Pohon Durian: Pohon Penghasil Buah Kontroversial

Pohon durian merupakan pohon penghasil buah kontroversial yang sangat banyak digemari masyarakat. Rasa buah durian yang sangat enak membuat banyak orang seringkali terlalu banyak memakan buah ini sehingga menyebabkan mabuk/ pusing. Tapi tidak sedikit juga masyarakat yang tidak menyukainya karena bau yang ditimbulkan sangat menyengat, bahkan buah ini tidak boleh dibawa ke dalam kendaraan umum.

Pohon durian merupakan pohon yang berasal dari Asia Tenggara sehingga tak heran jika kamu dapat dengan mudah menemukan pohon buah yang satu ini di Indonesia.

Selain buahnya, kayu pohon durian juga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

1. Taksonomi Pohon Durian

Pohon Durian

Berikut ini taksonomi pohon durian:

Kriteria Keterangan
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo Bombacaceae
Genus Durio
Spesies Durio zibethinus Murr.

Sumber: Rukmana (1996)

2. Status Kelangkaan Durian

Kelangkaan merupakan suatu keadaan di mana sumber daya yang tersedia tidak lagi terdapat banyak di alam. Hingga saat ini populasi pohon durian (Durio zibethinus Murr) di alam masih tinggi dan dapat dengan mudah ditemukan. Oleh karena itu, pohon durian jenis ini belum termasuk ke dalam kategori pohon langka.

Namun, terdapat beberapa jenis tumbuhan dalam ordo Durio yang masuk ke dalam kategori langka, misalnya Durio oxleyanus dan Durio graveolens. Kedua jenis tumbuhan ini berasal dari Sumatera dan Kalimantan.

3. Habitat dan Sebaran

Durio zibethinus Murr. memiliki habitat asli berupa hutan di wilayah yang beriklim tropis. Pohon durian tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian maksimal 800 mdpl. Wilayah yang memiliki kelembaban antara 50-80% merupakan tempat yang cocok untuk pertumbuhan pohon durian. Pohon durian tumbuh dengan baik di tempat yang memiliki suhu udara sekitar 25-320C. Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan untuk pertumbuhan pohon buah ini berkisar 45-50%.

Pohon durian tumbuh alami di hutan Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Selain di Indonesia, wilayah sebaran pohon ini mencakup hutan di Malaysia. Penyebaran pohon buah ini juga dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Pohon durian ini sudah tersebar hingga ke seluruh penjuru Indonesia. Selain itu, melalui Semenanjung Malaya pohon ini sudah menyebar ke Thailand, India, bahkan sampai Pakistan.

[read more]

4. Morfologi Pohon Durian

Pohon durian dapat terus tumbuh hingga berusia puluhan bahkan ratusan tahun dengan tinggi mencapai 50 meter. Batang pohon durian tumbuh tegak dengan cabang yang banyak sehingga membentuk tajuk berbentuk kerucut atau segitiga.

Bagian permukaan daun pohon durian berwarna hijau mengkilap, sedangkan bagian bawahnya berwarna coklat atau kuning keemasan. Daun pada pohon durian tumbuh secara tunggal dan letaknya berselang-seling. Pangkal daun pada pohon durian berbentuk bundar atau tumpul.

Batang dan cabang durian yang sudah tua menjadi tempat munculnya bunga secara berkelompok. Satu kelompok bunga terdiri dari 3-10 kuntum yang berbentuk tukal atau malai rata. Bunga tersebut memiliki kuncup yang membulat dan berdiameter sekitar 2 cm. Kelopak bunga pohon durian berbentuk tabung yang memiliki panjang 3 cm. Daun kelopak tambahan terdiri dari 2-3 cuping dan berbentuk bulat telur.

Mahkota bunga memiliki panjang 2 kali panjang kelopak bunga dengan bentuk seperti sudip dan berjumlah 5 helai. Mahkota bunga durian berwarna keputihan. Benang sari berada di 5 berkas dengan banyak. Putik bunga berbentuk seperti bongkol dengan tangkai yang berbulu.

5. Buah Durian

Buah Durian

Pada umumnya buah durian berbentuk bulat atau bulat memanjang. Buah durian tertutup oleh kulit buah yang berduri runcing dan tajam. Durian yang sudah masak biasanya memiliki lebar 20-25 cm dan panjang 30-45 cm dengan berat sekitar 1,5-2,5 kg.

Terdapat 5-7 ruang di dalam buah durian yang berisi daging buah dengan biji yang berjumlah sekitar 2-5 biji. Daging buah durian berwarna putih, kuning, merah tembaga atau kemerahan. Daging buah ini memiliki struktur tipis atau tebal tergantung pada beberapa faktor.

Pohon durian pada umumnya menghasilkan buah sekitar 80-100 buah, bahkan ada pohon yang dapat menghasilkan buah lebih banyak. Jumlah buah yang dihasilkan tergantung umur, varietas, dan tempat tumbuh dari pohon durian.

