Pohon Trembesi (Albizia saman): Taksonomi, Habitat, dan Budidaya

Tahukah Anda pohon apakah yang sering disebut sebagai pohon hujan?

Pohon tersebut merupakan salah satu jenis pohon yang sering dijumpai ketika sedang menikmati udara segar di taman kota atau saat berkendara menyusuri jalan raya.

Pohon tersebut memiliki tajuk yang lebar dan artistik sehingga seringkali dimanfaatkan sebagai tanaman peneduh yang juga berfungsi sebagai ornamen keindahan kota.

Pohon cantik tersebut adalah pohon trembesi (Albizia saman).

Pohon Trembesi

1. Taksonomi

Ki hujan atau trembesi (Albizia saman) merupakan salah satu pohon yang sering digunakan sebagai tanaman pelindung.

Pohon ini memiliki beragam manfaat penting, salah satunya sebagai pohon peneduh.

Pohon yang biasa disebut Ki Hujan ini memiliki tinggi sekitar 20 meter serta memiliki tajuk yang lebar.

Ki Hujan ini kurang cocok ditanam di pekarangan karena perakarannya yang luas dapat merusak bangunan dan juga jalan.

Satu batang Ki Hujan ini mampu menyerap karbondioksida sebanyak 28 ton per tahun.

Tak heran jika pohon ini seringkali ditanam di sepanjang kiri kanan jalan.

Pohon ini memiliki nama lain Ki Hujan atau pohon hujan karena tajuknya yang lebar seringkali meneteskan air.

Pohon ini juga memiliki nama yang berbeda di setiap daerah di Indonesia, seperti Kayu Ambon (Melayu), Ki Hujan (Sunda), Punggur, Munggur, Trembesi, dan Meh (Jawa).

Ramdani (2015) memaparkan taksonomi dari pohon trembesi sebagai berikut:

Kingdom Plantae
Sub Kingdom Tracheobionta
Super Divisi Spermatophyta
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Sub Kelas Rosidae
Ordo Fabales
Famili Fabaceae
Genus Albizia
Spesies A. saman (Jacq.) Merr

2. Status Kelangkaan

Status kelangkaan pohon trembesi (Albizia saman) saat ini belum termasuk ke dalam tumbuhan langka.

Dalam Redlist IUCN juga tidak disebutkan jika trembesi merupakan tumbuhan langka.

Hal ini dapat terjadi karena trembesi merupakan jenis tanaman cepat tumbuh yang cenderung toleran sehingga masih dapat berkembang biak dengan baik.

Banyaknya industri kayu trembesi yang saat ini semakin berkembang khususnya di Indonesia menunjukkan bahwa ketersediaan kayu trembesi masih cukup melimpah di alam sehingga belum bisa dikatakan langka.

[read more]

3. Karakteristik Pohon Trembesi

Pohon Ki Hujan

Karakteristik pohon trembesi dapat dilihat dari ciri-ciri morfologinya.

Pohon ini memiliki tinggi maksimum 15-25 m dengan diameter mencapai 1-2 m.

Tajuknya lebar berbentuk menyerupai payung.

Batang

Trembesi memiliki batang yang permukaannya kasar, beralur, dan berwarna cokelat kehitaman.

Bunga

Bunga trembesi berbentuk umbel berwarna pink (12-25 per kelompok), memiliki stamen yang panjang dan berserbuk dengan warna kemerahan di bagian atas dan warna putih di bagian bawah.

Ada pula yang menyebut bunga trembesi berwarna merah kekuningan.

Ratusan bunga berkembang secara bersamaan memenuhi kanopi tajuk.

Penyerbukannya hanya terjadi pada satu bunga dan dibantu oleh serangga.

Daun

Daun trembesi merupakan daun majemuk dan menyirip ganda.

Daunnya berwarna hijau, permukaannya licin dengan tulang daun menyirip. Tiap helai daun memiliki tepi daun rata dengan bentuk bulat memanjang, panjangnya berkisar antar 2 hingga 6 cm dan lebarnya berkisar antara 1 hingga 4 cm.

Buah dan Biji

Buah trembesi berbentuk polong berwarna hitam dengan panjang sekitar 30 hingga 40 cm. Satu polong di dalamnya terdapat 5 sampai 20 biji.

