Provinsi Jawa Barat memang terkenal menjadi salah satu tempat paling disukai oleh wisatawan lokal untuk berkunjung menghabiskan waktu liburan. Bandung yang merupakan ibu kota Jawa Barat, memiliki sejumlah destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Gunung, air terjun, museum, serta tempat-tempat menarik lainnya ada di Bandung.
Salah satu destinasi wisata yang wajib Anda kunjungi ketika liburan adalah Gunung Tangkuban Perahu. Gunung tempat wisata alam ini telah menjadi primadona pariwisata Jawa Barat sejak dulu. Selain dari keindahan dan kesejukannya, tempat ini menyimpan kisah dibaliknya yang sangat legendaris. Oleh karena itu, gunung ini selalu diingat dan dikenang oleh seluruh rakyat Indonesia.
1. Tentang Gunung Tangkuban Perahu
Gunung Tangkuban Perahu merupakan gunung aktif yang memiliki puncak ketinggian 2.084 meter dari permukaan laut. Jangan khawatir, meskipun statusnya aktif, namun gunung ini masih aman untuk dikunjungi oleh wisatawan. Gunung yang memiliki tipe gunung stratovulcano ini menampilkan keindahan pemandangan serta kesejukkan udara yang sangat khas dari Bandung. Rimbunnya pepohonan dan kebun teh yang berada di sekitar gunung mampu memanjakan mata wisatawan.
Gunung Tangkuban Perahu memiliki jumlah kawah sebanyak sembilan dan dari kawah-kawah tersebut tercium bau belerang atau sulfur. Hal tersebut menandakan bahwa gunung ini masih aktif. Gunung ini pernah meletus pada tahun 2009 dan memakan tiga korban jiwa. Letusan gunung terakhir yaitu pada tahun 2015 di mana terdapat banyaknya abu yang keluar secara terus menerus dari kawah ratu. Oleh karena itu, Taman Wisata Alam Tangkuban Perahu pernah ditutup sementara.
Tahun 1713, Abraham van Riebeek menjadi orang pertama yang mendaki Tangkuban Perahu. Ia adalah seorang kebangsaan Eropa yang memiliki usaha persenjataan. Namun sayang, ia meninggal ketika perjalanan turun dari puncak gunung akibat kelelahan setelah mencari belerang untuk pembuatan bubuk mesiu. Bubuk mesiu tersebut akan dijadikan bahan campuran untuk pembuatan peluru meriam.
Saat ini yang menjadi pengelola Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu adalah PT. Graha Rani Putra Persada. Hal itu diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.576/Menhut-II/2010 pada tanggal 10 Oktober 2010. Surat tersebut mengatur luas pemanfaatan untuk pihak pengelola seluas sepuluh persen dari total 171,40 hektare di kabupaten Subang dan Bandung Barat.
Gunung ini memiliki iklim pegunungan yang sejuk dan lembab. Suhu rata-rata harian di wilayah tersebut teratat 17oC pada siang hari dan 2oC pada malam hari. Bentuk topografi Bandung serta letak dari gunung ini berupa cekungan dengan bukit di sisinya yang menguatkan bahwa terdapat sebuah teori adanya kawah besar. Menurut ahli geologi, Bandung merupakan sisa letusan gunung api purba, dan Gunung Tangkuban Perahu menjadi sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif.
[read more]
2. Legenda Gunung Tangkuban Perahu
Gunung Tangkuban Perahu tidak hanya menyajikan pemandangan yang memukau mata, namun juga menyajikan cerita legenda di baliknya. Cerita di balik Gunung Tangkuban Perahu memang sangat legendaris. Kisah legendaris tersebut adalah tentang perkawinan sedarah di mana terjadi antara seorang laki-laki bernama Sangkuriang dengan ibunya Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi yang memiliki kecantikan abadi bertemu dengan Sangkuriang di hutan belantara. Sangkuriang jatuh hati kepadanya tanpa mengetahui bahwa Dayang Sumbi adalah ibu kandungnya. Sangkuriang berniat untuk memperisteri Dayang Sumbi, namun ditolak permintaannya oleh Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi akan menerima permintaan Sangkuriang jika ia telah menyelesaikan permintaan Dayang Sumbi, yaitu dia ingin sungai Citarum dibendung dan di atas danau tersebut terdapat perahu besar. Permintaan tersebut harus terpenuhi dalam satu malam. Sangkuriang menerima tantangan dari Dayang Sumbi.
Singkat cerita, Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya yang dibantu oleh makhluk halus. Mendengar berita itu, Dayang Sumbi memaksa ayam untuk berkokok sehingga memberi pertanda bahwa fajar akan segera tiba. Sangkuriang merasa dipermainkan oleh Dayang Sumbi. Kemarahannya berakibat ditendangnya perahu besar yang ia buat sehingga jatuh telungkup dan membentuk gunung. Gunung itulah yang dinamai Gunung Tangkuban Perahu.
