Indonesia memiliki kekayaan akan buah-buahan yang menakjubkan. Hutan Indonesia merupakan hutan tropis yang membuat beragamnya jenis-jenis tumbuhan yang menghasilkan buah-buahan. Dari buah manis, asam, sampai pahit terdapat di Indonesia.
Khasiat dari berbagai buah-buahan pun beragam. Hal ini terbukti banyak digunakannya buah-buahan Indonesia di bidang kosmetik, farmasi, ataupun hanya untuk dikonsumsi. Salah satu buah yang memiliki banyak khasiat adalah buah merah.
Akhir-akhir ini nama Buah Merah semakin akrab di telinga. Buah tradisional yang berasal dari Timur Indonesia ini sering dijuluki buah ajaib, buah ini dipercaya dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan hingga penyakit serius. Konon, HIV/AIDS dan kanker dapat diatasi olehnya.
1. Sekilas tentang Buah Merah
Buah merah atau kuansu sebutan masyarakat lokal papua merupakan buah endemik yang banyak tumbuh secara alami di tanah Irian Jaya atau Papua terutama di daerah pegunungan Timika, Lembah Baliem, Wamena, Manokwari, Nabire, Jayapura, Tolikara, Paniai, Yahukimo, Jayawijaya, dan Ayamaru Sorong. Secara sporadik, sekarang buah ini banyak ditanam di beberapa daerah seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.
Masyarakat Papua biasanya mengonsumsi buah ini dengan cara dimakan langsung ataupun dipotong-potong, lalu dipanggang atau direbus. Daging buah dan biji dapat ditumbuk, dicampur dengan air, dan disaring untuk menghasilkan bumbu masakan berupa saus merah kental. Selain itu, ekstrak dari buah ini juga dapat digunakan sebagai pewarna alami dan penyedap makanan.
Buah ini dipercaya masyarakat dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan sampai penyakit serius. Buah ini kerap dijadikan obat tradisional untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan stamina sehingga meningkatkan kekebalan terhadap penyakit. Informasi terkait buah ini menyebar luas ke seluruh masyarakat sehingga banyak masyarakat luar papua yang berlomba-lomba memburu buah ini.
2. Taksonomi
Buah merah masih berkerabat dekat dengan tanaman pandan. Secara umum, taksonomi buah ini adalah sebagai berikut:
Kingdom | Plantae |
Divisi | Spermatophyta |
Kelas | Angiospermae |
Sub Kelas | Monocotyledonae |
Ordo | Pandanales |
Famili | Pandanaceae |
Genus | Pandanus |
Spesies | P. conoideus Lam. |
[read more]
3. Status Kelangkaan
Tingginya manfaat yang dimiliki buah merah menyebabkan permintaan akan buah ini cukup tinggi di pasaran. Masyarakat Papua masih mengandalkan pemanenan buah dari alam untuk memenuhi permintaan. Permintaan buah ini secara terus-menerus dapat menyebabkan populasinya berkurang di alam sehingga memicu kelangkaan.
Belum diketahui secara pasti status kelangkaan buah merah di alam. Namun, menurut pengakuan masyarakat lokal buah yang memiliki banyak khasiat ini sudah sulit dijumpai di alam.
Data terkait tumbuhan ini juga belum terdaftar di IUCN, sehingga belum ada anggapan bahwa buah ini perlu dilindungi secara intensif di alam.
Belum banyaknya penelitian terkait status kelangkaan buah merah menyebabkan keterbatasan informasi terkait jumlah individu di alam. Terlepas dari itu, walaupun kuantitas tumbuhan ini belum menjadi perhatian utama, namun kualitas dan keaslian buah ini di alam perlu diperhatikan.
4. Habitat dan Sebaran
Di habitat aslinya, buah merah tumbuh di dataran rendah dekat pantai hingga ketinggian 2500 meter dari permukaan laut (mdpl) dengan kesuburan tanah relatif rendah, memiliki keasamaan (pH 4,3-5,3), memiliki naungan 0-15% dan tumbuh secara bergerombol di sekitar aliran sungai. Tumbuhan ini akan tumbuh optimal pada suhu 23-33 celcius dengan kelembapan udara 7-98%.
Sebaran buah ini sangat meluas di sekitar aliran sungai, lereng, atau lembah di Papua seperti di daerah Timika, Lembah Baliem, Wamena, Manokwari, Nabire, Jayapura, Tolikara, Paniai, Yahukimo, Jayawijaya dan Ayamaru Sorong sampai ke Papua Nugini.
