Selain Pantai Tanjung Bira, salah satu wisata alam di Bulukumba adalah Pantai Panrang Luhu.
Pantai ini mempunyai hamparan pasir putih lembut, namun pengunjungnya lebih sedikit daripada Pantai Tanjung Bira.
Pantai Panrang Luhu berjarak kurang lebih sekitar 190 km dari Makassar dan 37 km dari Bulukumba.
Nama Panrang Luhu diambil dari bahasa setempat yang berarti perkuburan orang Luwu.
Meskipun namanya seram tapi pemandangannya cantik lho.
Suasana alami pohon kelapa yang berjejer di kawasan pesisir, hamparan pasir putih, dan air laut berwarna biru akan memanjakan mata Anda.
Terlebih lagi masih belum banyak orang berkunjung ke sini, jadi sangat cocok untuk Anda yang ingin menenangkan diri.
Selain itu, Pantai Panrang Luhu juga merupakan tempat yang sangat tepat untuk menikmati Si Cantik matahari terbit tanpa terhalang apapun.
Dijamin semua stress karena pekerjaan atau galau ditinggal nikah akan hilang seperti kegelapan malam yang berubah menjadi terang saat matahari terbit.
Masyarakat sekitar pantai sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.
Tidak heran jika di sekitaran pantai ada banyak perahu-perahu kecil untuk menangkap ikan.
Biasanya para nelayan akan bersiap diri untuk melaut saat menjelang sore hari.
[read more]
Tidak hanya perahu kecil, tapi perahu besar pun ada di sini.
Pantai Panrang Luhu juga terkenal sebagai tempat untuk membuat Pinisi atau kapal layar tradisional khas Sulawesi Selatan.
Jadi jika berkunjung ke sini Anda akan disuguhkan pemandangan kapal besar yang berbaris.
Anda juga bisa melihat langsung proses pembuatannya lho.
Jika berkunjung ke Pantai Panrang Luhu, Anda tidak perlu khawatir masalah penginapan karena di sekitaran pantai ada beberapa villa yang bisa disewa.
Jika ingin menghemat atau mendapatkan suasana yang asyik Anda bisa mendirikan tenda karena sudah disediakan pula camping ground.
Cukup membayar Rp 30.000 Anda sudah bisa mendirikan tenda di sana.
Itulah sedikit informasi mengenai Pantai Panrang Luhu di Bulukumba.
Semoga membantu Anda yang berencana mengunjungi tempat ini ya.
Editor:
Mega Dinda Larasati
[/read]