3. Letak dan Luas Gunung Tangkuban Perahu
Gunung kebanggaan masyarakat Jawa Barat ini beralamat di Jalan Raya Tangkuban Perahu, Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Kawasan Wisata Alam Tangkuban Perahu terletak di perbatasan antara kabupaten Bandung Barat dengan Subang setelah Cikole Lembang.
Luas kawasan ini sebesar 1.660 ha. Luas tersebut dibagi menjadi Cagar Alam dan Taman Wisata Alam. Cagar Alam Gunung Tangkuban Perahu seluas 1290 ha, sedangkan Taman Wisata Alam seluas 370 ha. Secara administrasi gunung ini terletak di dua kabupaten, yaitu kabupaten Bandung dan kabupaten Subang.
4. Akses Menuju Tangkuban Perahu
Akses menuju Gunung ini bisa melalui beberapa cara, yaitu naik kendaraan umum atau dengan kendaraan pribadi. Jika naik kendaraan umum, maka turunlah di stasiun Bandung. Setelah itu, perjalanan menuju Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu ditempuh menggunakan kendaraan angkutan kota.
Naiklah angkot L300 jurusan Stasiun Bandung-Lembang berwarna krem hitam dan turun di perempatan jalan arah Lembang-Maribaya-Tangkuban Perahu. Setelah itu, naik angkot jurusan Lembang-Cikole dan turun di tepi kawah Gunung Tangkuban Perahu. Tujuan ke Kawah Ratu juga dapat ditempuh menggunakan angkot, namun akan dikenakan tarif tambahan.
Jika naik kendaraan pribadi tentunya akan lebih mudah. Jika anda berangkat dari Jakarta, tidak perlu menempuh perjalanan jauh ke Bandung terlebih dahulu, anda bisa keluar jalur tol subang dan terus mengikuti jalan ke Lembang dan Tangkuban Perahu. Rute yang ditempuh dari Subang sama dengan rute Jakarta, anda hanya harus mengikuti jalan hingga Lembang dan Gunung Tangkuban Perahu.
Rute alternatif lainnya adalah dari Jakarta masuk ke jalan Tol Cikampek lalu belok kanan ke Tol Purbaleunyi. Setelah itu keluar di Sadang dan menuju kota Purwakarta sampai Sagalaherang. Anda hanya tinggal meneruskan perjalanan ke Gunung Tangkuban Perahu.
5. Destinasi Wisata
Kawasan Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu juga memiliki beberapa destinasi wisata yang cocok Anda kunjungi. Setiap destinasi wisata memberikan pengalaman dan keindahan alam yang berbeda. Destinasi wisata di Kawasan Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu antara lain Kawah Ratu, Kawah Domas, Kawah Upas, kebun teh, hutan pinus, dan pemandian air panas.
Kawah ratu yang merupakan kawah terbesar di kawasan ini merupakan kawah paling terkenal di antara yang lainnya. Kawah Ratu terletak di samping Kawah Upas. Akses menuju kawah tidak terlalu sulit dan membingungkan, dapat ditempuh menggunakan mobil maupun motor. Kawah Ratu memiliki pemandangan yang sangat indah, disarankan mengunjunginya saat cuaca cerah. Lekukan dinding kawah akan membuatmu seakan melihat mangkok raksasa yang dalam.
Kawah Domas yang terletak sekitar 1.2 kilometer dari Gunung Tangkuban Perahu merupakan kawah yang masih jarang dikunjungi wisatawan. Pemandangan yang disajikan didominasi oleh longsoran tebing berwarna putih dan sebagian kuning. Longsoran berwarna kuning biasa mengeluarkan asap belerang. Selain itu, kawah ini memiliki sumber air panas yang dapat digunakan untuk merendam kaki serta menikmati hangatnya air belerang yang dapat membuat tenang.
Kawah Upas terletak sekitar 1 kilometer di sebelah utara Kawah Ratu. Tidak kalah dengan pemandangan di Kawah Ratu maupun Kawah Domas, Kawah Upas memberikan pemandangan yang indah ketika matahari terbit. Akses menuju kawah ini sedikit sulit karena harus melewati jalan setapak. Kawah ini masih mengalami aktivitas keluarnya gas beracun sewaktu-waktu, maka dari itu petugas terkadang menutupnya.
Destinasi wisata lainnya yang tidak kalah menarik adalah kawasan wisata kebun teh. Kebun Teh Sukawana Lembang ini dimiliki oleh PTPN VIII dan terletak mengelilingi Gunung Tangkuban Perahu sebelum puncak. Harga untuk menikmati wisata ini tidak mahal, hanya dua ribu rupiah per orang. Pemandangan hijau dari kebun teh akan memanjakan mata anda dan akan merelaksasi pikiran yang penat.
