Kertas: Sejarah, Manfaat, Pembuatan, dan Jenis-jenis

Kertas merupakan salah satu barang yang sudah tak asing lagi bagi kita. Hampir setiap hari kita menggunakannya.

Coba saja Anda ke pasar membeli cabe, pasti pedagang cabe menggunakan benda ini untuk membungkusnya.

Selain itu, anak-anak sekolah juga masih menulis di lembaran-lembaran kertas.

Mencetak nota pun masih membutuhkan benda ini.

"<yoastmark

Begitu pentingnya kehadiran benda yang biasanya berwarna putih ini di kehidupan manusia, namun sayangnya beberapa jenis benda ini susah untuk didaur ulang. Perlu waktu lama hingga bertahun-tahun untuk mendaur ulangnya.

Mari kita pelajari seluk-beluk hasil olahan berbahan baku pohon ini melalui ensiklopedia berikut!

1. Sejarah

Sejarah hadirnya hasil olahan berbahan baku pohon ini di muka bumi disinyalir ada berbagai versi. Barang yang umumnya berwarna putih bersih dan bisa kita corat-coret ini memiliki tiga versi sejarah. Ada versi Tiongkok, versi Mesir, dan versi Indonesia.

1.1 Versi Tiongkok

Kertas merupakan salah satu barang legendaris yang pernah ada di muka bumi. Kehadirannya tidak bisa dipisahkan dari pencatatan sejarah dunia.

Selama berabad-abad, benda ini telah membuat hidup manusia menjadi lebih mudah. Awal mula adanya benda ini dipercaya sebagai pengganti material pencatatan sesuatu.

Hasil olahan berbahan baku pohon ini awalnya memang hanya sebagai media untuk menulis. Di sejarah kertas versi Tiongkok, pembuatan benda yang satu ini diinspirasi dari proses penggulungan sutera.

Ada orang Tiongkok kuno yang berhasil menemukan bahan yang mirip sekali dengan kertas dengan kegunaan yang sama. Orang Tiongkok kuno menyebutnya “bo”, media tipis mirip kertas yang terbuat dari bahan sutera.

Sejak adanya “bo”, produksi “bo” pun mulai mengalami permintaan yang signifikan. Banyak rakyat Tiongkok menggunakan dan memerlukannya.

Masalah pun terjadi seiring dengan produksi “bo” yang naik secara signifikan. Masalahnya adalah biaya untuk memproduksi “bo” sangat mahal karena langkanya bahan baku untuk membuatnya.

Di awal abad kedua, ada pejabat pengadilan di Tiongkok yang bernama Cai Lun. Ia berhasil menemukan jenis baru yang terbuat dari batang gandum, kulit kayu, dan hasil kehutanan lainnya.

Bahan ini sangat ekonomis dan mudah ditemukan. Alhasil, proses produksinya cenderung mengeluarkan biaya operasional yang murah.

Benda yang diproduksi ini memiliki bahan yang tipis, ringan, tahan lama, dan cocok sebagai media tulis dengan menggunakan kuas.

Perkembangan terus berlanjut. Di awal abad ketiga, proses pembuatan benda ini pertama terdengar dan menyebar hingga ke wilayah Jepang dan Korea.

Menurut versi Tiongkok, benda ini kemudian mulai menyentuh pasar Eropa di abad ke-12. Kertas jenis ini juga melebarkan sayap hingga ke negeri Arab pada masa kejayaan Dinasti Tang.

Sejarah mencatat, di abad ke-16 kertas telah mencapai wilayah Amerika secara bertahap, berkelanjutan, dan menyebar secara massif ke seluruh dunia.

1.2 Versi Mesir

Beda versi beda cerita. Menurut sejarah yang bersumber dari peradaban Mesir kuno, orang Mesir kuno dulunya menggunakan “papirus” sebagai media tulis-menulis.

Di sini kita mengetahui bahwa pada mulanya hasil olahan berbahan baku pohon ini memang digunakan manusia sebagai media untuk mencatat.

Papirus digunakan di zaman Mesir kuno tepatnya pada masa Kerajaan Firaun. Kemudian, Bangsa Firaun menyebarkan kegunaan papirus.

Kabar mengenai papirus ini terdengar sampai ke seluruh wilayah Timur Tengah hingga ke Romawi di Laut Tengah. Bahkan sampai menyebar ke seluruh wilayah Benua Eropa. Di era ini, papirus masih menjadi barang mewah karena harga dan nilainya yang sangat mahal.

