Bajing (Sciuridae): Jenis, Habitat, Sebaran, dan Perkembangbiakan

“Bajing adalah salah satu hewan mamalia kecil yang biasa hidup di pepohonan dan mudah ditemui khususnya di Indonesia”.

Sebagian besar orang pastinya sudah tidak asing lagi dengan hewan yang satu ini.

Mereka juga seringkali dianggap sama dengan tupai, padahal ada banyak perbedaan baik itu dalam penggolongan maupun secara fisik.

Jika Anda ingin mengenalnya lebih dalam, ada baiknya untuk menyimak ulasan lengkapnya di bawah ini!

1. Taksonomi

Di bawah ini adalah informasi mengenai taksonomi bajing atau Sciuridae, yaitu:

Kingdom Animalia
Subkingdom Bilateria
Infrakingdom Deuterostomia
Filum Chordata
Subfilum Vertebrata
Infrafilum Gnathostomata
Superkelas Tetrapoda
Kelas Mammalia
Subkelas Theria
Infrakelas Eutheria
Ordo Rodentia
Subordo Sciuromorpha
Famili Sciuridae

Famili Sciuridae setidaknya mempunyai 5 sub famili (Ratufinae, Sciurinae, Callosciurinae, Xerinae, dan Sciurillinae), 51 genus, dan 279 spesies yang tersebar di seluruh dunia kecuali wilayah kutub.

2. Jenis-jenis Bajing

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa satwa ini mempunyai banyak jenis yang tidak hanya hidup di Indonesia, tetapi juga di berbagai belahan dunia lainnya.

Pada umumnya, peneliti sependapat untuk membagi bajing menjadi 2 kelompok besar, yaitu kelompok Sciuridae (kelompok yang hidup di pepohonan dan tanah) dan Pteromydae (kelompok yang mempunyai kemampuan meloncat dan terbang).

Adapun beberapa jenis yang endemik dan ada juga yang tidak bisa dijumpai di Indonesia.

Berikut ini adalah beberapa jenis bajing yang cukup terkenal dan mudah ditemui, antara lain:

2.1 Bajing Ekor Kuda

Jenis ini banyak ditemui di beberapa pulau di Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, Borneo, dan lain sebagainya.

Mereka mempunyai ekor yang tebal dan lebih panjang dibandingkan tubuhnya.

2.2 Bajing Ekor Pendek

Jika jenis sebelumnya mempunyai ekor yang panjang, sebaliknya jenis ekor pendek memang mempunyai ekor relatif lebih pendek dibandingkan bagian tubuhnya.

2.3 Bajing Jawa

Jenis ini memang hidup atau mudah ditemui di Pulau Jawa.

Mereka termasuk dalam hewan nokturnal dan arboreal atau menghabiskan sebagian besar waktunya di atas pohon.

2.4 Bajing Kelapa

Bajing Kelapa

Bajing kelapa adalah salah satu jenis yang hidupnya endemik di Indonesia dan seringkali diburu untuk diperjualbelikan.

Hal ini dikarenakan mereka mempunyai perawakan cukup lucu sehingga ada banyak orang yang berminat untuk memeliharanya.

Sama seperti namanya, jenis ini bisa ditemukan di beberapa pohon kelapa yang jauh dari pemukiman manusia.

2.5 Bajing Kerdil Telinga Hitam

Bajing jenis ini mempunyai tubuh yang lebih kecil dibandingkan jenis lainnya.

Mereka seringkali dianggap sebagai kelompok tikus karena bentuk badan dan ukurannya yang cukup mirip.

Ukuran tubuhnya memang kecil, tetapi mereka mempunyai ekor yang panjang dengan bulu berwarna abu-abu gelap.

Sama seperti namanya, mereka juga mempunyai telinga yang berwarna hitam.

2.6 Bajing Tanah

Bajing Tanah

Sama seperti namanya, jenis ini memang menghabiskan sebagian besar waktunya di tanah.

Mereka mempunyai kemampuan menggali yang sangat baik dan itu berguna untuk membuat sarang di dalam tanah.

Jenis ini mempunyai tubuh mirip tikus yang gesit dan lincah.

2.7 Bajing Terbang Ekor Merah

Jenis ini mempunyai bentuk atau fitur tubuh yang cukup berbeda dengan jenis bajing lainnya.

Sesuai dengan namanya, bajing terbang mempunyai sayap atau selaput kulit yang bisa digunakan untuk terbang.

Satwa ini mempunyai ekor yang cukup panjang dan berwarna merah pada ujungnya.

Mereka biasanya hidup di pepohonan dan termasuk dalam hewan nokturnal atau aktif di malam hari.

2.8 Bajing Terbang Totol

Sama seperti poin sebelumnya, jenis ini juga mempunyai selaput kulit yang bisa digunakan untuk terbang.

Perbedaannya adalah satwa ini mempunyai corak atau motif berupa totol-totol.