Kawasan Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu juga diselimuti oleh hutan pinus yang rimbun sepanjang jalan. Hutan pinus ini terletak antara Cikole Lembang dengan kawasan pemandian air panas Ciater. Pengunjung biasa menepi untuk sekedar menikmati suasana atau dapat juga mendirikan tenda. Warga sekitar menjual makanan seperti jagung bakar atau ketan bakar yang akan menambahkan kenikmatan saat berada di hutan pinus.
6. Jam Buka dan Tiket Masuk
Gunung Tangkuban Perahu memiliki jam buka dari jam 7 pagi sampai 5 sore WIB. Berikut adalah tabel harga tiket masuk serta fasilitas lainnya. Harga yang tertera di bawah ini dapat berubah sewaktu-waktu.
Kategori | Weekday (Rp) | Weekend/ Libur (Rp) |
Wisatawan Nusantara | 20.000 | 30.000 |
Wisatawan Mancanegara | 200.000 | 300.000 |
Kendaraan Roda 2 | 12.000 | 17.000 |
Kendaraan Roda 4 | 25.000 | 35.000 |
Kendaraan Roda 6 (Bus) | 110.000 | 150.000 |
Sepeda | 7.000 | 10.000 |
Jayagiri – Kawah Ratu (PP) | 7.000 | 7.000 |
Foto Pernikahan | 500.000 | 500.000 |
Shooting Video Individu/ company | 800.000 | 800.000 |
Shooting acara komersil | 2.000.000 | 2.000.000 |
Stand Wisata 4×4 m | 500.000 | 500.000 |
Umbul-umbul | 30.000 | 30.000 |
Spanduk | 50.000 | 50.000 |
Baliho | 100.000 | 100.000 |
7. Fasilitas Wisata
Fasilitas yang ada di Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu sangat lengkap di antaranya pemandu, lavatory, rumah makan, pusat belanja, information service, pos jaga, tempat sampah yang tersebar, pagar keamanan, dan toilet.
Camping park yang terdapat di Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu menawarkan konsep camping yang unik. Tenda-tenda sudah disediakan lengkap dengan tempat tidur dan selimut dan siap untuk ditempati. Wisatawan bisa menikmati sensasi bermalam di alam terbuka dengan nyaman.
Fasilitas wisata yang tidak kalah menarik adalah outbond. Area pemainan seluas 2.5 hektar ini memiliki 33 jenis permainan yang menyenangkan. Outbond dapat dinikmati oleh segala umur, dari anak-anak usia tiga tahun sampai orang dewasa.
8. Hotel dan Penginapan
Bagi wisatawan yang berasal dari daerah yang jauh, tidak perlu khawatir dengan tempat tinggal. Di daerah Lembang dan sekitar objek wisata Tangkuban Perahu banyak terdapat hotel, villa maupun penginapan. Kualitas dari penginapan pun beragam dari bintang 1 hingga bintang 4.
Tarif yang ditawarkan pun beragam mulai dari Rp 350.000,- per malam sampai Rp 2.800.000,- per kamar. Demi menghindari penuhnya kapasitas hotel dan penginapan, disarankan untuk memesannya dari jauh hari. Biasanya juga terdapat diskon hingga 45 persen jika melalui pemesanan online.
9. Tempat Wisata di Sekitar Gunung Tangkuban Perahu
Jika sudah selesai berkunjung, Anda bisa melihat tempat wisata di sekitar Gunung Tangkuban Perahu. Objek wisata curug cimahi hanya ditempuh sejauh 11 kilometer atau kira-kira 34 menit. Curug tersebut masih bernuansa alami dan memiliki tinggi hampir 100 meter. Anda juga bisa berenang di bawah curug tersebut.
Bagi yang ingin menenangkan diri dan pikiran, berendam di pemandian air panas adalah pilihan yang tepat. Pemandian air panas Ciater mengeluarkan air dengan suhu sekitar 37oC. Fungsi dari berendam di air panas antara lain menghilangkan stress, mengendorkan otot-otot tubuh yang tegang, mengeluarkan racun dalam tubuh, melancarkan siklus darah, serta meringankan penyakit tulang.
10. Tips Berkunjung
Agar keselamatan dan kenyamanan selalu terjaga selama liburan di Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu maka berikut beberapa hal penting yang harus diperhatikan:
Pertama, memakai atau membawa jaket untuk mengatasi hawa dingin di Gunung Tangkuban Perahu.
Kedua, membawa masker. Gas belerang yang ada di sekitar kawah bisa berbahaya jika terhidup dalam waktu yang cukup lama.
Ketiga, selalu sedia payung untuk menghindari hujan atau radiasi matahari yang berlebihan.
Keempat, memakai jenis sepatu yang cocok dengan medan lapang dan anti licin.
Gunung Tangkuban Perahu sangat cocok untuk dikunjungi ketika liburan. Bagi pelajar dan pekerja yang mulai penat dengan beban di Ibu Kota, dianjurkan untuk istirahat dan berlibur sejenak ke alam. Saat berkunjung ke alam, jangan sampai kehadiran kita malah merusak alam ya!
[/read]