Hutan Primer dapat Menahan Kenaikan Suhu pada Wilayah yang Cukup Luas

Hutan primer adalah hutan yang belum mengalami kerusakan berarti dan masih terjaga keutuhannya. Hutan primer biasanya sudah terbentuk sejak lama. Hutan primer ini sangat berpengaruh terhadap iklim di sekitar hutan.

Berdasarkan penelitian dari Oregon State University yang dimuat di Science Advances, tajuk pohon yang memiliki ketinggian yang tinggi serta tumbuhan bawah yang tebal dari suatu hutan yang telah berusia cukup lama dapat menahan suhu bumi.

Dengan membandingkan suhu di bawah tajuk dalam hutan yang telah berusia tua dan hutan tanaman di air terjun Oregon, peneliti menemukan bahwa karakteristik dari hutan primer dapat menurunkan suhu maksimum pada musim semi dan musim panas sebanyak 2,5 derajat celcius (4,5 derajat fahrenheit).

Menurut para ilmuwan, pemilik tanah yang melibatkan biodiversitas sebagai dasar dari manajemen lahan dapat meningkatkan kualitas penutupan tajuk, peningkatan biomassa, dan membangun struktur vegetasi tumbuhan bawah yang kompleks.

Praktik manajemen yang membuat iklim mikro untuk burung, amfibi, serangga, bahkan mamalia besar dapat memberikan efek yang baik dalam hal konservasi bagi spesies yang sensitif terhadap temperatur.

“Meskipun diketahui bahwa hutan yang memiliki tajuk tertutup biasanya lebih dingin dari area terbuka, hanya sedikit diketahui mengenai perbedaan temperatur antara tipe-tipe hutan primer” ujar Sarah Frey, Sarjana Pascadoktoral di Universitas Kehutanan OSU. Selain itu, Sarah mengungkapkan bahwa hutan primer yang dekat dengan hutan tanaman akan memberikan efek baik dalam hal distribusi suhu udara.

[read more]

Suhu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, perbedaan suhu di antara tipe-tipe hutan dianalisis dengan pendekatan manajemen hutan. Peneliti di Oregon State and Pacific Northwest Research Station of The United States Forest Service melakukan penelitian pada H J Andrews Experimental Forest East of Eugene.

Frey dan kerabatnya mengumpulkan data suhu di tahun 2012 dan 2013 pada 183 lokasi, hanya sepertiganya yang berada di perkebunan. Tim ini menganalisis data dari struktur hutan yang dikumpulkan melalui LiDAR, sebuah teknik pemetaan dari udara yang menggunakan laser untuk mendeteksi perbedaan struktur yang sangat kecil dari suatu hutan.

“Menurut pengetahuan kami, penelitian kami adalah penelitian skala luas pertama tentang apakah perubahan struktur hutan terjadi karena praktik manajemen yang berbeda memengaruhi wilayah perubahan suhu di hutan,” tandas Sarah Frey.

“Di mata orang awam, hutan tanaman mungkin terlihat mirip dengan hutan primer dalam aspek tingkat berpengaruhnya terhadap temperatur lebih dari jarak 100 kaki atau kurang. Namun, pada skala yang lebih luas, karakteristik dari hutan itu sendiri yang akan memberikan pengaruh yang signifikan”.

 

Referensi:

sciencedaily.com

[/read]