Biji trembesi ini memiliki tekstur yang keras dan biasanya dimanfaatkan sebagai olahan makanan ringan sejenis kwaci.

Biji trembesi berbentuk ellipsoid, pipih, gemuk, di sisi kanan dan kiri membentuk huruf U dan berwarna kekuningan, serta permukaannya halus.

Biji trembesi memiliki kandungan zat kimia dan logam yang dapat membantu proses koagulasi flokulasi.

Akar

Trembesi memiliki jaringan akar yang luas dan kuat sehingga mampu menimbulkan kerusakan pada bangunan di sekitarnya.

Jaringan akar yang luas dan kuat membantu optimalisasi penyerapan air dalam tanah.

Selain itu, keberadaan akar pohon trembesi dapat membantu memperbaiki kualitas air di sekitar pohon trembesi tumbuh.

4. Habitat

Trembesi merupakan jenis pohon cepat tumbuh sehingga habitatnya tersebar di negara tropis dan subtropis.

Tanaman ini adalah tanaman asli dari Amerika tropis, yaitu Peru, Meksiko, dan Brazil. Meskipun habitat asalnya di benua Amerika, trembesi telah terbukti dapat hidup dan tumbuh dengan baik di daerah tropis maupun daerah subtropis.

Ki Hujan ini tersebar di daerah dengan rata-rata curah hujan 600 – 3000 mm/tahun dan pada ketinggian 0-300 meter di atas permukaan laut.

Pohon ini dapat tumbuh di berbagai jenis tanah dengan pH minimal 4,7 dan mampu bertahan hingga pH 8,5.

Salah satu keistimewaan yang dimiliki oleh pohon ini adalah mampu bertahan selama 2 hingga 4 bulan pada saat bulan kering dengan suhu 20oC hingga 38oC.

Tempat tumbuh yang dibutuhkan oleh pohon trembesi ini adalah tanah yang memiliki drainase baik, namun masih toleran terhadap tanah yang tergenang jika hanya dalam waktu yang singkat (Lubis 2013).

Pohon ini dapat tumbuh optimum pada saat hujan terdistribusi secara merata sepanjang tahun.

5. Sebaran

Pohon trembesi merupakan pohon yang tersebar di daerah tropis maupun daerah subtropis. Sebaran pohon trembesi di Indonesia hampir ke seluruh wilayah, antara lain di Jawa dan Sunda.

Pohon ini juga tersebar di beberapa negara Asia, seperti Malaysia (disebut Pukul Lima), India (Vilaiti Siris), Thailand (Jamjuree), dan Vietnam (Cay Mura).

Selain itu, pohon trembesi juga menyebar keberadaannya di daerah Amerika tropis tempat di mana trembesi berasal.

Negara-negara tersebut antara lain Peru, Meksiko, dan Brazil.

6. Kayu Pohon Trembesi

Kayu trembesi merupakan salah satu kayu khas tropis terutama Indonesia yang harganya cukup menjanjikan di pasaran.

Penghasil kayu trembesi di Indonesia antara lain di Jawa, Maluku, Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.

Kayu trembesi umumnya digunakan sebagai bahan baku furniture.

Keberadaannya di alam masih sangat melimpah. Oleh karena itu, kayu ini banyak dimanfaatkan untuk pembuatan furniture karena kontinuitas bahan bakunya masih terjamin.

Kayu ini mulai digunakan sebagai pengganti kayu jati yang sudah mulai berkurang keberadaannya di alam.

Furniture yang terbuat dari kayu trembesi memiliki kesan kekokohan pada desainnya.

Harga kayu trembesi cukup bersaing di pasaran. Kayu trembesi memiliki kekuatan yang setara dengan kayu jati dan merupakan kayu dengan tingkat keawetan kelas IV.

Tingkat kekuatan dan keawetan yang tinggi menjadi salah satu daya pikat untuk meningkatkan nilai komersial dari kayu trembesi.

7. Manfaat Pohon Trembesi

Pohon Trembesi sebagai Tanaman Peneduh

Manfaat pohon trembesi antara lain sebagai pohon peneduh yang banyak ditanam di kanan kiri jalan dan di pekarangan.

Di lingkungan Perum Perhutani, Ki Hujan dimanfaatkan sebagai pohon peneduh yang ditanam di Tempat Penimbunan Kayu (TPK).

