Taman Nasional Kelimutu adalah Taman Nasional yang berada di wilayah Nusa Tenggara Timur, Indonesia, tepatnya di Pulau Flores.
TN Kelimutu merupakan salah satu kawasan yang memiliki panorama yang sangat indah khas pulau-pulau di Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Sensasi berpetualang di TN Kelimutu ini tidak akan pernah terlupakan, mengingat perlu perjuangan ekstra untuk mencapai kawasan TN Kelimutu ini, khususnya bagi anda yang berdomisili di luar daerah Nusa Tenggara.
Telah banyak paket wisata yang menawarkan untuk pergi berlibur wisata alam ke taman nasional ini, sehingga anda tidak perlu untuk terlalu khawatir bila ingin mengunjungi salah satu surga alam yang ada di Indonesia ini.
1. Luas dan Letak Geografis
Taman Nasional Kelimutu secara geografis terletak antara 8° 43’ 21” – 8° 48’ 24” Lintang Selatan dan 121° 44’ 21” – 121° 50’ 15” Bujur Timur. Kawasan konservasi ini secara administratif terletak di tiga wilayah administratif kecamatan, yaitu Kecamatan Detsuko, Kecamatan Wolowaru, dan Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Luas TN Kelimutu sendiri adalah sekitar 5.356,5 hektare yang dibagi menjadi berbagai zonasi-zonasi untuk kepentingan pengelolaan kawasan taman nasional. Penetapan kawasan ini berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 679/Kpts-II/1997 pada tanggal 10 Oktober 1997. Dengan luas kawasan yang cukup sempit untuk ukuran taman nasional menjadikan Taman Nasional Kelimutu sebagai taman nasional terkecil di regional Bali-Nusa Tenggara.
2. Iklim dan Topografi
Iklim dan Topografi di TN Kelimutu menggambarkan iklim Pulau Flores secara umum. Iklim di kawasan TN Kelimutu ini termasuk ke dalam tipe iklim B dengan nilai Q sebesar 22,2% dan curah hujan rata-rata antara 1.000 – 1.500 mm/tahun.
Musim hujan terjadi antara bulan Januari sampai dengan April. Antara bulan Juli sampai Agustus suhu minimum dapat mencapai 21,6° C dengan suhu udara rata-rata di kawasan tersebut berkisar antara 25,5° – 31° C.
Topografi kawasan TN Kelimutu cukup bervariasi, mulai dari bergelombang, berlereng terjal, hingga lereng yang curam. Di kawasan ini terdapat beberapa gunung, di antaranya adalah Gunung Kelibara (1.731 m dpl) dan Gunung Kelimutu (1.690 m dpl).
Di Gunung Kelimutu terdapat Danau Kelimutu yang terdiri atas tiga buah danau yang dikenal dengan nama Danau Tiga Warna. Air dari danau ini selalu berubah setiap tahun, dari merah menjadi hijau tua lalu merah hati, hijau tua menjadi hijau muda, dan dari cokelat kehitaman menjadi biru langit. Danau Kelimutu sendiri merupakan salah satu dari 9 keajaiban dunia.
[read more]
3. Sejarah Kawasan
Sejarah kawasan TN Kelimutu mencatat terdapat dua waktu penting yang menjadi tonggak pengelolaan upaya konservasi di daerah ini.
Pada tanggal 4 Oktober 1984 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 185/Kpts-II/1984 kawasan ini ditetapkan sebagai Cagar Alam Danau Kelimutu yang memiliki luas 16 ha saja dan Taman Wisata Danau Kelimutu dengan luasan yang lebih luas yaitu 4.984 ha.
Pembentukan TN Kelimutu baru saja dapat direalisasikan tanggal 26 Februari 1992 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 279/Kpts-II/1992 yang isinya adalah perubahan status kawasan yang tadinya cagar alam dan taman wisata menjadi Taman Nasional Kelimutu dengan luas 5.000 ha.
4. Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem
Taman nasional ini memiliki arboretum hutan yang mewakili koleksi keanekaragaman flora di kawasan taman nasional. Luas dari arboretum ini adalah 4,5 ha dan memiliki 78 jenis pohon yang termasuk ke dalam 36 suku.
Berdasarkan harian Kompas (2012), terdapat berbagai jenis flora di taman nasional ini, jumlahnya mencapai 100 spesies yang tergabung dalam 36 famili dan dua diantaranya merupakan jenis yang endemik.
