Sepasang lumba-lumba putih baru saja membuat warga di Desa Kualuh Beringin, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura), Sumatera Utara terkejut. Bagaimana tidak? Sepasang mamalia cerdas ini ditemukan terdampar di aliran Sungai Kualuh.
Kejadian ini dilihat warga sekitar pada hari Minggu, 27 Januari 2019 dan sontak membuat warga berkerumun menyaksikan nasib lumba-lumba tersebut. Selain itu, beberapa warga juga mengabadikan kejadian ini melalui telephone gengam mereka dan mulai membagikannya ke berbagai media sosial.
Kondisi Lumba-Lumba di Sungai Kualuh
BKSDA Sumatera Utara, Lembaga JAAN (Jakarta Animal Aid Network), dan Dolphin Project segera melakukan evakuasi terhadap sepasang lumba-lumba yang ditemukan terdampar di Sungai Kualuh. Evakuasi berlangsung selama dua hari dan menghasilkan titik temu dengan posisi N 02.50344 dan E 099.52361. Sayangnya, satu ekor lumba-lumba saat ditemukan sudah dalam keadaan mati.
Dilansir dari situs resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), tim identifikasi gabungan menyebutkan jenis lumba-lumba tersebut adalah lumba-lumba bongkok ondo-pasifik (Sousa chinensis). Nekropsis terhadap lumba-lumba dilakukan Jumat pagi (01/02/2019) untuk mengetahui penyebab kematiannya. Naas, ditemukan luka-luka di sekujur tubuh bangkai lumba-lumba dan terdapat luka traumatik di bagian blowhole.
Sementara pada lumba-lumba yang masih hidup, tim melakukan tindakan pelepasliaran di Muara Tanjung Balai. Lokasi ini dipilih karena dalam dua minggu terakhir warga melihat rombongan lumba-lumba di perairan Muara Tanjung Balai dan Muara Kualuh. Besar harapan agar lumba-lumba yang masih hidup ini dapat bertemu dengan kawanannya.
[read more]
Penyebab Terdamparnya Lumba-Lumba di Sungai Kualuh
Seperti yang kita ketahui, air laut adalah habitat asli segala jenis lumba-lumba. Namun ada beberapa jenis yang dapat hidup di air tawar atau di sungai berair deras. Mamalia laut berwarna biru-putih keabu-abuan ini dapat menyesuaikan kondisi lingkungan air yang ada, satwa ini fleksibel terhadap setiap perairan di dunia.
Teori ini juga tidak dibantahkan oleh Amenson Girsang, Kepala Seksi Perencanaan Perlindungan dan Pengawetan BBKSDA Sumut. Dikutip dari Mongabay, Amenson mengatakan, dipastikan sepasang lumba-lumba terdampar itu habitatnya di laut. “Ada dugaan, terdampar karena radar atau sonarnya yang mengalami gangguan. Lumba-lumba betina yang mati panjangnya sekitar dua meter. Dikubur di sekitar Kantor KPH Labura.”
Pengangkutan lumba-lumba yang masih hidup ke perairan laut Tanjung Balai dilakukan saat itu juga. Hal ini dilakukan untuk melindungi lumba-lumba serta untuk menghindari penyakit zoonosis, yakni infeksi yang ditularkan di antara hewan vertebrata dengan manusia dan sebaliknya. Hingga saat ini, tim gabungan beserta dokter dan para ahli masih terus melakukan monitoring dan memantau secara berkala untuk memastikan kelestarian hidup lumba-lumba.
Referensi:
Mongabay. Terdampar di Aliran Sungai Kualuh Lumba-lumba Ini Mati [internet]. Terdapat pada: https://www.mongabay.co.id/2019/02/05/terdampar-di-aliran-sungai-kualuh-lumba-lumba-ini-mati/
Editor: Mega Dinda Larasati
[/read]