Satelit TERRA

Terra satelit (EOS AM-1) adalah satelit yang diluncurkan pada Desember 1999. Terra membawa lima instrumen penginderaan jauh yang mencakup MODIS dan ASTER. ASTER (Advanced Spaceborn Thermal Emission and Reflectance Radiometer) adalah sebuah spektrometer citra beresolusi tinggi.

Instrumen ASTER didesain dengan 3 band pada jangkauan spektral visible dan near-infrared (VNIR) dengan resolusi 15 m, 6 band pada spektral short-wave infrared (SWIR) dengan resolusi 30 m dan 5 band pada thermal infrared dengan resolusi 90 m. Band VNIR dan SWIR mempunyai lebar band spektral pada orde 10. ASTER terdiri dari 3 sistem teleskop terpisah, dimana masing-masing dapat dibidikkan pada target terpilih. Dengan penempatan (pointing) pada target yang sama dua kali, ASTER dapat mendapatkan citra stereo beresolusi tinggi. Cakupan scan (Swath witdh) dari citra adalah 60 km dan revisit time sekitar 5 hari.

Citra ASTER via wikimedia.org

Citra ASTER via wikimedia.org

MODIS (Moderate  Resolution  Imaging  Spectroradiometer) mengamati seluruh permukaan bumi setiap 1-2 hari dengan whisk-broom scanning imaging radiometer. MODIS dengan lebar tampilan (lebih 2300 km) menyediakan citra radiasi matahari yang direfleksikan pada siang hari dan emisi termal 13 siang/ malam diseluruh penjuru bumi. Resolusi spasial MODIS berkisar dari 250 – 1000 m (Janssen dan Hurneeman 2001).

TERRA MODIS adalah salah satu instrumen utama yang dibawa Earth Observing System (EOS) Terra satellite yang merupakan bagian dari program antariksa Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA). Program ini merupakan program jangka panjang untuk mengamati, meneliti, dan menganalisa lahan, lautan, atmosfir bumi, dan interaksi diantara faktor-faktor ini. Satelit Terra berhasil diluncurkan pada Desember 1999 dan akan disempurnakan dengan satelit Aqua pada tahun 2002 ini. MODIS mengorbit bumi secara polar (arah utara-selatan) pada ketinggian 705 km dan melewati garis khatulistiwa pada jam 10:30 waktu lokal. Lebar cakupan lahan pada permukaan bumi setiap putarannya sekitar 2330 km. Pantulan gelombang elektromagnetik yang diterima sensor MODIS sebanyak 36 bands (36 interval panjang gelombang). Data terkirim dari satelit dengan kecepatan 11 Mega bytes setiap detik dengan resolusi radiometrik 12 bits. Artinya obyek dapat dideteksi dan dibedakan sampai 212 (= 4.096) derajat keabuan (grey levels).

[read more]

Satu elemen citranya (pixels, picture element) berukuran 250 m (band 1-2), 500 m (band 3-7) dan 1.000 m (band 8-36). Di dalam dunia penginderaan jauh (remote sensing), ini dikenal dengan resolusi spasial. MODIS dapat mengamati tempat yang sama di permukaan bumi setiap hari, untuk kawasan di atas lintang 30, dan setiap 2 hari, untuk kawasan di bawah lintang 30, termasuk Indonesia. Kelebihan MODIS dibanding NOAA-AVHRR adalah lebih banyaknya spektral panjang gelombang (resolusi radiometrik) dan lebih telitinya cakupan lahan (resolusi spasial) serta lebih kerapnya frekuensi pengamatan (resolusi temporal).

Produk MODIS dikatagorikan menjadi tiga bagian: produk pengamatan vegetasi, radiasi permukaan bumi, dan tutupan lahan. Diantara capaian riset adalah pendeteksian kebakaran hutan, pendeteksian perubahan tutupan lahan dan pengukuran suhu permukaan bumi. Suhu permukaan bumi dipadukan dengan data albedo (fraksi cahaya yang dipantulkan permukaan bumi) dimanfaatkan untuk pemodelan iklim. Dengan resolusi spasial yang semakin tinggi, dimungkinkan riset tentang prakiraan, dampak serta adaptasi regional yang diperlukan dalam menghadap perubahan lingkungan.

Pemanfaatan resolusi maksimum pada 250, 500, dan 1.000 meter sangat cocok untuk melakukan studi regional. Jika dipadukan dengan data Landsat TM, studi ini akan menghasilkan data dasar untuk monitoring dan pemodelan perubahan tutupan dan penggunaan lahan (land cover and land use) serta data dasar untuk pengamatan unsur karbon yang menjadi salah satu parameter penting dalam studi lingkungan global (Thoha 2008).

 

Referensi:

Janssen LFL, Huurneeman CG. 2001. Principles of Remote Sensing. Netherlands (NL): ITC.

Thoha AS. 2008. Karakteristik Citra Satelit. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.

[/read]