Kawasan Taman Kehati AQUA Mekarsari merupakan sebuah areal terbuka hijau di daerah Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Taman Keanekaragaman Hayati tersebut dibangun dan dikembangkan oleh PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI. Pembangunannya merupakan wujud keseriusan AQUA dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan.
Lahan seluas 10.12 hektare ini memiliki fungsi utama sebagai kawasan konservasi untuk memastikan terpeliharanya berbagai jenis flora secara berkelanjutan.
Hal ini turut mendukung agenda global dalam menjalankan program Sustainable Development Goals (SDGs) yang diprakarsai oleh United Nation (PBB).
Salah satu garis besarnya memiliki fokus pada pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta menjamin keadilan. SDGs juga mendukung terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Jenis tanaman yang akan ditanam dan dikembangkan di kawasan ini adalah Gutta percha (Palaquium gutta) atau getah perca. Tanaman ini dipilih karena keberadaannya yang semakin sedikit di alam.
Berdasarkan data yang dihimpun dari IUCN (International Union for Conservation of Nature), pepohonan dari genus Palaquium ini masuk dalam kategori terancam punah (Near Threatened), sehingga perlu dilakukan pelestarian sedini mungkin.
Faktor lain yang menjadi penyebab kelangkaannya adalah lokasi penanaman yang terbatas. Di Indonesia, tanaman ini bahkan hanya bisa ditemui di beberapa lokasi saja.
Mahasiswa dari program studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Ecologica) Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan IPB University, PILI-Green-Network, dan PT Perkebunan Nusantara VIII telah melakukan penanaman bibit Gutta percha di area Taman Kehati AQUA Mekarsari.
Kegiatan penanaman tersebut merupakan kelanjutan dari sebuah Focus Grup Discussion (FGD) yang mengkaji tentang biodiversitas.
Selain itu, kegiatan tersebut juga menjadi sebuah upaya konservasi ex-situ dengan menyebarkan bibit tanaman Gutta percha ke berbagai tempat, seperti kawasan Taman Kehati AQUA Mekarsari.
Hal tersebut juga didasari karena saat ini perkebunan dan pabrik pengolahannya hanya berada di daerah Cipetir yang dikelola langsung oleh PT Perekebunan Nusantara VIII sejak tahun 1921.
Potensi Tanaman Gutta Percha
Alasan lain yang mendasari penanaman pohon Gutta percha adalah besarnya potensi getah dan daunnya.
Getah lateks yang dihasilkan pohon ini dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti kedokteran, olahraga, dan lain sebagainya.
Di dalam bidang kedokteran, getah lateks digunakan sebagai bahan dasar pembuatan alat medis, campuran gips untuk pembalut tulang, penutup luka, penambal gigi, dan pembuatan gigi palsu.
Sementara itu, di dalam bidang olahraga, getah perca dimanfaatkan sebagai pelapis bola golf agar lebih lentur dan tahan lama.
Pemanfaatan lainnya, yaitu melapisi kabel bawah laut, perekat, cetakan dasar berbagai produk, hingga bahan dasar pembuatan alat-alat rumah tangga.
Daun pohon ini dapat dijual dengan harga jutaan rupiah per kilogram karena kandungan getahnya yang cukup tinggi.
Mengingat besarnya potensi pohon Gutta percha, tidak heran jika tanaman asli Indonesia ini selalu dicari meskipun harganya sangat fantastis.
Selain untuk tujuan konservasi, ke depannya penanaman pohon Gutta percha diharapkan mampu dimanfaatkan secara komersial dalam skala yang lebih besar sehingga menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia.
Pelibatan Petani Lokal
Upaya menyelamatkan keberadaan tanaman Gutta percha juga dapat disisipi misi sosial pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan petani lokal dalam upaya pembudidayaan secara ex-situ.
Hal ini tentu saja akan menjadi simbiosis mutualisme di mana petani mendapatkan jenis komoditas baru dengan nilai ekonomis yang tinggi, sementara Gutta percha tetap terjaga kelestariannya.