Pesona Semeru memang tidak pernah gagal memanjakan mata para penikmatnya. Tidak hanya memiliki puncak megah Mahameru dan danau cantik Ranu Kumbolo, namun Semeru juga punya desa yang ada di ketinggian sekitar 2.100 mdpl. Desa ini bernama Desa Ranu Pani yang merupakan salah satu titik keberangkatan untuk mendaki ke Gunung Semeru.
Panorama indah dan masyarakatnya yang ramah membaut desa ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang senang berpetualang.
Kalau ingin tau informasi lebih banyak mengenai Desa Ranu Pani Anda bisa baca artikel ini sampai habis, yuk yuk!
Desa Ranu Pani termasuk dalam wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru atau TNBTS dan secara administratif berada di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Dikenal sebagai desa terakhir sebelum Gunung Semeru dan merupakan salah satu desa tertinggi di Pulau Jawa, tempat ini pastinya mempunyai pemandangan sangat indah. Desa ini mempunyai tiga danau cantik yaitu Danau Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo. Tempat-tempat ini memiliki warna hijau pepohonan yang menyenangkan di sekitaranya. Suasananya yang amat sejuk sangat cocok digunakan sebagai tempat melarikan diri dari peningnya aktivitas harian. Masalah-masalah otomatis kabur deh haha.
[read more]
Desa ini dihuni oleh masyarakat dari Suku Tengger yang mayoritas menganut agama Hindu. Setiap tahunnya masyarakat desa ini mengadakan beberapa ritual seperti bersih desa, unan-unan, dan lain sebagainya. Jika beruntung dan mengetahui tanggal pelaksanaannya Anda bisa melihat proses ritualnya lho.
Fasilitas di Desa Ranu Pani bisa dibilang sudah lumayan lengkap. Beberapa fasilitas yang bisa Anda nikmati adalah tempat untuk sewa peralatan camping dan juga ada homestay. Kalau ingin ke puncak Anda juga bisa menyewa jasa pemandu wisata lho.
Anda tidak perlu bayar tiket lho untuk main ke desa wisata ini.
Jadi kapan nih mau main ke sini? Sudah ada rencana belum? Kalau bosan dengan pemandangan pantai langsung aja ke Desa Ranu Pani. Gratis tapi pemandangannya jauh lebih cantik dari kisah percintaan para jomblowan jomblowati lho haha.
Editor:
Mega Dinda Larasati
[/read]