Dosen dan Mahasiswa ITERA Berkolaborasi dengan Tahura Abdurrachman untuk Memantau Eksistensi Pohon Sonokeling dengan Aplikasi Sistem Barcoding

Dosen dan Mahasiswa ITERA Berkolaborasi dengan Taman Hutan Raya Wan Abdurrachman Lampung untuk Memantau Eksistensi Pohon Sonokeling dengan Aplikasi Sistem Barcoding

Pada 23-24 Juli 2022, Dosen Program Studi Rekayasa Kehutanan ITERA mengadakan kegiatan analisis vegetasi dengan objek utama jenis pohon Sonokeling (Dalbergia latifolia) di wilayah yang dikelola Taman Hutan Raya Wan Abdurrachman (Tahura WAR).

Kegiatan analisis vegetasi ini merupakan langkah awal untuk mengumpulkan informasi tentang jenis sonokeling yang akan dimasukkan ke dalam sistem barcoding.

Kegiatan inventarisasi sonokeling

Pelaksanaan kegiatan ini diikuti oleh dosen dan mahasiswa ITERA dengan didampingi oleh Polisi Kehutanan (Polhut) Tahura WAR.

Jenis sonokeling menjadi objek utama dalam kegiatan ini karena telah mengalami kelangkaan akibat menjadi sasaran illegal logging oleh masyarakat.

Tingkat keawetan dan kualitas sonokeling menjadi magnet bagi para pembalak liar yang tidak bertanggung jawab. Ilegal logging telah menjadi musuh sekaligus bencana sosial bagi pengelolaan hutan di wilayah Lampung.

Selain itu, sistem barcoding dalam jangka panjang dapat dimanfaatkan untuk pemantauan kondisi tegakan sonokeling.

Pembuatan QR Code Sonokeling

Potensi tegakan sonokeling di wilayah Lampung masih terjaga di kawasan konservasi.

Namun, keterbatasan SDM Polisi Hutan perlu dijadikan pertimbangan untuk memasukkan introduksi teknologi dalam pengelolaan hutan.

Salah satu contohnya adalah penggunaan sistem barcoding untuk pengelolaan tegakan di Tahura WAR yang dilakukan oleh dosen RH ITERA dalam menjaga kelestarian hutan, terutama jenis sonokeling.

Ke depannya, sistem ini juga dapat dikembangkan untuk program Tahura WAR yaitu pohon asuh sebagai basis data yang dapat diperbarui secara realtime.

Pembuatan QR Code disertai dengan berbagai informasi tambahan dan dapat diakses secara terbatas.

Keterbatasan akses dimaksudkan untuk menghindari penyalahgunaan informasi di dalam QR Code.

Informasi tambahan yang disertakan berupa data lokasi, pertumbuhan pohon, vegetasi sekitar, dan kesehatan pohon sonokeling itu sendiri.

QR Code akan dicetak dan dipasang pada individu pohon yang telah diamati.

Diskusi antara ITERA dan Stakeholder

Harapannya, kegiatan ini mampu meningkatkan efisiensi pengelolaan tegakan beserta data pendukungnya, khususnya dalam penanggulangan bencana sosial kehutanan yang menjadi pokok permasalahan kehutanan di Lampung.