera tigris sumatrensis |
Gajah Sumatera | Elephas maximus sumatranus |
Kambing Hutan | Capricornis sumatrensis |
Kelinci Sumatera | Nesolagus metschen |
Kuau Kerdil Sumatera/Karau | Polyplectron chalcurum |
Celepuk Kerinci | Otus stresemanni |
Taman Nasional Kerinci Seblat juga menjadi habitat tumbuh-tumbuhan endemik yang di antaranya adalah:
Nama Lokal | Nama Ilmiah |
Pinus Strain Kerinci | Pinus merkusii strain kerinci |
Kayu Pacet | Harpullia arborea |
Bunga Rafflesia | Rafflesia arnoldii |
Mersawa | Anisoptera sp. |
Bunga Bangkai | Amorphophallus titanium |
5. Masyarakat Sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat
Masyarakat sekitar kawasan umumnya terdiri atas masyarakat dari suku Minangkabau, suku Kerinci, Suku Komering, Suku Rejang, Suku Kubu, Suku Siak, dan suku-suku yang berasal dari program transmigrasi, seperti suku Jawa dan Sunda. Setiap suku memiliki ciri khas dan keunikan budaya tersendiri, seperti adat-istiadat, tarian tradisional, kesenian, makanan, bahasa, rumah adat, dan pakaian adat. Terdapat hutan yang dikelola oleh masyarakat setempat, yaitu hutan adat Temedak dan hutan adat Muara Air Dua/Hiang.
Daerah pemukiman (enclave) yang berada di lembah antara pegunungan Bukit Barisan dengan Gunung Kerinci sebelah utara serta Danau Kerinci (5 000 ha) di sebelah selatan, merupakan wilayah dalam kabupaten Kerinci dan terdapat dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Di wilayah tersebut sering dilakukan pesta adat Kenduri Seko, yaitu pesta terbesar yang dilakukan sebagai pencerminan keberhasilan daerah dalam pembangunan sekaligus menjadi media pertemuan antara pemuka adat serta masyarakat di dalam dan di luar pemukiman tersebut.
Terdapat kepercayaan dalam masyarakat bahwa di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat ada suatu makhluk yang memiliki ciri-ciri pemalu, berjalan tegak, tidak berekor, dan penuh dengan misteri lainnya, makhluk ini sering disebut sebagai “Orang Pendek” dan “Sigung” sebagai penguasa hutan.
Mayoritas masyarakat bermukim di Lembah Kerinci yang terpusat pada kota Pasar Sungai Penuh. Tata guna lahan pertanian dalam bentuk persawahan berada di lembah bagian tengah; ladang dan perkebunan berada di sisi-sisi lembah.
6. Wisata Alam di Taman Nasional Kerinci Seblat
Taman nasional di Indonesia selalu menyimpan keindahan alam yang luar biasa sehingga sangat cocok untuk dijadikan destinasi wisata alam, sama halnya dengan Taman Nasional Kerinci Seblat. Berikut adalah destinasi wisata alam yang bisa kita jelajahi.
6.1 Gunung Kerinci
Pendakian menuju puncak Kerinci diawali dari desa Kersik Tua yang berada di kawasan perkebunan teh dengan lahan seluas 60 km2 yang lokasinya sekitar 43 km dari Sungai penuh. Lama pendakian mencapai 2 hari dan harus melewati medan yang cukup berat sehingga dalam pendakian harus ditemani oleh seorang pemandu yang bisa ditemukan di Sungaipenuh atau Kersik Tua.
Meskipun pendaki berjumlah lebih dari tiga orang, para pendaki harus tetap ditemani oleh seorang pemandu. Apabila Anda ingin memakai jasa pengangkut barang atau porter, anda hanya perlu menyiapkan uang sebesar 50.000 per hari.
6.2 Danau Kerinci
Danau Kerinci berada di kaki Gunung Raja pada ketinggian 2 543 mdpl atau terletak di sebelah selatan Sungai Penuh sejauh 20 km. Di sekitar danau merupakan hutan yang sangat disenangi oleh beberapa jenis burung. Di desa-desa sekitar Danau Kerinci banyak ditemui batu berukir megalitikum yang berumur ribuan tahun yang lalu. Keberadaan peninggalan sejarah ini memberikan tanda bahwa pada zaman dahulu daerah sekitar Danau Kerinci dimukim oleh masyarakat.