[read more]

3. Morfologi

Apakah bajing termasuk Rodentia?

Ya, mereka termasuk dalam golongan Rodentia yang berarti hewan pengerat.

Oleh karena itu, mereka mempunyai bentuk tubuh yang mirip dengan beberapa hewan pengerat lainnya, seperti tikus, hamster, tupai, berang-berang, dan lain sebagainya.

Agar bisa mengetahui lebih jelas mengenai ciri tubuh atau morfologi satwa yang satu ini, berikut adalah penjelasannya.

3.1 Ekor

Hewan ini mempunyai ekor yang panjang dan berbulu lebat.

Ekor ini juga bisa berdiri tepat di belakang punggungnya dan berguna untuk menghangatkan serta menjaga keseimbangan tubuh.

Bajing (pexels.com)

3.2 Ukuran

Mereka mempunyai tubuh yang panjang dengan ukuran beragam tergantung dengan spesiesnya.

Panjang tubuh mereka berkisar antara 38 cm hingga 50 cm dan ditambah ekor sepanjang 15 cm hingga 24 cm.

Sedangkan beratnya adalah 45 gram hingga 68 gram.

3.3 Gigi

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa satwa ini termasuk dalam golongan hewan pengerat.

Jadi, gigi seri mereka akan terus tumbuh  memanjang dan untuk mengontrolnya maka harus mengunyah atau menggerogoti makanan keras.

Memangnya, gigi bajing berapa sih?

Mereka mempunyai 20 gigi, tetapi adapun spesies yang mempunyai 22 gigi.

3.4 Kepala

Kepala hewan ini berbentuk bulat dan mempunyai moncong yang relatif pendek.

Mereka mempunyai mata yang cukup besar dan berwarna hitam legam dan ada juga yang merah.

Pada bagian kepala ini ada juga sepasang telinga yang ukurannya cukup besar.

3.5 Bulu

Satwa ini mempunyai bulu halus yang lembut dan adapun beberapa spesies yang mempunyai bulu cukup lebat.

Warna bulu bajing sendiri cukup beragam tergantung dengan spesiesnya, ada yang abu-abu, cokelat, hitam, cokelat kemerahan, dan putih.

3.6 Kaki

Mereka mempunyai 4 kaki yang bagian kaki belakang terdapat 5 kuku atau cakar, sedangkan bagian depan mempunyai 4 kuku.

4. Habitat dan Sebaran

Masih ada banyak orang yang bertanya, memangnya bajing hidup di mana?

Mereka hidup di pohon hingga liang bawah tanah.

Mereka juga bisa ditemukan di beragam habitat, termasuk hutan hujan, padang rumput gersang, tundra Arktik, hutan, daerah pinggiran kota, dan kota.

Beberapa spesies dapat ditemukan pada ketinggian tinggi, seperti marmut Himalaya (Marmota himalaya) yang ditemukan pada ketinggian sampai 5000 meter.

Bajing berasal semua wilayah terestrial dengan pengecualian Australia, Madagaskar, Amerika Selatan bagian selatan, Antartika, Greenland, banyak pulau samudera, dan daerah gurun tertentu, seperti Sahara.

Mereka sangatlah beragam di hutan Afrika dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.

5. Status Kelangkaan

IUCN atau International Union for Conservation of Nature menyatakan bahwa status konservasi bajing adalah tidak punah.

Namun, terdapat beberapa spesies yang berstatus terancam punah

6. Perilaku dan Cara Hidup

Usia bajing maksimal 8 tahun hingga 14 tahun di alam liar dan selama 16 tahun atau lebih jika berada di penangkaran.

Mereka adalah hewan yang bisa hidup sendiri atau individual dan sosial atau bersama kelompok.

Namun, itu tergantung dengan spesiesnya.

Bajing tanah cenderung menjadi jenis yang paling sosial.

Mereka bermain dan merawat bersama-sama.

Jantan maupun remaja bisa membantu merawat bayi bersama dengan betina.

Kehidupan berkelompok ini memungkinkan mereka bisa melawan pemangsa atau predator.

Beberapa predator bajing adalah elang, musang, ular, dan lain-lain.

Bajing tanah membuat liang di bawah tanah yang digunakan sebagai sarang untuk membesarkan anak dan berlindung dari suhu lingkungan yang lebih ekstrem jika di atas tanah, seperti panas di siang hari dan dingin di malam hari atau musim dingin.

Sedangkan, bajing pohon pada umumnya senang menyendiri walaupun beberapa di antaranya membentuk kelompok ketika bersarang.

Mereka bersarang di pohon berlubang dan mengisinya dengan daun dan ranting.

Mereka juga lincah dan tangkas apalagi ketika berada di antara pepohonan.

Ada juga bajing terbang yang menjadi satu-satunya jenis nokturnal atau aktif di malam hari.

