Greta Thunberg, Aktivis Muda yang Menyuarakan Climate Crisis

Perubahan iklim yang terjadi saat ini telah meresahkan banyak orang sebab dampaknya telah nyata dirasakan oleh makhluk hidup.

Fenomena ini bukanlah masalah sepele.

Saat ini, banyak dampak dari perubahan iklim seperti menurunnya kualitas air, punahnya spesies satwa tertentu, dan yang paling dirasakan adalah suhu bumi yang semakin meningkat.

Hal ini lah yang melatarbelakangi banyaknya aktivis-aktivis lingkungan yang menyuarakan keresahannya akan masa depan.

Dari banyaknya aktivis lingkungan, yang sedang diperbincangkan saat ini adalah Greta Thunberg sebab menariknya ia masih sangat muda.

Perempuan yang lahir pada tanggal 3 januari 2003 di Swedia ini menjadi aktivis lingkungan muda yang menyuarakan isu-isu climate crisis dan pemanasan global.

Tidak ada seorang pun dari kedua orang tuanya yang bergerak dibidang lingkungan. Semua ini ia lakukan sendiri.

Greta Thunberg
Greta Thunberg

[read more]

Greta belajar tentang perubahan iklim pertama kali saat berumur 8 tahun, ketika gurunya di sekolah memperlihatkan film dokumenter tentang perubahan iklim. Semuanya sangat serius menontonnya kala itu, termasuk Greta. Namun setelah film itu selesai, mereka seketika berhenti memikirkannya dan beralih ke topik lain. Greta tidak seperti itu.

Film tersebut berdampak padanya, lalu tiga tahun kemudian, tepatnya saat ia berumur 11 tahun, Greta mengalami depresi. Perubahan iklim bukan penyebab utama namun tetap menjadi bagian itu. Setelah itu ia berjanji kepada dirinya untuk melakukan apapun sebisanya untuk melakukan perubahan.

Pada umurnya yang ke-15, Greta mengikuti kompetisi menulis tentang iklim yang merupakan langkah pertamanya menginjak publik. Beruntungnya, ia menang kompetisi itu dan tulisannya dimuat di koran.

Pergerakannya menyuarakan climate crisis tidak selesai sampai sana, ia bergerak sendiri tidak masuk sekolah pada 20 Agustus 2018. Berbekal sebuah papan yang bertuliskan Skolstrejk for Klimatet, ia duduk di luar gedung Parlemen Swedia. Tidak sebatas itu, Greta menyebarkan selembaran tulisan yang berisi fakta-fakta tentang pemanasan global dan perubahan iklim.

Sepanjang hari ia berada di depan gedung Parlemen hingga akhirnya menarik beberapa wartawan untuk datang menemuinya. Hingga akhirnya ketika dia melakukannya lagi, Greta tidak sendiri. Greta dan masyarakat lain melakukannya selama 21 hari sampai Pemilihan Nasional Swedia.

Bagi Greta, dengan ia menyuarakan atau menceritakan masalah-masalah iklim, maka ia telah menjadi infulencer yang harapannya mampu menyadarkan orang lain. Kini namanya sudah besar dan dikenal banyak orang sampai-sampai ia diundang ke beberapa talkshow televisi.

Kini, sudah saatnya kita paham akan perubahan iklim yang terjadi. Tinggalkan kebiasaan buruk yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan mulailah berbuat baik untuk kelestarian lingkungan.

[/read]