Pupuk kompos adalah salah satu jenis pupuk yang dibuat untuk memberikan nutrisi bagi tanaman, pupuk ini juga biasa disebut dengan pupuk organik. Pupuk ini merupakan pupuk buatan yang bahan pembuatannnya didapat dari berbagai sisa bahan organik seperti tanaman maupun hewan.
Untuk melakukan pengomposan, bisa dilakukan secara aerobik yakni menggunakan perpaduan oksigen dan mikroorganisme atau anaerobik yaitu dalam pembuatannya tidak memerlukan oksigen. Produk akhir melalui penguraian ini kemudian disebut dengan pupuk kompos.
Sedangkan yang dimaksud dengan proses pengomposan merupakan proses yang terjadi ketika bahan organik diuraikan secara biologis, dalam hal ini yang melakukan penguraian adalah mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik tersebut sebagai sumber energinya.
Pembuatan Pupuk Kompos
Untuk membuat pupuk kompos, kita harus melakukan pengaturan serta pengontrolan proses yang terjadi secara alami supaya pupuk bisa lebih cepat terbentuk.
Pada proses pengomposan, di dalamnya terdiri dari berbagai campuran bahan yang seimbang komposisinya, seperti air yang cukup, aerasi yang teratur, serta zat tambahan aktivator pengomposan.
Kompos yang merupakan pupuk alami tentu sangat dibutuhkan bagi para petani untuk melakukan perbaikan kondisi fisik tanah, selain untuk melakukan suplai unsur hara.
Klasifikasi Jenis
Bahan utama dari pupuk yang diklaim ramah lingkungan ini adalah sampah, sampah yang digunakan adalah sampah-sampah organik bukan sampah anorganik. Sampah organik yang dapat dibuat menjadi pupuk kompos dibedakan menjadi dua, yaitu sampah organik hijau dan sampah organik cokelat. Berdasarkan jenis sampah organik ini, maka pupuk kompos pun dibedakan menjadi pupuk kompos hijau dan pupuk kompos cokelat.
Sampah organik hijau yang merupakan bahan baku pupuk organik hijau, biasanya terdiri atas sampah sayuran, buah-buahan, potongan rumput yang masih segar, daun-daun yang masih segar, sampah dapur, ampas teh atau kopi, kulit telur, serta pupuk kandang yang berupa berbagai kotoran hewan ternak.
Sampah organik cokelat yang merupakan bahan baku pupuk organik cokelat, biasanya terdiri atas sampah dedauan kering, rumput kering, serbuk gergaji, serutan kayu, sekam, jerami, kulit jagung, kertas yang tidak mengkilat, serta tangkai sisa sayuran.
Kandungan dari sampah organik hijau adalah nitrogen yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan dalam siklus nitrogen sebagai pembentuk asam amino, sedangkan sampah organik cokelat banyak mengandung karbon yang menjadi sumber makanan mikroorganisme.
Perlu diingat juga bahwa sampah anorganik tidak bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk jenis ini. Sampah anorganik ini contohnya seperti plastik, styrofoam, kertas glossy, logam, serta kaca.
Selain itu, bahan-bahan seperti daging, ikan, kulit udang, susu, keju, lemak, kotoran anjing maupun kucing tidak bisa dipakai untuk bahan baku pembuatan pupuk kompos. Juga, tanaman yang telah terserang hama dan bagian tumbuhan yang telah terkena rayap tidak bisa digunakan untuk bahan baku pupuk kompos karena dikhawatirkan dapat menular kepada tumbuhan yang akan diberi pupuk kompos.
[read more]
Kekurangan Pupuk Kompos
Selain memiliki kelebihan yang sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang tanaman, pupuk kompos juga memiliki beberapa kekurangan dibandingkan dengan pupuk yang dibuat melalui proses kimia. Adapun kekurangan-kekurangan dari pupuk kompos tersebut diantaranya:
- Memiliki kandungan akan unsur hara yang kecil. Maka dari itu, jumlah pupuk yang harus diberikan haruslah lebih banyak dibandingkan pupuk anorganik atau pupuk kimia.
- Penggunaan pupuk kompos dalam jumlah yang banyak akan membuat biaya pengadaan dan biaya operasional untuk masalah pengangkutan dan pemupukan menjadi meningkat.
- Untuk pemakaian jangka pendek, terlebih tanah yang tidak terlalu banyak mengandung unsur hara, maka pemberian pupuk organik tentu membutuhkan dalam jumlah besar yang itu artinya akan menjadikan beban biaya operasional bagi petani, sedangkan untuk reaksi tanah terhadap pemberian kompos tidak secepat dibandingkan pupuk buatan.
Kelebihan Pupuk Kompos
Pupuk jenis ini sekarang sering dilirik oleh para petani di Indoensia karena memiliki keunggulan dibandingkan dengan pupuk lainnya. Berikut adalah kelebihan atau keunggulan pupuk kompos (pupuk organik) dibandingkan dengan pupuk jenis lainnya.
- Kaya akan unsur hara yang lengkap, baik itu unsur makro maupun unsur mikro yang mana kondisi tersebut tidak akan kita temukan pada pupuk buatan atau anorganik.
- Memiliki banyak kandungan asam organik, seperti asam humic, asam fulfic, hormon, serta enzim yang tidak juga kita dapatkan di pupuk buatan. Asam-asam seperti ini sangat berguna untuk tanaman maupun untuk lingkungan mikroorganisme yang ada di tanah.
- Pada pupuk organik banyak mengandung hewan tanah makro dan mikro yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan sifat fisik tanah maupun sifat biologis tanah.
- Pupuk organik mampu memperbaiki serta menjaga struktur tanah.
Pupuk ini juga sangat baik apabila kita memiliki sistem penggunaan lahan (silvopastura), yaitu sistem agroforestri yang memadukan antara kegiatan kehutanan dan kegiatan peternakan. Hal ini akan memberikan dampak yang baik dan bersifat saling menguntungkan.
Tentunya masih ada banyak keunggulan lain dari pupuk kompos atau pupuk organik yang bisa kita temukan, namun pada intinya penggunaan pupuk organik akan membuat tingkat kesuburan tanah serta tanaman dan lingkungan untuk mikroorganisme lainnya lebih berkualitas dibandingkan penggunaan pupuk buatan.
Referensi:
Redaksi Forester Act
[/read]