Bermula dari kata papirus (cyperus papyrus) inilah kebanyakan orang Eropa menyebutnya paper. Sampai sekarang, kertas dikenal dengan nama paper dalam Bahasa Inggris.

Sedangkan dalam Bahasa Belanda, Bahasa Perancis, dan Bahasa Jerman kertas disebut papier. Serta dalam Bahasa Spanyol disebut papel.

Bagaimanapun, sejarah Mesir mencatat bahwa bangsa Tiongkok yang menyumbangkan kertas terbanyak di dunia pada masa itu. Namanya Tsai Lun, pelopor yang menemukan kertas yang terbuat dari bahan bambu.

Kertas berbahan bambu sangat mudah didapat di berbagai wilayah di Tiongkok, khususnya pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini menyebar ke wilayah Jepang dan Korea hingga ke bangsa-bangsa Tiongkok bagian Timur.

Dengan adanya kertas menunjukkan peradaban manusia yang terus berkembang, meskipun pada saat itu cara pembuatannya masih sangat rahasia dan hanya diketahui oleh orang-orang yang berwenang.

Sejarah versi Mesir mengemukakan bahwa teknik pembuatan kertas pertama ada di tangan orang-orang Arab yakni pada masa Abbasiyah.

Zaman itu, para tawanan-tawanan perang yang merupakan orang asli Tiongkok mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang Arab. Entah dipaksa atau sukarela.

Sehingga setelah itu, pada zaman Abbasiyah mulai muncul pusat-pusat industri kertas. Ada di Baghdad, Samarkand, dan kota-kota industri lainnya yang berada di Negeri Arab.

Kertas dari Arab ini kemudian semakin meluas persebarannya hingga ke Italia dan India. Menyebar ke seluruh wilayah Eropa khususnya setelah jatuhnya Grenada dari bangsa Moor pada masa Perang Salib ke tangan orang-orang Spanyol.

1.3 Versi Indonesia

Negara kita tercinta, Indonesia juga memiliki versi tersendiri mengenai sejarah kertas. Di Indonesia, hasil olahan berbahan baku pohon ini kali pertama dibuat dan diolah di Ponorogo sejak abad ke-7.

Benda yang diproduksi di Ponorogo ini merupakan kertas yang terbuat dari kulit kayu pohon yang ditanam di daerah setempat.

hasil olahan berbahan baku pohon ini mulanya digunakan sebagai media tulis para biksu untuk belajar agama Budha pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya.

Meski demikian, orang Indonesia pada masa itu masih menggunakan batu dan arca tahan lama lainnya untuk menuliskan peristiwa penting. Ditemukannya kertas bukan berarti semua layak ditulis di atasnya.

Rakyat Indonesia pada masa itu juga menuliskan peristiwa penting di atas lempengan tembaga yang ditemukan di abad ke-9 di Desa Taji. Detailnya tentang sejarah peristiwa keagamaan Budha.

Selain sebagai media cetak, benda yang dibuat di Kota Ponorogo ini juga digunakan sebagai media lukis wayang beber. Wayang beber adalah cikal bakal dari pertunjukan wayang kulit.

Saat agama Islam mulai masuk di Indonesia melalui Kerajaan Samudera Pasai, benda yang umumnya berwarna putih buatan Ponorogo ini juga bertambah fungsinya.

Penulisan kitab suci Al-Quran mulanya ditulis di kertas buatan Ponorogo pada pesantren Tegalsari, Ponorogo yang diasuh oleh KH. Khasan Besari.

[read more]

2. Manfaat

Kehadiran benda berbahan baku pohon ini membawa dampak dan pengaruh besar bagi peradaban manusia. Manfaatnya begitu banyaknya hingga saat ini. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari benda hasil olahan berbahan baku pohon ini:

  1. Sebagai media tulis, seperti buku dan notes
  2. Sebagai mainan seperti perahu kertas, pesawat kertas, dan origami
  3. Sebagai media cetak, seperti skripsi, makalah, koran, majalah, dan tabloid
  4. Bukti hitam di atas putih yang penting seperti surat menyurat, sertifikat, struk, dan nota pembayaran
  5. Sebagai alat pembungkus
  6. Sebagai bahan sedotan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan plastik
  7. Sebagai bahan utama produk kertas seperti kalender
  8. Sebagai alat pelindung barang dan pengiriman seperti kardus
  9. Sebagai media pemasaran seperti booklet, pamflet, dan brosur
  10. Sebagai media pembelajaran baik di sekolah maupun di kegiatan seminar

3. Pembuatan Kertas

Pada awal kemunculannya, pembuatan kertas tidak dipublikasi untuk umum sebab benda ini masih dikategorikan sebagai barang mewah. Hari ini, sudah banyak industri yang memproduksi hasil olahan berbahan baku pohon ini.

