Seorang nelayan ikan yang bernama Justinus Lahama dan putranya Delvi Lahama di Pantai Malalayang, Manado tidak sengaja menangkap seekor ikan Ceolacanth atau Latimeria menadoensis pada tanggal 19 Mei 2007.
Ikan Coelacanth yang tertangkap berjenis kelamin betina dan mempunyai panjang 129 cm dengan berat 51 kg.
Coelacanth atau seringkali disebut sebagai Ikan Raja Laut adalah ikan purba yang diperkirakan hidup sekitar 360 tahun yang lalu.
Ikan ini sudah dinyatakan punah sekitar 65 sampai 70 tahun silam atau sejak akhir zaman Cretaceous.
Keberadaan ikan ini sudah ada sejak zaman Devonia atau lebih tua daripada Dinosaurus dan tidak berevolusi.
[read more]
Setelah tertangkap dan kemudian dibedah ternyata di dalam perut Coelacanth terdapat 25 butir telur.
Coelacanth dengan nomor registrasi CCC 215 ini adalah Coelacanth ketiga yang pernah ditemukan di perairan Manado.
Sebelum itu Coelacanth ditemukan di tempat yang sama yaitu pada tahun 1997 dan 1998.
Awalnya ikan ini diduga hanya hidup di wilayah perairan benua Afrika sebelah selatan, tenggara, dan timur.
Coelacanth pertama kali ditemukan di Afrika selatan pada tahun 1938.
Spesimen ini diteliti dan akhirnya dinamai Latimeria chalumnae.
Sejak itu, 60 tahun lamanya Coelacanth ditemukan juga di perairan Tanzania, Kenya, Mozambik, Komoro, Madagaskar, dan Afrika Selatan.
Coelacanth yang ada dan ditemukan di perairan Sulawesi Utara mempunyai perbedaan dengan yang ada di Afrika.
Latimeria chalumnae berwarna biru keunguan sedangkan Latimeria menadoensis berwarna coklat.
Ikan ini mempunyai pola bintik putih yang berbeda-beda sehingga akan memudahkan para peneliti untuk membedaan satu ikan dengan ikan lain.
Ikan Coelacanth adalah perenang yang lamban dan menggunakan siripnya untuk mendorong tubuhnya.
Saat melayang di dasar laut, Coelacanth akan menempatkan badannya secara vertikal dengan kepala ke bawah dan semua sirip akan terkembang melambai.
Hal ini akan sangat cantik jika dilihat.
Tubuh ikan Coelacanth bisa dikatakan cukup unik karena mempunyai sirip perut dan dayungnya yang berjumlah empat sehingga terlihat seperti kaki.
Coelacanth hidup di kedalaman 150 sampai 200 meter di bawah permukaan laut dengan suhu sekitar 12-180C.
Ikan ini bisa tumbuh sampai 2 meter panjangnya dengan berat mencapai 90 kg.
Referensi:
Indrajaya DW. 2020. Sejarah Hari Ini 19 Mei 2020 [internet]: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/05/19/sejarah-hari-ini-19-mei-2007-penemuan-ikan-purba-coelacanth-kedua-di-manado
Editor:
Mega Dinda Larasati
[/read]