Sorgum: Pengertian, Taksonomi, Manfaat, Kandungan Gizi, dan Budidaya

Bagi masyarakat Indonesia, bersantap tanpa adanya nasi dirasa kurang mantap. Seolah-olah bahan pokok ini merupakan makanan yang tak tergantikan.

Padahal, nusantara ini menyajikan beberapa alternatif pilihan yang dapat dijadikan makanan pokok seperti jagung, sagu, ubi, singkong, talas dan jenis-jenis gandum seperti sorgum.

Sorgum merupakan tanaman rumput-rumputan yang masih berkerabat dekat dengan padi dan jagung.

Masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya menyebutnya dengan sebutan “cantel“.

Bentuk tanaman ini, menyerupai tanaman jagung tetapi bijinya berbentuk bulat kecil.

Tanaman Sorgum

1. Pengertian

Sorgum adalah tanaman rumput-rumputan yang masih berkerabat dekat dengan padi dan jagung.

Berkaitan dengan upaya diversifikasi pangan yang dicanangkan pemerintah Indonesia, tanaman ini menjadi serealia potensial yang dapat digunakan untuk substitusi beras dengan kandungan gizi yang tinggi.

Pengertian sorgum menurut Suprapto dan Mudjisihono (1987) merupakan tanaman yang termasuk dalam famili Graminae bersama dengan padi, tebu, jagung, gandum, dan lain-lain. Definisi sorgum merupakan sebutan tanaman serealia yang berasal dari Afrika.

Tanaman ini dapat tumbuh walaupun pada keadaan tanah yang kurang subur dan pengairan terbatas. tanaman ini tumbuh pada ketinggian 0-800 mdpl. Suhu optimum tumbuh berkisar 23-30 derajat celcius dengan kelembapan 20-40%, rata-rata curah hujan 372-425 mm/th, dan memiliki pH 5-7.5.

Serealia ini masih termasuk ke dalam keluarga rumput yang dapat tumbuh di dataran yang beriklim tropis maupun subtropis di berbagai negara.

Meskipun tanaman sereralia ini memiliki beberapa jenis, namun hanya ada 1 jenis yang dapat dikonsumsi oleh manusia, sedangkan jenis sorgum lainnya hanya digunakan sebagai pakan ternak.

Jenis yang bisa dikonsumsi manusia adalah Sorghum bicolor yang berasal dari Afrika dan sudah menyebar ke seluruh dunia.

Saat ini, sorgum sering digunakan untuk diolah menjadi molase, sirup, hingga minuman beralkohol.

2. Taksonomi

Sorgum memiliki tempat taksonomi pada tingkatan genus dan memiliki hampir 30 spesies. Namun pada artikel ini akan lebih dibahas mengenai Sorgum bicolor.

Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) termasuk tanaman jenis serealia yang berasal dari Afrika.

Kedudukan tanaman sorgum dalam taksonomi tumbuhan adalah:

Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledonae
Ordo Poales
Famili Poaceae
Genus Sorghum
Spesies S. bicolor L. Moenc

[read more]

3. Manfaat dan Kandungan Gizi

Biji Sorgum

3.1 Sebagai Bahan Pangan Potensial

Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan yang potensial dikembangkan di Indonesia khususnya di daerah yang kering.

Tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai pangan, pakan, dan bioenergi (bioetanol). Tanaman serealia ini dapat dijadikan alternatif untuk diversifikasi pangan di Indonesia.

Bukan tidak memiliki alasan bahwa serealia ini dapat dijadikan sebagai bahan alternatif untuk pengganti padi di Indonesia. Kandungan gizi yang tinggi dan tingginya manfaat bagi kesehatan manusia menjadi salah satu alasannya.

Sorgum dikenal sebagai bahan baku pembuatan cereal paling penting kelima di dunia.

Serealia ini mengandung vitamin dan nutrisi yang sangat tinggi seperti niacin, riboflavin, dan thiamin. Selain itu, bijinya juga mengandung berbagai macam mineral seperti kalium, zat besi, tembaga, magnesium, dan fosfor. Kandungan vitamin dan nutrisi yang tinggi membuat tanaman ini sangat erat kaitannya dengan bidang kesehatan.

3.2 Sebagai Bahan Anti Oksidan

Pada lapisan katul biji sorgum mengandung antioksidan yang bermanfaat dalam menangkal radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Masuknya radikal bebas ke dalam tubuh dipercaya dapat merubah sel-sel sehat menjadi sel kanker. Dengan mengonsumsinya, secara tidak langsung dapat mencegah penyakit kanker.