6. Kayu Pohon Durian

Pohon durian juga dapat dimanfaatkan kayunya. Berbeda dengan jenis kayu lainnya, permukaan jenis kayu ini cenderung memiliki bulu yang halus.

Kayu pohon durian ini tergolong jenis kayu ringan dan memiliki tingkat keawetan agak rendah sehingga sangat mudah diserang rayap. Tingkat kekuatan kayu jenis ini juga agak rendah sehingga mudah dibentuk, dipotong, dan digergaji.

Kayu pohon durian biasanya digunakan untuk pengemasan, papan, plywood, konstruksi ringan, dan perkakas rumah tangga.

7. Budidaya Pohon Durian

Bibit Pohon Durian

7.1 Pengadaan Biji

Pohon durian biasanya dibudidayakan secara generatif dan vegetatif. Budidaya secara generatif dilakukan mengunakan biji, sedangkan vegetatif biasanya mengunakan cara okulasi dan cangkok.

7.1.1 Pengadaan Biji Generatif

Pada budidaya generatif hal utama yang perlu diperhatikan adalah pemilihan biji yang akan dijadikan benih unggul. Biji yang baik adalah biji yang asli dari induknya, segar, tidak kisut, dan tidak terserang hama/ penyakit. Biji yang terpilih lalu dicuci agar kotoran dan daging buah tidak menempel di biji.

Setelah di cuci, biji dikeringkan pada tempat terbuka tapi tidak terkena sinar matahari secara langsung. Biji yang sudah kering disimpan sekitar 2-3 pekan.

Setelah melewati 2-3 pekan, biji sudah siap disemai. Selanjutnya biji disemai dipersemaian dan dirawat hingga menjadi bibit yang siap ditanam di lapang.

7.1.2 Budidaya Biji Vegetatif

Pada metode okulasi mengunakan bibit yang sudah berusia minimal 8-10 bulan. Pada metode ini bibit yang dipilih harus yang subur, sehat, sistem perakaran bagus, dan produktif. Pertama pilih mata tunas yang berada sekitar 20 cm dari permukaan tanah, lalu sayat di atas mata tunas sekitar 1 cm. Sayatan dibuat melintang, lalu kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm. Sayatan berbentuk seperti lidah. Kulit yang mirip lidah dipotong 2/3 nya. Sisipan bagian yang diambil dari pohon induk untuk batang atas.

Setelah dilakukan okulasi sekitar 2 pekan kemudian periksa mata tunas. Apabila berwarna hijau berarti okulasi berhasil, tapi jika berwarna coklat berarti okulasi harus dicoba kembali sampai didapatkan mata tunas berwarna hijau.

Metode selanjutnya adalah metode cangkok. Batang pohon durian yang akan dicangkok harus dipilih yang cukup usianya, pernah berbuah, sehat, subur, rimbun, dan kulit kayu masih berwarna hijau kecoklatan. Musim hujan merupakan waktu yang tepat untuk mencangkok agar cangkokan tidak mengalami kekeringan. Apabila mencangkok pada musim kemarau maka pohon durian harus dilakukan penyiraman rutin setiap pagi dan sore hari.

Pertama pilih cabang yang bagus dan sesuai dengan kriteria untuk mencangkok. Lalu sayat kulit cabang hingga kulit terlepas. Setelah itu membersihkan lender dengan cara dikerok. Setelah dikerok maka biarkan kering angin sampai dua hari. Lalu siapkan media cangkok yang terdiri dari tanah, serabut, dan mos.

Setelah dua hari, bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok. Lalu tunggu sampai sekitar 2-5 bulan sampai akar tumbuh dicabang. Setelah akar tumbuh dengan banyak maka cangkokkan dapat dipotong dan bibit durian siap ditanam.

7.2 Penanaman

Bibit durian sebaiknya tidak ditanam di lapangan secara langsung. Bibit-bibit yang sudah dihasilkan baiknya di tanam di persemaian terlebih dahulu agar siap ketika ditanam di lapang. Bibit yang sudah dihasilkan harus dijaga dari hama dan penyakit yang membahayakan.

Bibit yang sudah siap ditanam memiliki tinggi sekitar 75-150 cm atau berumur 7-9 bulan dengan kondisi bibit harus sehat dan baik pertumbuhannya. Batang kokoh, perakaran banyak dan kuat, dan terdapat daun yang telah menebal serta berwarna hijau tua.

Sebelum dilakukan penanaman harus dilakukan penyiapan lahan agar bibit durian bisa tumbuh dengan baik. Lahan yang disiapkan haruslah subur, tanah tidak asam, dan tentunya cocok untuk tumbuh bibit durian. Apabila ingin membuat kebun durian maka perlu direncanakan pola penanamannya. Jarak tanam yang baik bagi bibit durian agar tumbuh dengan baik adalah 10 m x 10 m atau 12 m X 12 m.