Cara pembuatannya pun sudah disebarkan melalui banyak media sehingga masyarakat pada umumnya khususnya pelajar dan pekerja yang terkait dapat memahami proses pembuatannya.

3.1 Bahan Baku

Sama seperti resep masakan, membuat kertas pun membutuhkan bahan baku.

Bahan yang diperlukan untuk membuat benda ini biasanya menggunakan kayu, bambu, papirus, dan kulit binatang.

3.1.1 Kayu

Umumnya terbuat dari kayu sengon dan kayu akasia. Tentu saja, kayu-kayu ini ditebang dari hutan tanaman industri yang memang boleh digunakan untuk keperluan industri.

Kayu jenis ini kaya akan kandungan serat dan sedikit memiliki kandungan air.

Olahan kayu sengon dan kayu akasia akan menghasilkan pulp atau bubur kertas. Inilah yang kemudian diolah menjadi berbagai macam jenis tergantung komposisinya.

3.1.2 Bambu

Ada juga kertas yang terbuat dari bambu. Kertas yang bergantung pada kualitas pohon bambu ini banyak ditemukan di daerah Asia khususnya Korea, China, dan Jepang.

"Bambu

Oleh sebab geografis, pohon bambu sangat mudah ditemukan di sana. Kertas berbahan bambu menjadi bahan pilihan karena biayanya yang cukup murah dibanding lainnya.

3.1.3 Papirus

Menurut sejarah versi Mesir, asal mula lembaran ini digarap dengan bahan dasar papirus. Pohon papirus tumbuh baik di Mesir.

Namun karena kelangkaan dan jenis papirus berkualitas yang jarang, kertas berbahan papirus ini memiliki harga yang relatif mahal.

3.1.4 Kulit Binatang

Bahan pembuatan kertas ternyata tidak hanya dari tumbuhan lho. Ada kulit binatang yang oleh sebagian kalangan difungsikan sebagai bahan baku dalam pembuatannya.

Kulit binatang yang biasanya digunakan sebagai bahan baku adalah kulit domba. Kulit domba memiliki karakteristik yang kering dan mudah didapatkan. Kertas jenis ini masih sering digunakan di beberapa negara kerajaan.

3.2 Tahapan Pembuatan

Adapun tahapan pembuatan kertas adalah sebagai berikut:

"Proses

3.2.1 Pembuatan Bubur Kertas (Pulp)

Berikut ini proses pembuatan pulp:

  1. Kayu ditebang dari hutan tanaman industri atau hutan produksi, kemudian dipotong-potong
  2. Potongan kayu ini disebut log. Log disimpan di tempat penampungan selama kurang lebih 3 bulan sampai agak melunak
  3. Log dibuang kulitnya menggunakan mesin atau istilahnya De-Barker
  4. Kayu dipotong-potong menjadi lebih kecil seukuran chip dengan mesin chipping
  5. Chip dipilah-pilah yang sesuai ukuran diambil dan yang tidak sesuai ukuran diproses ulang
  6. Chip dimasak dalam gester dengan tujuan untuk memisahkan lignin dengan serat kayu. Di tahap ini, ada dua proses pemasakan yakni Chemical Process dan Mechanical Pulping Process
  7. Hasil dari proses pemasakan disebut pulp atau bubur kertas. Pulp inilah yang nantinya akan diolah menjadi kertas

3.2.2 Pembuatan Kertas

Berikut ini proses pembuatan kertas:

  1. Pulp diolah di mesin pencetak bagian stock preparation. Di sini pulp akan diramu, dicampur zat kimia dan air, ditambahkan filler untuk mengisi pori-pori serat kayu, ditambahkan zat retensi, serta diberi pewarna kertas (dye). Hasilnya disebut stock
  2. Setelah itu, stock dibersihkan dengan cleaner
  3. Lalu dimasukkan ke Headbox, tempat membentuk formasi lembaran kertas. Ini berada di atas Fourdinier Table. Fungsinya untuk membuang air yang ada dalam stock (dewatering). Hasil dari proses ini disebut web atau kertas basah dengan kadar kepadatan sekitar 20%
  4. Selanjutnya masuk ke press part agar air dari web terbuang sehingga kadar padatnya bertambah mencapai 50%. Caranya, kertas masuk di antara dua roll yang berputar, bagian atas diberi tekanan sehingga air keluar dari web
  5. Terakhir, kertas dibawa ke dryer untuk mengeringkan web. Dalam tahap akhir ini, kadar air mencapai sekitar 6%

3.2.3 Finishing

Proses finishing yakni melilitkan kertas pada paper roll atau gulungan besar.