Di antara batu berukir tersebut Batu Gong merupakan batu yang paling terkenal dan dijadikan monumen yang letaknya di Desa Muak, 25 km dari Sungai Penuh. Batu Gong ini diperkirakan diukir oleh manusia pada 2 000 tahun yang lalu. Benda peninggalan lainnya yang terdapat di sekitar Danau Kerinci adalah tetabuhan (genderang) yang merupakan tanda dari adanya zaman besi dan tembaga.
6.3 Danau Gunung Tujuh
Danau Gunung Tujuh terletak di puncak Gunung Tujuh dan dulunya merupakan kawah gunung berapi. Danau Gunung tujuh ini berada pada ketinggian 1 950 mdpl menjadikannya danau tertinggi di Asia Tenggara. Waktu sekitar 3,5 jam dibutuhkan untuk mendaki sampai ke danau yang memiliki panorama yang indah ini. Pendakian diawali dari desa Pelompek yang letaknya 8 km dari desa Kersik Tua. Danau Gunung Tujuh merupakan bagian dari Taman Nasional Kerinci Seblat sehingga diperlukan surat izin untuk memasuki kawasan ini. Surat izin dapat dibuat di desa Palompek.
6.4 Gua Sengering
Gua yang terletak di desa Sengering ini merupakan rumah bagi peradaban manusia pada ribuan tahun yang lalu. Gua Tiangko adalah salah satu gua yang paling populer. Di Gua Tiangko pernah dihuni oleh manusia yang hidup pada 9 000 tahun yang lalu. Gua ini memiliki stalaktit dan stalagmit yang sangat indah. Sengering ini berada di 9 km dari Sungai Manau yang terletak di pinggir jalan raya menuju ke Bangko.
6.5 Cagar Alam Bukit Tapan
Cagar Alam Bukit Tapan dan Pegunungan Indrapura merupakan bagian dari Gunung Kerinci dan termasuk ke dalam wilayah administratif Provinsi Jambi. Di sini banyak ditemui berbagai jenis satwa liar, terutama berbagai jenis primata. Cagar alam ini dapat diakses melalui kota Padang atau Sungai Penuh.
6.6 Gunung Seblat
Gunung Seblat dengan ketinggian 2 383 mdpl merupakan habitat bunga Rafflesia arnoldii, berbagai jenis primata, dan reptilia. Gunung ini merupakan habitat utama dari berbagai satwa liar yang ada di sana.
7. Fasilitas dan Transportasi
Berikut adalah fasilitas dan transportasi yang ada di Taman Nasional Kerinci Seblat:
- Di Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, tersedia hotel yang cukup memadai, seperti Hotel Busana di jalan Martadinata dan Hotel Matahari di Jalan Jend. Ahmad Yani.
- Di Kersik Tuo ada beberapa penginapan dan pemandu wisata bagi pengunjung yang ingin mendaki Gunung Kerinci.
- Di Curup, Lubuk Linggau dan Bangko tersedia hotel yang cukup besar, rumah makan dan kendaraan sewaan untuk menuju ke kawasan atau obyek wisata.
- Di kaki Gunung Tujuh tersedia fasilitas guesthouse yang dapat menampung 10 orang, untuk pengunjung yang ingin mendaki atau menuju Danau Gunung Tujuh. Danau tersebut dapat dicapai dengan berjalan kaki selama 3 – 4 jam.
- Di Danau Gunung Tujuh terdapat air terjun dan jalan setapak sehingga kita dapat menikmati keindahan danau atau bersampan sambil melihat air terjun dan satwa liar, seperti siamang atau berbagai jenis burung.
- Di Kota Padang dan Jambi terdapat bandar udara.
- Di Curup, Painan, dan Lubuk Linggau terdapat Kantor Perwakilan Taman Nasional, Pusat Informasi, dan Mess Jagawana/Ranger.
- Terdapat sekitar 20 pos jaga di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, yang terdiri atas:
- Provinsi Jambi sebanyak 8 pos
- Provinsi Sumatera Barat sebanyak 5 pos
- Provinsi Bengkulu sebanyak 4 pos
- Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 3 pos
- Di Bangko terdapat mess jagawana
Fasilitas penunjang yang ada di Taman Nasional Kerinci Seblat antara lain Wisma, Museum Taman Nasional, Pondok Wisata, Pusat Informasi, Pondok Kerja, Tempat Parkir, Tempat Berkemah, Tempat Berteduh/Shelter, Menara Pengamatan, dan Jalan Setapak.
Referensi:
Informasi Pariwisata Nusantara (Visit Indonesia)
Supriatna J. 2014. Berwisata Alam di Taman Nasional. Jakarta (ID): Yayasan Obor Indonesia
[/read]