Pembuatan lubang tanam dilakukan setelah perencanaan tempat tumbuh. Lubang tanam sebesar 1 m X 1 m X 1 m. Lubang tanam yang telah dibuat lalu dikeringkan selama satu pekan. Setelah satu pekan lalu masukan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk. Lubang ditutup kembali dengan media tersebut sampai mengunung setinggi 20-30 cm dengan tanah yang tidak perlu dipadatkan. Penutupan lubang sebaiknya dilakukan sekitar 7-15 hari sebelum penanaman bibit durian.

Lubang tanam yang sudah dipersiapkan digali kembali dengan ukuran yang sesuai dengan bibit. Polybag yang digunakan bibit dilepas. Bibit ditanam ke dalam lubang tanam sampai batas leher. Lubang ditutup dengan tanah galian. Bibit durian yang sudah ditanam lalu diberi ajir di sampingnya agar pertumbuhannya tegak.

Pangkal pada bibit ditutup oleh jerami atau rumput kering yang digunakan sebagai mulsa. Setelah itu bibit durian disiram dengan air. Sebaiknya di atas bibit diberikan naungan. Naungan ini berguna agar bibit tidak layu karena terkena sinar matahari secara langsung.

7.3 Pemeliharaan

Bibit durian yang telah ditanam haruslah dirawat dengan baik agar tumbuh dengan baik. Penyiraman harus dilakukan secara rutin agar bibit durian tidak kering dan kekurangan air. Penyiangan juga dilakukan agar bibit durian pertumbuhannya tidak diganggu oleh gulma.

Penyulaman bibit yang mati dan layu dengan bibit yang lebih sehat dilakukan agar mendapatkan pohon durian yang baik. Pemupukan juga dilakukan agar bibit durian bisa tumbuh secara optimal dan maksimal hingga menjadi pohon durian. Perawatan dari hama dan penyakit juga harus dilakukan agar bibit durian tumbuh dengan baik dan tidak layu bahkan mati.

8. Manfaat Pohon Durian

Selain menghasilkan buah yang kontroversial, pohon durian juga memiliki banyak manfaat lainnya. Pohon durian ini merupakan tumbuhan yang bisa menjadi pencegah erosi di lahan-lahan miring. Biji durian juga memiliki kandungan pati yang cukup tinggi sehingga bisa berpotensi menjadi bahan pangan alternatif.

Akar dari pohon durian juga bisa dimanfaatkan sebagai obat demam. Daun durian bisa dijadikan obat untuk menyembuhkan infeksi pada kuku. Pucuk daun, mahkota bunga, dan buah muda bisa dimasak untuk dijadikan sayuran.

Sebagian orang menganggap buah durian sebagai rajanya buah karena rasanya yang sangat enak dan tentunya memiliki manfaat juga. Buah durian pun mengandung vitamin C sehingga menghambat penuaan dini.

Kandungan zat besi dan asam folat di dalam buah durian bermanfaat untuk meningkatkan tekanan darah rendah dan mengobati anemia. Buah durian juga bisa dimanfaatkan sebagai obat berbagai jenis penyakit misalnya, kurap, bengkak, sembelit, penyakit kuning, migrain, dan lain sebagainya. Vitamin B6 yang terkadung di dalam buah durian juga dapat mengurangi stress dan depresi. Buah durian juga mendung fosfor sehingga baik untuk kesehatan gigi.

Kulit buah durian yang berduri ternyata dapat digunakan sebagai obat sakit perut dan obat bisul. Kulit buah durian juga bisa digunakan untuk membuat baterai, pupuk, pengusir nyamuk, dan kertas. Selain itu ternyata kulit buah durian ini menjadi solusi bagi orang yang tidak suka dengan bau durian karena kulit buah durian dapat menghilangkan bau durian di tangan.

 

Pohon durian memang merupakan pohon yang memiliki banyak manfaat. Pohon penghasil buah kontroversial ini memang sangat disukai banyak orang, namun juga tidak disukai oleh sebagian orang.

 

Referensi:

AAK. 1997. Budidaya Durian. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Manfaat Buah Biji Kuliy dan Daun-daun Durian [internet] Terdapat pada: http://resepminumankesehatan.blogspot.com/2013/10/manfaat-buah-biji-kulit-dan-daun-durian.html

Pohon-pohon Langka Indonesia Bagaimana Nasibnya [internet] Terdapat pada: http://www.mongabay.co.id/2017/10/21/pohon-pohon-langka-indonesia-bagaimana-nasibnya/

Redaksi T.  1998. Berkebun Durian Ala Petani Thailand.  Jakarta (ID): Penebar Swadaya, 1998

Rukmana R. 1996. Budidaya dan Pasca Panen Durian. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Wiryanta B.T.W., 2008. Sukses Bertanam Durian. Yogyakarta (ID): Agromedia Pustaka.

Yuniarti. 2011. Inventarisasi Morfologis Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr). Di Kabupaten Tanah Datar.

 

Editor: Mega Dinda Larasati

[/read]