Jika berlibur ke Jember jangan hanya berburu kuliner khasnya saja seperti pecel gudeg yang rasanya maknyus.
Ternyata yang maknyus tidak hanya itu, wisata alamnya juga super maknyus lho! Tidak percaya? Baca dulu deh artikel ini sampai habis!
Wilayahnya yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia membuat Jember mempunyai wisata pantai dengan pemandangan super indah.
Salah satunya adalah Pantai Tanjung Papuma yang merupakan primadonanya Si Kota Tembakau ini.
Lokasi Pantai Tanjung Papuma berada di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Berjarak sekitar 40 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 15 menit saja dari Kota Jember.
Pantai ini sebenarnya bernama Pantai Malikan, tapi lebih populer dengan nama Papuma yang merupakan singkatan dari Pantai Putih Malikan.
Seperti namanya, Pantai Papuma mempunyai pasir berwarna putih bersih yang cantik.
Anda cukup membayar Rp 15.000 saja di hari biasa, Rp 20.000 untuk akhir pekan atau hari libur, Rp 30.000 untuk wisatawan asing, dan Rp 50.000 untuk Anda yang berencana ingin berkemah di pantai ini.
Selain itu, Anda juga akan dikenakan biaya parkir sebesar Rp 5000 untuk kendaraan roda empat dan Rp 2000 untuk kendaraan roda dua.
Setelah selesai membayar tiket, perjalanan akan dilanjutkan melewati sebuah bukit dengan kondisi jalan yang cukup menanjak.
[read more]
Hanya berjalan sekitar 1,5 km saja Anda akan bertemu dengan Sang Primadona yang ada di balik bukit.
Lokasi Pantai Tanjung Papuma berdekatan dengan Pantai Payangan atau Watu Ulo.
Meskipun berdekatan dan hanya dibatasi oleh bukit kecil saja tapi mereka mempunyai warna pasir yang berbeda.
Pemandangan yang bisa Anda dapatan di sini adalah sebuah batu raksasa yang berbentuk seperti ular, barisan hijau perbukitan, dan air laut jernih berwarna biru.
Beberapa bukit kecil di Pantai Payangan seperti Samboja dan Seruni juga ikut serta berpose untuk menghiasi lensa kamera Anda.
Jadi, jangan lupa bawa kamera ya!
Ingin merasakan suasana Nusa Tenggara di Jawa Timur? Langsung saja berangkat ke Pantai Tanjung Papuma! Jangan lupa untuk selalu menjaga kelestasian alam ya!
Editor:
Mega Dinda Larasati
[/read]