Tikus Got (Rattus norvegicus): Hewan Pendistribusi Penyakit di Perkotaan

Seberapa sering anda melihat tikus got di jalanan? Apakah anda terganggu dengan hal itu? Menurut Anda apakah perilaku membuang bangkai tikus got ke jalanan adalah tindakan yang benar? Setelah Anda membaca ini Anda akan tahu betapa berbahayanya bangkai Tikus got yang dibuang di jalanan.

Tikus jalanan ini memiliki potensi yang sangat berbahaya bagi manusia, terutama dalam masalah kesehatan. Tikus Norwegia ini merupakan agen penyakit yang dapat menghantarkan berbagai macam penyakit yang akan kami deskripsikan dalam tulisan ini.

Setelah membaca artikel ini semoga kita sadar atas bahaya yang ditimbulkan dari tikus ini. Apabila informasi ini bermanfaat, jangan lupa untuk bagikan informasi ini agar teman-teman dan keluarga kita sadar akan potensi bahayanya.

Rattus norvegicus

Tikus Got

Tikus got, tikus jalanan, tikus norwegia, atau tikus dermaga adalah tikus yang sering dijumpai di perkotaan, khususnya kota-kota besar di Indonesia. Apabila anda pergi ke tempat dengan sistem kebersihan lingkungan yang buruk anda akan banyak menemui hewan yang bernama latin Rattus norvegicus ini. Tikus ini biasanya ditemukan di selokan atau gorong-gorong kota.

Hewan yang nokturnal (aktif pada malam hari) ini diberi nama oleh ahli ilmu alam berkebangsaan Inggris yang menulis buku “Outlines of the Natural History of Great Britain”, John Berkenhout dengan nama Rattus norvegicus karena pada saat itu dia mengira hewan ini berasal dari Norwegia. Tikus got (Rattus norvegicus) memiliki kemampuan yang sangat baik dalam hal berenang sehingga habitat dia sangat cocok pada lorong-lorong kanal air di perkotaan. Hal yang unik dari hewan ini adalah mereka berkomunikasi dengan frekuensi ultrasonik (lebih dari 20.000 Hz).

Tikus jenis ini pada awalnya berasal dari Tiongkok bagian utara, kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Antartika adalah benua satu-satunya yang tidak dijamah oleh tikus ini. Penyebaran tikus got ini tidak sampai di Antartika karena tempat itu sangat dingin dan jarang manusia hidup di sana. Diperkirakan Tikus ini menyebar ke berbagai negara dengan bantuan kapal-kapal tambang maka tikus ini sering juga disebut tikus dermaga.

[read more]

Populasi tikus got akan sangat mudah meningkat karena tikus got dapat bereproduksi sepanjang tahun, waktu kehamilan yang singkat (sekitar 20 hari), dan sudah memiliki kematangan dalam hal reproduksi pada umur lima minggu. Hewan ini tentu saja menjadi hama yang seringkali di bunuh di perkotaan.

Karakteristik Tikus Got

Penyakit yang disebabkan Tikus Got

Tikus got merupakan agen pembawa penyakit yang sangat ampuh. Tikus got menjadi agen pembawa berbagai macam patogen yang dapat menimbulkan penyakit. Penyakit yang disebabkan oleh tikus ini antara lain leptopirosis, demam gigitan tikus, kriptosporidiosis, viral hemorrhagic fever, Q fever, dan hantavirus pulmonary syndrome. Berikut kami sajikan betapa bahayanya penyakit-penyakit yang ditularkan oleh tikus:

Penyakit Akibat Tikus Got

Budayakan Hidup Bersih dan Teratur terhadap Lingkungan

Tikus got sebagai agen pembawa penyakit yang sangat berbahaya harus segera distabilkan populasinya. Pola hidup bersih merupakan kunci utama dari permasalahan populasi tikus ini. Pemahaman akan ekologi kota pun harus dimengerti oleh setiap orang. Predator utama dari hewan ini adalah anjing, kucing, ular, dan manusia, tapi sayangnya perubahan perilaku anjing dan kucing yang saat ini terjadi menyebabkan ketidakstabilan ekosistem khususnya dalam rantai makanan sehingga populasi tikus got terus bertambah akibat tidak adanya pemangsa alami.

Perilaku hewan predator tikus got berubah karena ulah manusia. Manusia yang seringkali memberi makan kucing dan anjing menyebabkan hewan-hewan tersebut kehilangan naluri dalam hal memburu makanan mereka, hewan tersebut akan cenderung mencari makanan kepada manusia daripada mencari makanan dengan cara memburu. Hal tersebut terjadi secara terus menerus sehingga sifat alamiah dalam hal memburu yang diturunkan kepada anaknya pun menghilang dan akhirnya kemampuan berburu hewan tersebut lenyap.

Sudah jelaslah bahwa pembuangan bangkai tikus ke jalanan yang merupakan kasus di awal bahasan adalah hal yang sangat tidak dianjurkan. Virus atau bakteri penyebab penyakit yang tergilas kendaraan akan menyebar ke tempat lain sehingga tingkat penyebaran penyakit pun akan semakin luas dan dapat menyebabkan endemi di suatu daerah.

Marilah sebarkan pemahaman ini agar lingkungan kita tetap aman dan nyaman. Jangan hanya diam, mari kita bergerak !

 

Referensi

___. 2016. Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) – Topic Overview. [Internet]. [diunduh 5 April 2016]. Tersedia pada http://www.webmd. com/lung/tc/hantavirus-pulmonary-syndrome-hps-topic-overview.html.

___. 2016. Gejala Demam Gigitan Tikus. [Internet]. [diunduh 5 April 2015]. Tersedia pada http://www.spesialis. info/?gejala-demam-gigitan-tikus,249.html.

Armitage D. 2016. Rattus norvegicus Brown Rat (also: Norway Rat). [Internet]. [diunduh 5 April 2016]. Tersedia pada http://animaldiversity.org/accounts/ Rattus_norvegicus.html.

[/read]