Mengenal Hubungan Air dan Hutan Melalui Hidrologi Hutan

Hutan merupakan salah satu aset penting bumi. Selama ini masyarakat yang peduli lingkungan selalu menggalakkan aksi reboisasi, gerakan hijau, dan berbagai aktivitas konservasi hutan lainnya semata-mata untuk menghidupkan kembali fungsinya yang telah hilang akibat ulah manusia.

Lalu apakah fungsi hutan itu ? Fungsi hutan sendiri salah satunya adalah sebagai tempat untuk menampung dan menyimpan air hujan, kegiatan ini dilakukan oleh berbagai tumbuhan yang ada di hutan dengan cara mengikat air yang terserap ke tanah sehingga air hujan tidak seluruhnya turun ke daerah bawah. Hal inilah yang mampu mengurangi bencana banjir pada daerah yang cenderung datar maupun longsor yang biasa terjadi pada daerah berlereng.

Namun semakin bertambahnya tahun, keberadaan hutan bisa dikatakan semakin kritis. Salah satu penyebab utamanya dikarenakan masih minimnya kesadaran masyarakat, terutama dalam memahami  berbagai fungsi hutan yang sangat penting dalam mencegah bencana.

Oleh karena itu, agar berbagai bencana yang disebabkan akibat ketiadaan hutan dapat dicegah, berikut akan dijelaskan mengenai hidrologi hutan mulai dari pengenalannya serta hal-hal apa saja yang tercakup di dalamnya sehingga masyarakat dapat mengetahui mekanisme dan cara hutan dalam mencegah bencana terutama sekali dalam siklus air yang terjadi didalamnya.

Pentingnya Hidrologi Hutan

Pengertian Hidrologi Hutan

Menurut Soedjoko dan Suryatmojo (2016) hidrologi adalah ilmu kebumian yang mempelajari tentang air. Cakupan pembahasannya sendiri meliputi banyak hal antara lain pergerakan serta distribusi air di bumi, baik yang ada di atmosfer, dalam tanah, maupun permukaan tanah.

Hidrologi hutan sendiri merupakan salah satu keilmuan baru yang menggabungkan antara ilmu hidrologi dengan bidang kehutanan. Di sini kita mengenal mengenai pengertian hidrologi hutan, bagaimana daur hidrologi yang terjadi  di dalam hutan, serta apa saja aplikasinya dalam memecahkan permasalahan di bidang kehutanan dan lingkungan.

Daur Hidrologi

Air hujan yang jatuh ke daerah hutan ternyata memiliki daur tersendiri. Hujan yang jatuh ke hutan akan menyebar ke beberapa titik dan arah yang berbeda-beda di seluruh area hutan. Alasan kenapa hutan disebut mampu menyimpan air ini dikarenakan sebagian besar air hujan akan tetap berada di tanah tempat ia jatuh dan kemudian akan terikat oleh akar-akar pohon. Aliran air hujan yang lain akan masuk ke dalam tumbuhan atau pohon-pohon di hutan dan akan melalui proses intersepsi dan transpirasi oleh tumbuhan.

Sedangkan sebagian kecil aliran hujan keluar dari daerah hutan dan mengalir menuju sungai kering overland  flow dan sisanya akan meresap ke dalam tanah menjadi air tanah.

[read more]

Aliran Air Tanah

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa di dalam siklus hirologi hutan terdapat aliran air yang tidak mengalir ke sungai dan juga tidak digunakan oleh tanaman, namun langsung tersimpan di dalam tanah. Aliran ini dinamakan aliran air tanah.

Air tanah yang mampu menyimpan dan memindahkan air dalam jumlah yang cukup besar dinamakan dengan lapisan akuifer. Mata air pun merupakan salah satu objek alam yang sangat berhubungan dengan sistem akuifer. Air yang muncul di mata air merupakan air yang berasal dari lapisan akuifer sehingga airnya tidak surut.

Peran Hutan sebagai Pengendali Air

Secara umum peran hutan dalam mengendalikan daur air adalah sebagai penyimpan cadangan air di bumi dan juga sebagai penghalang sampainya air ke hilir atau patusan.

Menurut Soedjoko dan Suryatmojo (2016) peran kawasan hutan dapat dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda. Yang pertama hutan mampu menyediakan air dengan konsep panen air dan yang kedua dengan hutan dapat menjadi konsep untuk menjamin penghasilan air. Hutan sebagai faktor terpenting dalam mengendalikan jumlah air di daratan berpotensi sebagai regulator tata air. Hal ini dikarenakan hutan yang dikelola secara baik mampu mengatasi bahaya banjir dan kekeringan.

 

Referensi:

Soedjoko dan Suryatmodjo, 2016. HidrologiHutan. Dasar-Dasar, Analisis, dan Aplikasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

[/read]