3.3 Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Kandungan zat besi yang tinggi juga bermanfaat untuk meningkatkan metabolisme tubuh serta melancarkan peredaran darah sehingga tubuh terasa bugar dan terhindar dari penyakit seperti anemia.

3.4 Cocok Dikonsumsi Penderita Diabetes

Lagi-lagi pada katul bijinya mengandung zat tanin yang mempunyai enzim guna menghambat proses terserapnya pati oleh tubuh sehingga dapat membantu mengontrol kadar glukosa dan kadar insulin dalam tubuh. Oleh karena itu, sorgum dapat dijadikan solusi bagi penderita diabetes karena dapat mengontrol gula darah dalam tubuh.

4. Asal Tanaman Sorgum

Tanaman sorgum sudah menyebar ke berbagai belahan dunia begitupun ke Indonesia.

Tanaman ini berasal dari daerah tropis Ethiopia, Afrika Timur, dan dataran tinggi Ethiopia yang dianggap sebagai pusat utama domestifikasi.

Di daerah kering Afrika, tanaman ini sudah lama dijadikan sebagai bahan pangan.

Sorghum bicolor dari Ethiopia menyebar ke Afrika Barat dan Afrika Timur, kemudian ke daerah Sudan.

Tanaman iniĀ  berhasil ditanam pertama kali di Niger oleh masyarakat Mande.

Dari benua Afrika tanaman ini menyebar ke daratan India dan China.

Sekarang, tanaman ini sudah menyebar ke berbagai tempat karena memiliki sifat adaptif yang tinggi dan toleran terhadap kekeringan.

Negara yang dikenal sebagai penghasil sorgum adalah Argentina, Amerika Serikat, India, Tiongkok, beberapa negara di Afrika Timur, Mexico, Nigeria, Australia, dan Yaman.

Di Indonesia, tanaman ini tersebar di beberapa provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

5. Syarat Tumbuh

Walaupun tanaman sorgum memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, namun terdapat beberapa kondisi yang optimal untuk tumbuh.

Beberapa faktor pendukung seperti tanah, iklim, suhu, dan ketinggian tempat merupakan beberapa faktor yang dapat mendukung kualitas tanaman ini.

Tanaman ini dapat tumbuh di berbagai jenis tanah apapun, kecuali pada tanah Podsolik Merah Kuning yang masam.

Tanaman ini memiliki sistem perakaran yang menyebar dan lebih toleransi terhadap tanah berlapis keras dangkal dibandingkan dengan jagung.

Jenis tanah yang sangat cocok untuk tanaman ini adalah tanah Vertisol, Aluvial, Andosol, Mediteran, dan Regosol.

Tanaman ini juga sangat sesuai tumbuh di daerah yang memiliki kelembapan udara dan curah hujan yang rendah.

Daerah panas merupakan tempat yang sesuai bagi tanaman ini, yaitu sekitar 20 derajat celcius dan udara yang relatif kering. Oleh karena itu, tanaman ini sangat cocok ditanam pada ketinggian 1-500 mdpl.

Daerah dengan intensitas radiasi matahari rendah dan selalu berkabut tidak menguntungkan bagi tanaman ini. Pada ketinggian lebih dari 500 mdpl umur panen tanaman ini lebih panjang.

6. Budidaya

Teknik budidaya tanaman ini terdiri dari penyiapan benih, waktu tanam, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan.

Dalam penyiapan benih, jumlah benih yang dibutuhkan untuk lahan 1 hektare sekitar 10-15 kg, tergantung dari ukuran benih, varietas, sistem tanah, dan jarak tanam.

Beberapa varietas memiliki masa dormansi sekitar satu bulan pertama setelah panen. Agar kemampuan benih terjaga, benih harus disimpan baik dengan menjaga kadar air sekitar 10% dan suhu sekitar 10-16 derajat celcius.

Serealia ini memiliki waktu tanam sepanjang tahun, dari musim penghujan maupun musim kemarau asalkan bibit tidak tergenang dan mengalami kekeringan.

Penyiapan lahan dilakukan dengan membersihkan gulma yang dapat mengganggu tanaman inti. Pengolahan tanah dilakukan sebagai upaya meningkatkan aerasi tanah, menggemburkan tanah, dan mengendalikan gulma.

Saat penanaman, lubang tanam dibuat dengan jarak tanam sesuai dengan varietas yang digunakan, biasanya berukuran (60-70 cm) x 20 cm dengan kedalaman lubang sekitar 5 cm.

