Apa Kabar Taman Nasional Ujung Kulon Pasca Tsunami Selat Sunda?

Tsunami telah terjadi di Selat Sunda pada tanggal 22 Desember 2018 akibat erupsi Gunung Anak Krakatau. Bencana alam ini tentunya menimbulkan dampak bagi Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), taman nasional yang khusus melakukan kegiatan konservasi Badak Jawa.

Dampak tsunami Selat Sunda ini tentunya tidak dapat dihindari, terlebih sebagian kawasan TNUK berada di Pandeglang, Banten. Beberapa fasilitas umum di TNUK mengalami kerusakan dan dua orang petugas TNUK menjadi korban. Beruntungnya, satwa khas Ujung Kulon, Badak Jawa dipastikan selamat.

Taman Nasional Ujung Kulon

Kerusakan Fasilitas Taman Nasional Ujung Kulon

Beberapa fasilitas yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon mengalami kerusakan pasca diterjang tsunami. Kantor Resort Citelang TNUK bahkan mengalami kerusakan yang cukup parah.

Darmaga Handeuleum di kawasan TNUK hancur lebur bahkan hilang. Dua buah kapal ketinting ditemukan dalam kondisi hancur, sedangkan dua sampan hilang. Dermaga Tamanjaya yang juga berada di kawasan TNUK mengalami kerusakan yang tak jauh berbeda dengan Darmaga Handeuleum.

Beberapa fasilitas lain yang juga mengalami kerusakan meliputi tempat penginapan, shelter Cigenter, toilet Cigenter, dan lain sebagainya.

Kabar Petugas Lapang TNUK

Tsunami Selat Sunda yang datang secara tiba-tiba membuat banyak korban berjatuhan, baik korban luka-luka maupun korban meninggal dunia. Petugas lapang TNUK yang sedang bertugas pun tak luput menjadi korban bencana alam ini.

Dua petugas lapang TNUK yang menjadi korban bernama Bapak Rubani dan Bapak Sandi. Keduanya saat itu sedang bertugas di Resort Citeulang Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah Dua, Pulau Handeuleum, Ujung Kulon, Provinsi Banten. Lokasi ini memang merupakan wilayah yang terkena dampak tsunami cukup parah.

[read more]

Kondisi Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)

Badak bercula satu atau yang lebih dikenal sebagai Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) merupakan satwa liar yang tinggal di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Satwa berstatus IUCN Critically Endangered ini tentunya merupakan ikon yang sangat penting bagi TNUK. Lalu bagaimana kondisi satwa liar ini pasca tsunami Selat Sunda?

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Rahmat memastikan bahwa Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) selamat atau tidak terkena dampak secara langsung dari tsunami Selat Sunda. Beliau menyatakan bahwa kawasan TNUK yang terkena dampak tsunami berada di pantai bagian utara, sedangkan habitat tempat tinggal Badak Jawa berada di pantai selatan.

Keberadaan Badak Jawa di Ujung Kulon memang patut dikhawatirkan. Selain berstatus langka, erupsi Gunung Anak Krakatau juga menjadi ancaman bagi populasi satwa liar ini. Erupsi Gunung Anak Krakatau ini dikhawatirkan akan memicu tsunami besar sehingga memusnahkan populasi Badak Jawa.

Terkait dengan hal tersebut, beberapa upaya telah dirancang untuk menyelamatkan populasi Badak Jawa. Salah satunya adalah pemindahan Badak Jawa ke habitat yang lebih aman. Rencana ini tentunya tidak dapat langsung diterapkan begitu saja karena banyak faktor yang masih harus dipertimbangkan. Lokasi yang sedang dipertimbangkan untuk menjadi habitat baru bagi satwa ini adalah Cikeusik dan Cikepuh.

[/read]