Ada juga laporan bahwa tumbuhan buah ini ditemukan di Maluku dan Kepulauan Solomon secara alami. Secara sporadik, sekarang buah ini banyak ditanam di beberapa daerah seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Banyaknya penanaman buah merah di luar Papua menandakan bahwa buah ini memiliki manfaat yang nyata. Terlebih lagi, tumbuhan ini dapat dengan mudah beradptasi dengan kondisi lingkungan berbeda.
5. Morfologi
5.1 Pohon Buah Merah
Pohon buah ini memiliki perawakan yang mirip dengan pandan yang membedakannya dapat dilihat dari morfologi pohon yang dapat mencapai tinggi hingga 16 meter dan tinggi bebas cabangnya sendiri setinggi 5-8 meter dan diperkokoh oleh akar-akar tunjang pada batang di bawah buah.
5.2 Daun Buah Merah
Tumbuhan ini memiliki bentuk daun lanset sungsang dengan warna hijau tua, pangkal daun memeluk batang, ujung daun runcing, dan tepi daun berduri sampai tidak berduri tergantung pada jenisnya. Batang dari tumbuhan ini memiliki cabang yang banyak dan berakar serabut.
5.3 Bunga
Buah merah merupakan tumbuhan sejenis pandan berperawakan rumpun yang berbentuk bercabang dan perbungaan tidak mengenal perbungaan jantan, sedangkan perbungaan betina berupa bonggol berbentuk lonjong silinder, seluruhnya terbungkus oleh braktea yang kekuning-kuningan, kepala putik pipih, berwarna kehitamam-hitaman agak lebar (Stone 1997 dalam Santoso et al. 2011).
5.4 Morfologi Buah
Morfologi buah merah dapat dibedakan dengan buah lainnya yang pasti berwarna merah. Buah ini berbentuk lonjong dengan kuncup tertutup. Panjang buah mencapai 96-102 cm, diameter 15-20 cm dan bobot mencapai 7-8 kg. Saat matang buahnya berwarna merah marun terang yang berbeda disaat muda yang berwarna hijau. Meskipun begitu, ada juga jenis buah tumbuhan ini yang berwarna coklat dan coklat-kekuningan (Budi dan Paimin 2004). Menurut Santoso et al. (2011) terdapat empat tahapan perkembangan buah kaya manfaat ini yaitu buah muda, agak matang, matang dan lewat matang.
Kultivar buah ini dapat dibedakan berdasarkan warna buah, ukuran buah, dan bentuk buah. Kultivar yang dikenal adalah kultivar kuning pendek, kuning panjang, merah panjang, merah sedang, merah coklat, dan merah pendek.
Pada umumnya, tumbuhan ini berumur hingga 10 tahun, berbuah pada umur 3-5 tahun, dan umur buah sampai panen mencapai 3-4 bulan. Tanaman ini tumbuh secara bergerombol di dekat aliran sungai dengan kerapatan 12-30 individu setiap rumpun. Akar tunjang buah ini berukuran 0,2-3,5 m, lingkar akar 6-20 cm, berwarna coklat dan memiliki bercak putih, serta permukaan berduri dan berbentuk bulat.
6. Khasiat dan Manfaat
Buah merah mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti karbohidrat, protein, kalori, lemak sehat, dan antioksidan yang sangat tinggi seperti vitamin E, alfa-karoten, vitamin C, beta-karoten dan zat antosianin.
Bagi penduduk Papua, diyakini bahwa buah ini memiliki khasiat mengobati berbagai jenis penyakit degeneratif seperti stroke, rheumatoid arthritis, diabetes, kolestrol, penyakit jantung, asam urat, arteosklerosis dan kanker (Budi dan Paimin 2004).
Ekstrak minyak buah merah juga dapat digunakan sebagai pengganti minyak sayur. Minyak buah merah mengandung antioksidan tinggi yang baik jika dikonsumsi oleh tubuh dan berkhasiat sebagai obat berbagai penyakit.
Sayangnya, harga minyak ini memiliki harga yang mahal sehingga tak banyak orang dapat memakainya. Di tahun 2018 saja, harga ekstrak minyak buah ini dibandrol seharga Rp1.500.000 per liter. Sementara untuk harga buah segarnya sendiri bisa mencapai Rp20.000-Rp.50.000 per buah.
Selain dijadikan minyak, buah merah juga dimanfaatkan sebagai campuran masakan sayur/ umbi-umbian, kosmetik, sabun, roti kering, pewarna dan pakan ternak. Buah ini juga digunakan untuk upacara masyarakat lokal. Upacara bakar batu adalah salah satu yang memanfaatkan buah merah yang dimasukan sebagai bahan penyedap.