Setelah itu, setiap lubang diisi 3-4 benih, kemudian ditutup dengan top soil ataupun pupuk organik.

Benih akan tumbuh dalam 5 hari, dan setelah 2-3 minggu dilakukan penjarangan dengan menanggalkan dua tanaman.

Penggunaan pupuk pada tanaman ini harus memperhatikan cara pemberian, waktu, konsentrasi pupuk, dan jenisnya.

Tanaman ini tanggap terhadap pupuk nitrogen yang takarannya bergantung pada varietas tanaman yang digunakan dan tingkat kesuburan.

Tahap pemeliharaan tanaman ini dilakukan dengan beberapa kegiatan, seperti pemberian air, penyiangan gulma, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit.

Tanaman sorgum yang dapat dipanen adalah tanaman yang telah berumur 3-4 bulan setelah ditanam, namun kembali lagi bergantung pada varietasnya.

Cara panen yang baik adalah dengan memotong tangkai malai sepanjang 15-20 cm dari pangkalnya. Selanjutnya malai dijemur di bawah sinar matahari dan dirontokkan.

7. Perdagangan Sorgum

Posisi sorgum di pasar dunia sangatlah potensial.

Pemasarannya di dunia didominasi oleh Tiongkok, India, Nigeria, Ethiopia, Brazilia, Argentina, Amerika Serikat, dan Australia. Negara-negara tersebut termasuk kedalam top ten penghasil sorgum terbesar di dunia.

India menduduki peringkat pertama sebagai negara pemasok sorgum terbesar di dunia dengan jumlah produksi 7.003.100 ton. Komoditasnya di India merupakan komoditas perdagangan yang menduduki peringkat ke-10 di antara komoditas dominan lain (FAO 2011).

Di Asia, negara India ditemani oleh negara Tiongkok yang merupakan pemasok sorgum peringkat enam dunia. Negara maju yang masuk ke dalam penyuplai terbanyak yaitu Amerika Serikat. Sementara itu, Indonesia belum memiliki posisi yang diperhatikan di dunia. Menurut FAO, Indonesia belum memiliki data statistik yang menunjukkan pasar sorgum Indonesia.

Eksportir terbesar saat ini adalah Amerika Serikat yaitu sebagai eksportir utama dengan kuantitas 3.362.653 ton yang telah mengalahkan India sebagai produsen terbesar di dunia.

Alasannya adalah negara India lebih mementingkan pasar dalam negeri dan tidak untuk ekspor dengan besarnya permintaan dalam negeri mereka. India menjadi eksportir sorgum nomor 6 di dunia.

Harga ekspor bervariasi dan berbeda antar negara. Harga ekspor yang tinggi dapat ditemui di negara India, Hungaria, Sudan, Italia, dan Mesir.

Harga ekspor sorgum yang rendah dapat ditemui di Nikaragua dan Kenya. Nilai per unit yang tinggi dan rendah untuk ekspor tanaman ini berkaitan sangat erat dengan kuantitas (jumlah) yang diekspor.

Negara importir serealia ini paling banyak terdapat di Meksiko dan Jepang dengan permintaan sebesar 2.380.276 ton dan 1.395.841 ton.

Indonesia juga belum terlihat statistiknya di FAO karena masyarakat Indonesia masih belum mengonsumsi sorgum sebagai pangan utama.

Menurut data FAO (2011), neraca perdagangan di kawasan asia mempunyai neraca negatif. Hal ini disebabkan karena nilai ekspor sorgum lebih rendah daripada impor. Kecuali India yang mempunyai neraca positif karena kebutuhan dan ekspor dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri.

Tiongkok yang merupakan negara pengekspor dan pengimpor juga memiliki nilai neraca negatif.

Menurut Nedumeran et al. (2013) impor sorgum di Asia Tenggara meningkat sebesar 60% di tahun 2020. Permintaan pasar dunia juga akan semakin meningkat karena adanya peningkatan kebutuhan di negara Thailand sehingga kebutuhan sorgum meningkat. Peningkatan impor juga terjadi di Negara Tiongkok dan Pakistan.

Permintaan sorgum di Asia tenggara jika di total mencapai sekitar 18% dari total permintaan di dunia. Peran tanaman ini cukup tinggi sebagai bahan substitusi bahan pangan Asia Tenggara.

Namun permintaan agak menurun karena harga gandum dan beras yang semakin murah. Permintaan sorgum untuk memenuhi kebutuhan pangan secara agregat di Asia sebesar 42,5% dari total permintaan sorgum dunia, sisanya adalah untuk pakan.

