Pantai Mananga Aba terletak di ujung Pulau Sumba bagian barat daya, tepatnya 20 menit perjalanan dari Kota Waitabula, Kecamatan Laura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.
Lokasi wisata alam yang satu ini sangat mudah diakses karena jalan yang sudah aspal dan bisa dilalui oleh semua jenis angkutan darat.
Di sekitar wisata alam ini juga sudah dibangun beberapa homestay walau masih tampak sangat sederhana dan jauh dari kemewahan seperti obyek wisata pantai yang sudah terkenal.
Keindahan yang dimiliki Pantai Mananga Aba dijamin membuat Anda betah berlama-lama bermain di sepanjang pantai.
Sejauh mata memandang, Anda akan menyaksikan hamparan pasir putih bersih Pantai Mananga Aba.
Menikmati sejuknya air laut dan kenyamanan dengan bermain pasir putih merupakan sebuah pengalaman yang sangat mengesankan.
Tidak banyak pengunjung yang berkunjung seakan membuat pantai ini menjadi milik kita sendiri.
Wisatawan lokal hanya datang dari sekitar Kota Waitabula dan Kota Waikabubak, itupun saat hari libur saja.
[read more]
Kondisi pantai yang asri, indah, menarik, dan semua decak kagum akan Anugerah Allah, bisa saja hilang dalam waktu dekat.
Hal ini karena saat penulis berkunjung di sana, tampak dua armada truck sedang mengangkut pasir dari kawasan pantai.
Padahal sudah ada larangan resmi untuk tidak mengambil pasir di kawasan Pantai Mananga Aba.
Jalan untuk akses ambil pasir pun dibuat sediri oleh oknum yang tak bertanggungjawab.
Tambang pasir pun beroperasi pada dini hari sehingga tak termonitor oleh aparat keamanan. Sungguh perilaku yang disayangkan.
PANTAI MANANGA ABA akan tinggal cerita lama kalau BUDAYA KONSUMERISME MANUSIA tak terkendali, terutama eksploitasi sumber daya alam yaitu pasir putih Pantai Mananga Aba.
Agar keindahan alam Pantai Mananga Aba tetap lestari maka dibutuhkan peran semua stakeholder yang ada di sekitarnya terutama pemerintah. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan harus menindak tegas pera pelaku tambak pasir ilegal ini. Apakah tantangan ini akan terjawab? Semoga kelak pantai ini bisa menjadi sumber matapencaharian dan sebagai obyek wisata terkenal. SEMOGA.
Editor:
Mega Dinda Larasati
[/read]