Permasalahan kehutanan seringkali menjadi permasalahan yang bersifat global. Permasalahan kehutanan yang bersifat global ini dibedakan menjadi lima aspek permasalahan, yaitu aspek sejarah, aspek fungsi lingkungan (ekologis hutan), aspek industri kehutanan dunia, aspek sosial budaya, dan aspek geopolitik (Maini dan Ullsten 1993).
Permasalahan kehutanan ini pun berbeda-beda di antara tiap negara karena setiap negara memiliki latar belakang yang berbeda pula. Namun permasalahan kehutanan ini tentunya tidak hanya akan melibatkan satu negara saja. Seperti halnya saat ini, Indonesia tak jarang diberikan dana hibah dari negara maju untuk pembangunan hutan Indonesia agar lebih baik, hal ini semata-mata karena negara lain telah merasakan dampak dari rusaknya hutan di Indonesia. Contoh hal yang sederhana lainnya adalah kasus kebakaran di Indonesia yang menjadi urusan negara tetangga.
1. Aspek Sejarah: Ancaman terhadap Keberadaan dan Kelestarian Fungsi Hutan Dunia
Selama sepuluh tahun terakhir, luas hutan di dunia terus mengalami penyusutan sekitar sepertiganya dari keadaan awal, yaitu dari 6,3 miliyar hektar menjadi 2,3 miliyar hektar saja (Maini dan Ullsten 1993). Padahal menurut Gardner dan Engelman (1999), pada tahun 1995 diperkirakan luas hutan hanya sekitar 3,45 miliyar hektar. Menurut Allan dan Lanny (1991) dalam Maini dan Ullsten (1993), luas penutupan hutan boreal relatif stabil, sedangkan luas hutan temperate cenderung meningkat. Berbeda dengan hutan tropis, hutan tropis dunia cenderung berkurang secara signifikan. Pada tahun 1980-an saja diperkirakan 17 juta hektar per tahun hutan hujan tropis hilang.
2. Aspek Fungsi Lingkungan (Ekologis Hutan yang Bersifat Global)
Hutan memeberikan jasa ekologis yang sangat berarti bagi kelangsungan hidup manusia. Salah satu contoh jasa lingkungan hutan adalah konservasi terhadap tanah dan air, menyediakan habitat bagi flora dan fauna, menjadi tempat dalam pelestarian plasma nutfah (reservoir of biodiversity) yang sangat kaya, serta peran hutan dalam berbagai siklus ekologis di bumi ini. Siklus ekologis yang berkaitan dengan hutan adalah siklus karbon, oksigen, unsur hara, air, dan siklus iklim dunia. Siklus ekologis ini telah menjadi perhatian dari berbagai peneliti dan pengambil kebijakan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup pada tingkat nasional maupun internasional.
Berdasarkan hal-hal tersebut fungsi hutan sangat vital bagi berlangsungnya kehidupan di bumi. Pembahasan dalam peranan hutan terhadap bumi ini seringkali dibicarakan dalam konvensi internasional tersendiri dan dinegosiasikan antara negara-negara di dunia dalam proses konferensi PBB untuk lingkungan dan pembangunan (United Nation Conference on Environment and Development).
[read more]
3. Aspek Industri Kehutanan Dunia yang Terus Meningkat
Laju peningkatan terhadap permintaan hasil hutan di seluruh dunia biasanya sebanding dan bahkan melebihi dari laju pertumbuhan penduduk dunia. Diperkirakan untuk tiga dekade ke depan permintaan terhadap produksi hasil hutan akan berada pada kisaran 3% per tahun. Diperkirakan pula untuk negara-negara berkembang yang saat ini menjadi eksportir hasil hutan akan menjadi importir hasil hutan. Hal tersebut terjadi karena kurangnya dana dalam investasi penghutanan kembali, pengelolaan hutan, dan perlindungan hutan.
4. Aspek Sosial, Budaya, dan Kepentingan Umum
Hutan memiliki andil yang sangat penting dalam aspek sosial dan budaya masyarakat di beberapa belahan bumi. Mengingat pentingnya hutan, pembahasan tentang konservasi dan pembangunan berkelanjutan untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang (intergeneration responsibility) telah menjadi bahasan global dan menjadi pusat perhatian bagi masyarakat dunia. Selain itu, hutan juga berfungsi dalam menyediakan jasa untuk kepentingan umum, kepentingan ilmu pengetahuan (penelitian dan pengembangan), kualitas sumber daya manusia (pendidikan dan pelatihan), serta fungsi budaya dan keagamaan (religi).
5. Aspek Geopolitik
Hutan memberikan manfaat terhadap lingkungan global secara khas. Hal ini mengingat bahwa hutan berada di suatu negara yang berdaulat, tetapi peran dan jasa lingkungan yang dihasilkan oleh hutan menembus berbagai batas wilayah berbagai negara. Demikian pula dampak negatif hutan bisa berpengaruh kepada negara-negara lain, khususnya negara tetangga. Berikut adalah berbagai contoh dampak negatif dari permasalahan kehutanan yang dihasilkan oleh hutan yang melewati batas wilayah suatu negara:
- Kesalahan pengelolaan hutan yang berimbas pada wilayah daerah aliran sungai (DAS) yang melewati batas negara (international river) sehingga menimbulkan dampak kepada negara lain;
- Polusi udara yang berkaitan dengan hutan yang menyebar ke negara-negara tetangga;
- Siklus karbon yang tidak mengenal batas wilayah suatu negara.
Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor tersebut maka permasalahan kehutanan yang dapat secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap keberadaan dan kualitas hutan seringkali menjadi faktor yang sangat menentukan dalam percaturan politik dan perdagangan dunia.
Referensi:
Maini J S, Ullsten O. 1993. Conservation and sustainable development of forest globally: issues and opportunity. In Ramakhrisna K, Woodwell G M, editors. World Forests for The Future: Their Use and Conservation. New Haven and London: Yale University Press. 111-120.
Suhendang E. 2013. Pengantar Ilmu Kehutanan. Bogor (ID): PT Penerbit IPB Press
[/read]