Di Asia, permintaan lain untuk pangan mencapai 73% dari total permintaan, sedangkan sisanya yang lain untuk pakan. Permintaan untuk pangan didominasi oleh Asia Selatan mencapai 87% dari permintaan untuk pangan di Asia, sisanya tersebar di Asia Timur dan Asia Tenggara.

Sorgum yang dimanfaatkan untuk pakan ternak permintaannya mencapai 52% dari total permintaan. Permintaannya sebagai pakan ditingkat dunia mengalami penurunan sekitar pada tahun 1985-an, tetapi beberapa tahun kemudian meningkat drastis mencapai 50% dari total permintaan sorgum dunia.

Sementara itu permintaan sorgum untuk pakan di Asia hanya 27% dari total permintaan sorgum di wilayah Asia. Berbeda dengan permintaan pangan yang didominasi oleh Asia Selatan, permintaan sorgum terbesar untuk pakan di wilayah Asia Timur, khususnya Tiongkok, Asia Tenggara, dan Asia Selatan relatif sangat kecil.

8. Potensi Sorgum

Sorgum memiliki potensi untuk menjadi serealia pengganti bahan makanan lain untuk diversifikasi makanan.

8.1 Sorgum sebagai Pengganti Makanan Pokok

Kandungan gizi dari tanaman ini tidak kalah tinggi dibandingkan gandum dan beras.

Tanaman ini dapat tumbuh di berbagai jenis tanah sehingga mudah ditanam. Selain itu, tanaman ini juga mudah beradaptasi di lahan yang mengalami kekeringan atau tergenang air.

Tanaman ini dapat ditanam di lahan yang marginal (tidak subur) serta tahan terhadap hama dan penyakit.

8.2 Tepung dari Sorgum

Untuk pangan, sorgum dapat dibuat tepung yang selanjutnya dapat digunakan untuk bahan baku dalam pembuatan mie, kue basah, dan kue kering (Suarni dan Patong 2002).

Pembuatan berbagai produk pangan dari sorgum berupa tepung dapat mensubstitusi sekitar 15-50% terigu tanpa mengurangi tekstur, aroma produk, dan rasa.

Kelebihan olahan sorgum menjadi tepung di antaranya mempunyai kadar gizi lebih tinggi daripada tepung jagung, ubi kayu, dan tepung beras.

Kandungan pati biji sorgum juga cukup tinggi, sekitar 83%, sedangkan kadar lemak dan proteinnya masing-masing 3,60% dan 12,3% (Sirappa 2003).

Kelebihan lain dari tepung ini adalah memiliki daya kembang yang sangat tinggi dan juga mudah larut dalam air. Kedua sifat tersebut diperlukan dalam pembuatan produk tepung.

Praktis dan mudahnya pengolahan berbagai produk makanan ringan dengan tepung ini memberikan keuntungan bagi pemanfaatan sorgum. PT Bogasari, merupakan pengolah sorgum menjadi tepung dalam skala kecil.

8.3 Sebagai Pakan Ternak

Batang dan daunnya mempunyai rasa manis dan renyah yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, khususnya sapi. Di Australia, batang dan daun sorgum sudah dikembangkan menjadi sweet sorgum dan forage sorgum untuk pakan sapi (Irawan dan Sutrisna 2011).

8.4 Potensi untuk Bahan Baku Industri

Hampir seluruh bagian tanaman sorgum, seperti biji, daun, tangkai biji, akar, dan batang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri. Produk-produk turunan seperti sirup, gula, bioetanol, pati, kerajinan tangan, biomas, dan lain-lain dapat diproduksi dari bahan baku sorgum. Tanaman ini juga dapat dibuat menjadi produk air nira.

8.5 Potensi Sorgum untuk Masa Depan

Sorgum untuk masa depan sangatlah potensial karena kebutuhan pangan yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dunia.

Dalam pemanfaatannya di masa depan tanaman ini dapat dijadikan bahan pangan subtitusi dari bahan pangan lainnya. Melihat dari potensinya yang telah dipaparkan, kemungkinan besar bisnis sorgum di masa depan akan semakin meningkat.

Selain untuk substitusi, tanaman ini juga dapat digunakan sebagai bahan pangan untuk diversifikasi pangan. Budidaya yang mudah membuat tanaman ini sangat potensial untuk dibudidayakan saat ini sampai dengan masa depan.

[/read]