Inilah Kontribusi Kota Industri (Bekasi) dalam Pemanasan Global

Kota Bekasi merupakan kota besar penyangga Ibu Kota Jakarta. Dewasa ini Kota Bekasi menjelma menjadi kota yang dipenuhi dengan bangunan penghasil produk-produk hasil industri ternama di Indonesia. Kota industri menjadi julukan kota yang terletak di sebelah Timur DKI Jakarta ini.

Masalah lingkungan menjadi isu utama di Kota Bekasi. Penduduk kota industri ini saja berjumlah 2.384.032 jiwa berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bekasi. Jumlah penduduk yang luar biasa ini menjadi agen utama dalam konsumsi energi listrik yang dapat mengemisikan karbon penyebab pemanasan global ke udara. Tingkat kemacetan yang tinggi pun menjadi indikator banyaknya kendaran bermotor yang mengemisikan karbon ke udara. Sampah di TPST Bantargebang saja menurut penelitian Widyastuti (2014) diperkirakan sebesar 38.687.533,2 ton sampah pada kurun waktu 2009 – 2023.

Berdasarkan penelitian Mardhiyyah pada April 2017 ini, setiap orang di Kota Bekasi dalam satu tahun memberikan kontribusi Karbon Dioksida sebesar 2,9867 ton. Emisi Karbon ini dihitung berdasarkan perhitungan emisi dari kendaraan bermotor, listrik, sampah, bahan bakar, dan karbon hasil pernafasan. Kendaraan bermotor menjadi penyumbang karbon yang paling banyak dengan besaran 1,2291 ton/ tahun/ kapita.

Emisi Karbon di Kota Bekasi

Emisi Karbon di Kota Bekasi

Apabila ditelaah melalui sudut pandang gender, ternyata perempuan lebih besar mengemisikan karbon dioksida daripada laki-laki. Dalam kurun waktu satu tahun, seorang perempuan di Kota Bekasi dapat mengemisikan karbon dioksida ke atmosfer sebesar 3,0897 ton. Berbeda dengan laki-laki, laki-laki di Kota Bekasi mengemisikan karbon dioksida ke atmosfer sebesar 2,7117 ton per tahun. Perbedaan ini disebabkan oleh gaya hidup perempuan yang lebih tidak hemat energi listrik, mengingat ketergantungan listrik perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

[read more]

Masih berdasarkan penelitian Mardhiyyah (2017), untuk mengikat kembali karbon dioksida yang sudah diemisikan ke atmosfer diperlukan tumbuhan hijau berkayu (pohon). Setidaknya setiap orang di kota Bekasi harus menanam pohon sebanyak 8 pohon. Pohon yang direkomendasikan adalah pohon Kenanga, Mangga, Krey Payung, Nangka, dan Sirsak karena memiliki daya serap terhadap karbon yang tinggi.

Total emisi yang dibuat oleh Kota Bekasi ini meskipun sudah cukup besar namun masih terlampau jauh dari total emisi kota di negara-negara maju. Sebut saja Beijing dan New York, Beijing menempati posisi pertama dalam emisi karbon ke atmosfer dengan total emisi 10,7 ton karbon dioksida per kapita per tahun, sedangkan New York menempati posisi kedua dengan total emisi 10,5 ton karbon dioksida per kapita per tahun. Kota di negara tetangga pun, seperti Kota Kuala Lumpur memiliki tingkat emisi yang tinggi yaitu 7,75 ton karbon dioksida per kapita per tahun.

Bumi ini akan semakin bertambah panas karena kandungan karbon dioksida yang melimpah di atmosfer. Mitigasi pemanasan global merupakan satu-satunya cara yang harus dihadapi umat manusia agar terhindar dari bencana global. Mari kita kurangi produksi karbon mulai dari diri kita sendiri.

[/read]