4.1 Flora dan Ekosistem
Taman nasional ini memiliki berbagai jenis ekosistem. Ekosistem yang ada di antaranya, savana dan hutan tanaman empupu (Eucalyotus urophylla) seluas 90 ha. Jenis-jenis tumbuhan yang umum terdapat di kawasan ini misalnya
- Ajang Kode (Toona)
- Kawah (Anthocephalus cadamba)
- Kempo (Palaquium)
- Kesi (Canarium)
- Kodal (Diospyros ferrea)
- Sita (Alstonia scholaris)
- Kesambi (Schleichera oleosa)
- Cemara (Casuarina junghuhnia)
- Edelweis
Di hutan empupu (Eucalyptus urophylla), tumbuhan bawahnya didominasi oleh tumbuhan berikut
- Kirinyuh (Eupatorium inofolium)
- Putri Malu (Mimosa pudica)
- Tembelekan (Lantana camara)
Pada tempat-tempat terbuka tanpa adanya tutupan tajuk, tumbuhan yang mendominasi adalah alang-alang (Imperata cylindrica) dan berbagai jenis rumput-rumputan.
4.2 Fauna
Jenis satwa yang dapat dijumpai di kawasan ini antara lain:
- Kijang (Muntiacus muntjak)
- Rusa (Cervus timorensis)
- Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)
- Kuskus (Phalanger)
- Babi Hutan (Sus)
- Berbagai jenis burung
- Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea)
- Ayam Hutan Hijau (Gallus varius)
- Srigunting (Dicrurus macrocercus)
- Burung Madu (Lichmera lombokia) endemik di Nusa Tenggara
5. Penduduk Sekitar dan Budaya
Terdapat berbagai suku dengan adat istiadat yang berbeda-beda di sekitar kawasan, seperti adat pakaian tradisional, musik, dan tarian khas daerah, serta hasil tenunan dengan corak dan mutu yang tinggi.
6. Kawasan Wisata yang Telah dan Akan Dikembangkan
Terdapat berbagai destinasi wisata yang pastinya masih sangat alami yang bisa kita kunjungi baik itu di luar atau di dalam kawasan Taman Nasional Kelimutu. Di kawasan konservasi ini pula kita dapat ber-ekowisata untuk tetap menjaga kelestarian makhluk hidup di sana.
Secara lengkap berikut adalah destinasi wisata yang bisa anda coba.
6.1 Danau Tiga Warna Kelimutu
Danau Kelimutu merupakan penyederhanaan dari ketiga nama danau yang ada di Gunung Kelimutu, yaitu Danau Tiwu Ata Pulo, Danau Tiwu Ata Mbupu, dan Danau TiwuAta Nuwa Muri Kofai. Ketiga danau tersebut berada pada ketinggian 1.600 m dpl dan merupakan danau tiga warna yang termasuk dalam sembilan keajaiban dunia dan selalu mengalami perubahan warna air danau.
Masing-masing danau memiliki keunikan berikut:
- Danau Tiwu Ata Pulo, danau ini pada awal pengamatan pada tahun 1983 berwarna merah, lalu hijau tua dan merah hati, kemudian menjadi hijau tua, dan terakhir biru muda pada tahun 1990
- Danau Tiwu Ata Mbupu awalnya berwarna cokelat kehitaman kemudian berubah menjadi cokelat susu
- Danau Tiwu Ata Nuwa Muri Koofai awalnya memiliki warna biru langit kemudian berubah menjadi warna putih susu
6.2 Mendaki Gunung Kelimutu
Mendaki Gunung Kelimutu dapat dilakukan dengan menyusuri jalan setapak selama 4 jam sejauh 14 km. Gunung ini memiliki tingkat kesulitan ringan sampai sedang. Ketinggian gunung yang tidak sampai 2.000 m dpl menyebabkan faktor suhu tidak terlalu menjadi rintangan selama pendakian.
Daya tarik para pendaki biasanya bukan tentang menaklukan ktinggian tapi karena ingin melihat pesona puncak kelimutu yang dihiasi Danau Tiga Warna. Rasa lelah akan terbayar ketika para pendaki melihat danau tiga warna yang menjadi maskot TN Kelimutu.
6.3 Pulau Flores
Pulau Flores juga menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan yang ingin berkunjung. Pulau Flores memiliki panorma pantai yang sangat indah nan terjaga alamnya sehingga patut untuk dikunjungi.
6.4 Watunggere
Watunggere di Kabupaten Ende memiliki ikon yang sangat unik yaitu Benteng Marikengga. Kota Ende juga merupakan kota sejarah di mana di kota ini Presiden Pertama Republik Indonesia pernah diasingkan.
6.5 Desa Moni
Desa Moni merupakan desa yang masih kental budayanya. Di desa ini kita dapat melihat rumah adat dan pemakaman kuno.
6.6 Obyek Penelitian
Penelitian mengenai alam, sumber daya hutan, masyarakat, formasi geologi, geografi, dan banyak penelitian lainnya dapat dilakukan di taman nasional yang identik dengan Danau Kelimutu ini. Lebih menantang lagi untuk meneliti tiga danau yang ada di Gunung Kelimutu yang selalu berubah warna.
