Kebakaran Hutan Kawasan Danau Toba (Samosir) yang Sering Tidak Dihiraukan

Belakangan ini kebakaran hutan di kawasan Danau Toba sering kali terjadi.

Hal ini diakibatkan oleh berbagai aktivitas masyarakat sekitar kawasan Danau Toba.

Masyakakat di sekitar kawasan Danau Toba memilih membuka lahan dengan membakar kawasan hutan.

Hal ini karena meraka mengganggap cara ini adalah cara yang paling efektif menyiapkan lahan untuk bercocok tanam atau berternak.

Padahal di area tersebut sudah diberi tanda yang menjelaskan bahwa kawasan hutan negara dilarang dibakar agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.

Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup di sekitar area Danau Toba masih kurang.

Menurut Oelim 2000, diacu dalam ITTO 2005 pada periode tahun 1985 sampai 1997, DTA Danau Toba telah kehilangan lebih dari 16.000 ha kawasan hutan.

Penyebab utamanya adalah konversi hutan secara ilegal menjadi lahan pertanian.

Konversi lahan pertanian itu dilakukan dengan cara pembalakan dan pembakaran kawasan hutan.

Pembakaran hutan oleh masyarakat juga sering dilakukan untuk lahan penggembalaan ternak seperti lembu.

Lahan yang dibakar dimaksudkan agar ditumbuhi oleh rerumputan yang baru.

Namun hal itu akan menjadi masalah serius apabila api menjalar.

Hutagalung et al 2014 menyatakan pembakaran lahan juga dilakukan dengan sengaja untuk penggembalaan ternak dan seringkali menyebabkan kebakaran menjadi tidak terkendali sehingga menjalar ke kawasan yang berhutan dan menimbulkan kebakaran lahan dan hutan yang sangat besar.

Praktik seperti ini merupakan salah satu penyebab terjadinya penggunaan lahan yang berlebihan terutama di bagian hulu.

[read more]

Gambar di atas menunjukan contoh lahan yang dibakar untuk tempat penggembalaan ternak.

Namun dapat dilihat pada gambar bahwa bukan hanya tumbuhan bawah saja yang terbakar, pepohonan di sekitarnya juga ikut terbakar.

Selain kerusakan lingkungan, hal ini juga mengakibatkan satwa-satwa kehilangan tempat tinggal.

Oleh karena itu, hal ini menjadi tugas kita semua agar lebih berbenah meningkatkan kesadaran masyarakat atas pentingnya menjaga lingkungan, terutama hutan negara.

Peran pemerintah juga sangat penting untuk memberikan sosialisasi atau edukasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga hutan.

 

Referensi:

Sundawati L, Sanudin. 2009. Analisis Pemangku Kepentingan dalam Upaya Pemulihan Ekosistem Daerah Tangkapan Air Danau Toba. JMHT 15(3):102-108.

Hutagalung F, Budi U, Afifudin D. 2015. Persepsi Masyarakat di Sekitar Danau Toba Terkait Rendahnya Tingkat Keberhasilan Reboisasi di Daerah Tangkapan Air Danau Toba.

 

Editor:

Mega Dinda Larasati

[/read]