Walaupun namanya mempunyai kata terbang, tetapi faktanya mereka tidak bisa terbang dengan benar dan hanya menggunakan selaput kulitnya tersebut untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain setelah melompat dari ketinggian.

Mereka membesarkan anak-anaknya dan berkumpul agar tetap hangat di rongga pohon.

Ada juga pertanyaan mengenai, apakah bajing musuh petani?

Jawabannya adalah iya, tetapi tergantung dengan spesiesnya.

Ada beberapa spesies yang memang mengonsumsi produk perkebunan, seperti kelapa dan kokoa.

Oleh karena itu, mereka dianggap sebagai hama bagi petani kebun.

7. Makanan

Bajing makanannya apa?

Kebanyakan dari mereka mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, dan buah-buahan, tetapi makanan mereka beragam, termasuk serangga, telur, jamur, lumut, dan vertebrata kecil.

Banyak spesies oportunistik yang mengambil mangsa hewan, seperti anakan hewan lain dan telur burung atau mamalia lainnya.

Komposisi makanan berubah dari satu daerah ke daerah lain, dari musim ke musim, dan dari tahun ke tahun.

Ada banyak spesies yang menyimpan atau menimbun makanan juga.

8. Perkembangbiakan

Apakah bajing termasuk hewan vivivar?

Ya, sama seperti hewan mamalia lainnya mereka juga berkembang biak dengan cara vivipar atau melahirkan.

Sistem perkawinan mereka adalah poligini, berarti ada banyak jantan bisa kawin dengan banyak betina dalam satu musim kawin.

Pada umumnya, betina tersebar luas dan jantan tidak mempertahankan suatu wilayah, tetapi perilaku ini berbeda-beda tergantung dengan spesies.

Beberapa spesies bajing tanah hidup berkelompok dan itu memaksa jantan agar mempertahankan wilayah kecil untuk menarik betina.

Musim kawin bajing ditandai dengan perkembangan testis jantan dan peningkatan gairah seksual betina, seperti yang biasa terjadi pada sebagian besar kelompok mamalia.

Jantan mungkin saja mengikuti aroma yang ditinggalkan oleh betina estrus atau mereka memang mengejar betina.

Kelompok jantan, mulai dari 4 hingga 9 individu akan mengejar betina dari cabang ke cabang dengan kecepatan tinggi dan itu dikenal sebagai pengejaran kawin.

Setelah betina menerima jantan tertentu, maka perkawinan terjadi dan pengejaran kawin masih tetap berlanjut.

Itu memungkinkan beberapa perkawinan untuk jantan dan betina.

Sedangkan bajing tanah memiliki sistem perkawinan yang berbeda karena mereka melakukan hibernasi selama musim dingin.

Betina masuk ke estrus segera setelah hibernasi dan itu menandai awal dari musim kawin.

Penerimaan betina sangatlah bervariasi antar spesies.

Masa estrus yang lebih pendek akan memungkinkan satu jantan untuk mengawini satu betina, sementara estrus yang lebih panjang memungkinkan satu betina untuk kawin dengan banyak jantan.

Kehamilan berkisar antara 29 hingga 65 hari tergantung pada spesiesnya.

Namun, bajing yang lebih kecil akan memiliki periode kehamilan yang lebih pendek.

Sedangkan untuk yang berhibernasi, maka induknya harus menyapih anaknya dalam waktu yang cukup untuk menambah berat badan di musim dingin selama hibernasi.

Semua spesies melahirkan anak mereka di sarang.

Perkembangan dan kematangan seksual mereka cukup bervariasi dari satu spesies ke spesies lainnya.

Ada beberapa dari mereka yang dapat meninggalkan sarang setelah berumur 26 hari dan mencapai kematangan seksual pada umur 87 hari hingga sepenuhnya bisa berkembang biak  setelah berumur 42 hari.

Jenis yang melakukan hibernasi cenderung berkembang biak lebih cepat, yaitu dengan waktu laktasi atau menyusui rata-rata selama 38 hari.

Sedangkan jenis bajing pohon dan terbang periode laktasi rata-rata selama 70 hari dan itu lebih lama dari kebanyakan kelompok yang lainnya.

 

Informasi menarik mana mengenai bajing yang baru saja Anda ketahui setelah membaca penjelasan di atas?

 

Referensi:

Itis.gov. Sciuridae Fischer de Waldheim, 1817. [Internet]. Terdapat pada: https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=180135#null

Id.wikipedia.org. 2021. Bajing. [Internet]. Terdapat pada: https://id.wikipedia.org/wiki/Bajing

Animaldiversity.org. Sciuridae squirrels. [Internet]. Terdapat pada: https://animaldiversity.org/accounts/Sciuridae/#20020904145483

Hewan.id. 2017. 278 Jenis-Jenis Bajing, Berbagai Ciri Fisik dan Gambarnya. [Internet]. Terdapat pada: https://hewan.id/bajing/jenis-bajing.html

[/read]