7. Partner Organisasi (Mitra Pengelolaan)
Taman Nasional Kelimutu dikelola oleh Unit Taman Nasional Kelimutu (Unit Pelaksana Teknis Eselon IV) dan memiliki banyak organisasi atau lembaga mitra. Taman nasional ini sudah melakukan kerja sama dengan Konsorsium Dataran Tinggi Nusa Tenggara, PT. Deka Pentra, Badan Pengembangan Wallacea (BPW), dan pemerintah daerah setempat.
8. Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis yang Harus Ditaati
Beberapa ketentuan berikut ini harus ditaati oleh para wisatawan atau pengunjung yang memasuki kawasan taman nasional.
- Setiap pengunjung kawasan taman nasional diharuskan memiliki Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi dengan menyelesaikan berbagai administrasi yang harus dipenuhi.
- Pengunjung domestik yang ingin melakukan penelitian atau kegiatan lain yang sejenis perlu mendapat izin dengan cara mengajukan permohonan tertulis kepada pemimpin atau pengelola Taman Nasional Kelimutu dengan melampirkan proposal penelitian.
- Pengunjung asing atau yang bukan berkewarganegaraan Indonesia yang akan melakukan survei, penelitian, atau kegiatan lain sejenis harus memiliki izin penelitian dengan cara mengajukan permohonan tertulis kepada Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta melampirkan proposal penelitian dan surat rekomendasi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
- Disarankan untuk mengunjungi Wisma Cinta Alam dan/atau Pusat Informasi taman nasional guna mendapatkan gambaran umum mengenai kawasan dan informasi lainnya yang valid.
- Pengunjung yang memerlukan pemandu wisata dapat menghubungi Kantor Pengelola Taman Nasional Kelimutu.
- Waktu kinjungan yang paling baik adalah pada waktu musim kemarau, yaitu antara bulan Juli sampai September.
9. Akses Menuju Kawasan
Taman Nasional Kelimutu dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu:
- Melalui jalur udaradari Jakarta – Denpasar – Kupang – Ende atau dari Denpasar – Mataram – Bima – Ruteng – Ende menggunakan penerbangan maskapai domestik.
- Dari Bali menggunakan pesawat udara menuju Labuan Bajo, Ende, atau Maumere, dilanjutkan menggunakan kendaraan umum/sewaan menuju lokasi (Kelimutu).
- Dari Kupang menggunakan pesawat udara menuju Maumere, dilanjutkan menggunakan kendaraan umum/sewaan menuju lokasi (Kelimutu).
- Dari Darwin, Australia menggunakan pesawat udara menuju Maumere, dilanjutkan menggunakan kendaraan umum/sewaan menuju lokasi (Kelimutu).
- Melalui jalur laut dengan menggunakan Kapal Motor Kelimutu setiap 2 minggu sekali, dari Semarang – Surabaya – Ujung Pandang – Padang Bay (Bali) – Lembar (Lombok) – Bima (Sumbawa) – Ende. Dari Ende menuju Kelimutu menggunakan kendaraan umum selama 2 jam perjalanan.
- Dari Ende (52 km) atau Maumere menuju Moni dapat menggunakan bus.
- Dari Kupang menuju Ende dengan pesawat udara sekitar 40 menit atau dari Bima menuju Ende dengan pesawat udara sekitar 90 menit. Ende ke desa terdekat dengan Taman Nasional Kelimutu, yaitu Desa Koanara (Moni) berjarak 93 km (3 jam perjalanan). Desa Koanara – Desa Koposili – Desa Manakuko – Puncak Danau Kelimutu melalui jalan setapak ditempuh sekitar 2,5 jam, atau dari Desa Woloara – Desa Koposenda – Desa Woloki – Desa Kopo – Puncak Danau Kelimutu melalui jalan setapak ditempuh dengan waktu 2,5 jam.
10. Fasilitas dan Transportasi
Pengunjung atau wisatawan TN Kelimutu dapat menggunakan jalan linta Flores (sepanjang 546 km) untuk menuju kota-kota di sekitar kawasan. Lebih rinci lagi sebagai berikut:
- Dari Labun Bajo menuju Ruteng berjarak 140 km
- Dari Ruteng menuju Bajawa berjarak 112 km
- Dari Bajawa menuju Ende berjarak 146 km
- Dari Ende menuju Maumere berjarak 148 km
Terdapat penginapan dan tempat penyewaan kendaraan roda empat dan roda dua di Desa Moni (Wisma Kelimutu dan Sao Risa Wisata) atau sekita Koanara.
11. Informasi
Kantor Unit Taman Nasional Kelimutu
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 34 Ende (Flores), Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Referensi
Harian Kompas. 2012. Taman Nasional Kelimutu, Kekayaan Flora dan Fauna Flores.
Supriatna J. 2014. Berwisata Alam di Taman Nasional. Jakarta (ID): Yayasan Obor Indonsia (YOI)
[/read]