Warna merah dari buah merupakan senyawa karotenoid. Senyawa karotenoid merupakan pigmen yang terdapat dalam kromoplas. Karotenoid (alfa dan beta) memang terkandung secara dominan dalam buah ini. Dalam bidang kesehatan karotenoid baik digunakan untuk kesehatan mata karena mengandung vitamin A. Karotenoid juga kaya antioksidan untuk mencegah radikal bebas yang memicu terjadinya kanker.
Buah ini juga kaya akan manfaat untuk mencegah berbagai gangguan kesehatan, berikut disajikan beberapa manfaat buah merah bagi kesehatan:
- Mencegah terjadinya kanker
- Mencegah penyakit diabetes
- Mencegah tekanan darah tinggi/ hipertensi
- Menjaga kesehatan mata
- Membantu mecegah HIV/AIDS
- Mencegah penyakit hepatitis B
- Memiliki sifat anti peradangan
- Menurunkan kolesterol jahat
- Meningkatkan kekebalan tubuh dan stamina
- Dipercaya sebagai obat cacing
- Mencegah terjadinya stroke
7. Budidaya Buah Merah
Buah merah merupakan tumbuhan yang mudah tumbuh di mana saja bahkan di tempat kurang subur sekalipun. Tumbuhan ini juga dapat tumbuh di dataran rendah dekat pantai sampai dataran tingi sekitar 2500 mdpl.
Karakteristik ini membuat tumbuhan buah kaya manfaat ini mudah dibudidayakan di mana saja sehingga banyak yang mengintroduksi tumbuhan ini ke berbagai tempat. Tumbuhan asli Indonesia TimurĀ ini tidak membutuhkan paparan sinar matahari langsung sehingga perlu penyesuaian terlindung dari sinar matahari.
Masyarakat Papua sudah mulai melakukan budidaya tumbuhan buah merah dalam skala kecil dengan alasan keterbatasan ekonomi. Buah merah sudah sering dijumpai di daerah lapangan terbuka di dekat permukiman. Hal tersebut menandakan bahwa masyarakat Papua sudah mulai menanam buah ini di pekarangannya. Teknik budidaya tumbuhan buah merah pun termasuk yang sederhana dan mudah dilakukan.
Dewasa ini, budidaya buah merah dilakukan dalam skala besar guna memenuhi permintaan pasar. Perbanyakan tumbuhan ini dapat dilakukan secara generatif melalui biji maupun vegetatif melalui stek tunas, stek daun, maupun stek batang.
Cara budidaya tersebut merupakan yang paling mudah dilakukan oleh masyarakat. Dengan majunya teknologi, budidaya buah ini juga dapat diperbanyak dengan menggunakan kultur jaringan.
Pembibitan dengan menggunakan stek tunas, berasal dari batang tua yang sudah berwarna abu-abu. Panjang stek dapat dibuat sekitar 40 cm hingga 50 cm dengan diameter 2 cm hingga 3 cm. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm dengan media berupa topsoil, pupuk kandang atau kompos.
Stek daun buah merah dapat dilakukan ketika munculnya perakaran pada daun yang berumur 1 hingga 2 minggu. Setelah 2 hingga 3 minggu, maka bibit akan memiliki daun 4-5 helai yang setelah itu dapat dipindahkan di polybag. Jika tunas yang keluar berasal dari bagian batang dan perakaran tanaman, pilih tunas yang berukuran 15 hingga 20 cm yang kemudian ditanam di bedeng. Hal tersebut merupakan teknik budidaya stek.
Budidaya yang berasal dari biji perlu perendaman terlebih dahulu selama 1 hari kemudian dibungkus kain basah selama 1 malam untuk memecahkan dormansi. Setelah itu, biji dapat disemai ke media tanah yang campur pasir (1:1) atau tanah yang dicampur kompos (1:1). Benih yang disebar di media semai keudian ditutup dengan pasir setebal 2 hingga 3 cm dan disiram dengan rutin. Waktu 2 sampai 3 bulan cukup untuk buah merah memulai berkecambah.
Itulah berbagai informasi mengenai buah kaya manfaat khas dari Timur Indonesia. Tertarik untuk menggunakan produk kaya manfaat ini?
Referensi:
Budi M, Paimin FR. 2004. Buah Merah. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Santoso B, Murtiningrum, Sarungallo ZL. 2011. Morfologi buah selama tahap perkembangan buah merah (Pandanus conoideus). Jurnal Agritek. 2(6): 23-29.
[/read]