Ki Hujan juga dipercaya dapat membantu mengatasi pencemaran udara dan pemanasan global karena perakarannya yang luas mampu menyerap air secara optimal, dan juga karena daunnya yang lebat dan tajuknya yang lebar dapat mengoptimalkan kekuatan Ki Hujan dalam menyerap air dari dalam tanah.

Salah satu dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor telah berhasil melakukan penelitian terkait daya serap karbondioksida (CO2) pada pohon ini, yaitu sebesar 28.442 kg per batang setiap tahunnya.

Daya serap karbon yang tinggi ini jika dimanfaatkan dengan baik akan mendatangkan keuntungan yang besar bagi negara kita melalui skema REDD+.

Setiap bagian dari pohon hujan ini memiliki manfaat yang cukup beragam, mulai dari batang, daun, hingga bijinya.

Batang Ki Hujan dapat digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan dan bahan baku korek api, daunnya dapat diekstrak untuk mengobati penyakit kulit.

Serasah daunnya dapat menurunkan konsentrasi alumunium di dalam tanah, meningkatkan pH tanah serta menyerap kandungan nitrogen.

Bijinya yang sering disebut “Mindhik” dapat digunakan sebagai obat pencahar hanya dengan menyeduhnya menggunakan air panas dan dapat juga diolah menjadi kwaci.

Selain itu, ekstrak daun trembesi memiliki kandungan antimikroba.

Akar trembesi juga dapat digunakan sebagai obat anti kanker dengan cara menggunakan akar trembesi pada saat mandi dan dicampurkan dengan air mandi.

8. Budidaya

Budidaya trembesi dapat dilakukan dengan cara pembibitan dan pencangkokan dengan memotong bagian batang, dahan, atau ranting.

Proses pembibitan trembesi biasanya dilakukan menggunakan biji jika pembibitan dilakukan dalam skala besar.

Proses pembibitan menggunakan biji dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Biji dimasukkan dalam air bersuhu 80oC atau 176oF selama 1-2 menit dengan perbandingan volume biji dengan volume air 1:5 kemudian biji dikeringkan.
  • Setelah itu, biji direndam dalam air hangat dengan suhu 30-40oC selama 24 jam. Metode ini dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat perkecambahan biji 90-100%.
  • Biji akan tampak mengelupas setelah 3-5 hari setelah perendaman. Penyimpanan harus dilakukan di tempat teduh dengan pemberian air secara konstan agar dapat membantu pertumbuhan biji.
  • Biji sudah siap ditanam saat kecambah memiliki panjang 20-30 cm. Bibit yang lebih tahan terhadap air hujan adalah bibit yang berdiameter lebih dari 10 mm. Bibit yang siap ditanam biasanya memiliki tinggi sekitar 15-30 cm dengan panjang akar 10 cm serta panjang batang 20 cm. Bibit harus memiliki diameter 5 hingga 30 mm. Penanaman bibit trembesi dapat dilakukan pada media berupa pasir di bedeng tabur atau dapat juga ditanam langsung menggunakan polybag. Polybag yang digunakan umumnya berukuran 10 x 20 cm dengan media tanam berupa tanah, pasir, dan kompos dengan komposisi 3:1:1.
  • Setelah bibit ditanam, perlu juga dilakukan pemeliharaan bibit agar bibit dapat tumbuh dengan baik dan tahan terhadap serangan hama serta terpaan angin.

 

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa pohon trembesi merupakan pohon dengan segudang manfaat dan memiliki beragam kelebihan jika dibandingkan dengan jenis pohon lainnya.

Selain bermanfaat untuk lingkungan, keindahan, dan juga mengatasi pencemaran udara, pohon trembesi juga mampu meningkatkan kualitas air tanah di sekitar tempat tumbuhnya.

Setiap bagian pohon trembesi mulai dari batang, daun, akar, buah, hingga bijinya dapat dimanfaatkan. Dapat dikatakan bahwa pohon trembesi seperti pohon kelapa yang semua bagiannya dapat bermanfaat bagi manusia.

Dengan demikian, kontribusi tersederhana jika kita ingin menyelamatkan lingkungan dari pencemaran maupun pemanasan global adalah dengan melestarikan pohon trembesi. Satu trembesi untuk udara bersih, satu trembesi untuk lawan pemanasan global!

[/read]