Setelah itu, tergantung akan digunakan sebagai apa kertas tersebut.

Hasil olahan berbahan baku pohon ini dapat dipadatkan atau diratakan lebih jauh dengan melewati calendars atau rol logam.

3.3 Produk Akhir

Produk akhir dari proses pembuatan tergantung penggunaannya. Contohnya kertas buram, GSM, atau dus.

Ada banyak jenis kertas dengan fungsi yang berbeda.

Biasanya industri pulp & paper akan memproduksi kertas dengan hasil akhir sesuai dengan yang dibutuhkan pasar.

4. Jenis-Jenis

Lembaran yang biasanya berwana putih ini ternyata tidak hanya berwarna putih seperti yang biasa kita temukan di printer. Jenisnya ada sangat banyak, baik dari segi komposisi, warna, ketebalan, dan kegunaan.

Adapun jenis-jenis benda ini yang sering digunakan adalah sebagai berikut:

  1. Kalkir
  2. Duplex (Coated)
  3. Art/Matt Paper
  4. Ivory
  5. HVS
  6. Art Karton
  7. CWb/Duplex Putih
  8. Samson Kraft
  9. Corugated (Gelombang)
  10. Bw/BC/Linen Jepang/ Concord
  11. Jasmine
  12. Fancy Paper
  13. Stiker Vinyl
  14. Yellow Board

5. Perusahaan Pembuat Kertas di Indonesia

Syukurlah di Indonesia sudah ada produsennya sehingga kita tidak perlu impor dari negara lain. Beberapa contoh perusahaan pembuatnya di Indonesia adalah sebagai berikut:

  1. PT CMI Sinarmas Pulp & Paper
  2. April Group (RAPP)
  3. PT Pakerin (Pabrik Kertas Indonesia)
  4. PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia
  5. 5. PT Cakrawala Mega Indah
  6. PT Indah Kiat Pulp & Paper
  7. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
  8. PT Pindo Deli Pulp & Paper Mills
  9. PT Riau Andalan Pulp & Paper
  10. PT Lontar Papyrus Pulp & Paper

6. Kertas Ramah Lingkungan

Meskipun cenderung susah didaur ulang, terdapat beberapa jenis yang terbukti ramah lingkungan melalui sertifikasi resmi dari organisasi dunia.

FSC (Forest Stewardship Council) merupakan sebuah organisasi Internasional non-profit yang mensyaratkan sumber bahan baku hutan harus bersertifikasi Forest Management (FM).

Organisasi yang berdiri tahun 1993 ini mendukung kelayakan sebuah produk hutan yang aman.

Ketika produsen atau perusahaan menerapkan sistem ini, logo FSC akan diletakkan pada produknya.

Ada tiga pilihan yang dapat diterapkan, yaitu FSC Pure (100%), FSC Mixed (bahan bakunya campuran dari FSC dan Controlled wood), dan FSC Recycled (bahan baku dari bekas daur ulang).

Adapun sertifikasi yang dapat didapatkan perusahaan adalah sertifikasi dari PEFC (Programme for the Endorsement of Forest Certification), sebuah program pengesahan sertifikasi hutan.

Organisasi nirlaba non-pemerintah Internasional ini juga mendukung kelestarian hutan melalui sertifikasi pihak ketiga independen.

Jenis sertifikasi PEFC ini merupakan pilihan bagi pemilik hutan kecil.

Anda telah mempelajari berbagai hal tentang kertas. Alangkah baiknya jika Anda dapat memeliharanya, menjaganya, dan melestarikannya dengan cara menggunakannya sesuai dengan kebutuhan.

Jika tidak diperlukan, maka jangan terlalu mengeksplor berlebihan. Agar tidak mubazir dan agar bumi kita senantiasa seimbang, tidak terus-menerus memproduksi benda ini.

Semoga ensiklopedia lengkap ini bermanfaat untuk Anda ya. Semoga Anda juga bisa menjadi orang yang terus menebar manfaat agar hidup Anda harmoni.

Seperti kata Padi, “Kita terlahir bagai selembar kertas putih, tinggal kulukis dengan tinta pesan damai, dan terwujud harmoni”

Salam lestari!

 

Editor:
Mega Dinda Larasati

[/read]