Erosi dan Sedimentasi

Erosi meliputi pelepasan, perpindahan, dan pengendapan partikel tanah akibat hujan dan aliran permukaan. Erosi juga menjadi pokok bahasan dalam kajian ilmu hidrologi.

Hujan dapat menyebabkan terjadinya pelepasan partikel tanah pada permukaan lahan yang terbuka di antara anak sungai dan membawanya masuk ke anak sungai bersama dengan aliran permukaan untuk selanjutnya menuju sungai yang lebih besar.

Pengendapan partikel sendiri dapat terjadi pada titik manapun dalam aliran. Ketika erosi terjadi tanpa pengaruh manusia maka kejadian ini disebut erosi geologi. Percepatan erosi terjadi ketika aktivitas manusia di atas lahan mempercepat laju erosi.

Erosi pada lahan via inhabitat.com

Permukaan tanah merupakan bagian tanah dengan kandungan organik dan nutrisi yang tinggi. Adanya erosi akan menyebabkan hilangnya nutrisi yang tinggi ini. Adanya erosi akan menyebabkan hilangnya nutrisi dan kandungan organik yang ada pada permukaan tanah. Erosi yang berlebihan akan menyebabkan kekosongan pasokan nitrogen dan fosfor yang diperlukan tumbuhan untuk berkembang, sementara erosi ekstrem dapat merusak tanah hingga pada titik tanah tidak dapat lagi mendukung tumbuhan untuk hidup di atasnya. Jika erosi meluas dengan kejadian yang sangat buruk keseimbangan air pada DAS dapat berubah, mengingat sebagian besar air hilang dari DAS melalui evapotranspirasi.

Erosi disebabkan oleh hujan dan aliran permukaan, erosi ini dapat dihitung dengan model MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation) (William 1975). MUSLE merupakan modifikasi dari USLE (Universal Soil Loss Equation) yang dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith (1965, 1978). USLE memprediksi rata-rata tahunan erosi sebagai fungsi dari tenaga hujan.

Dalam MUSLE, faktor energi hujan diganti dengan faktor aliran permukaan. Hal ini akan meningkatkan prediksi sedimen lapang, mengeliminasi kebutuhan untuk faktor pengiriman dan mengijinkan perhitungan untuk diterapkan pada kejadian yang berbeda. Sedimen lapang meningkat karena aliran permukaan adalah fungsi dari kondisi kandungan air tanah sebagaimana tekanan hujan.

Rasio pengiriman (delivery ratio) diperlukan USLE karena faktor curah hujan tidak hanya mempresentasikan energi pada pelepasan partikel saja. Delivery ratio tidak diperlukan MUSLE karena faktor aliran permukaan tanah mewakili energi yang diperlukan pada pelepasan dan transport sedimen.

Parameter-parameter yang digunakan dalam metode MUSLE adalah volume aliran permukaan, laju puncak aliran permukaan, faktor erodibilitas, faktor penutupan pengelolaan lahan, faktor tindakan teknis, faktor topografi, dan faktor kekerasan partikel.

[read more]

Erodibilitas Tanah

Beberapa jenis tanah lebih mudah tererosi dibanding tanah lainnya. Perbedaan ini disebut erodibiltas tanah dan disebabkan oleh penyusunan tanah itu sendiri. Wischmeier dan Smith (1978) mendefiniskan erodibilitas tanah sebagai rataan tanah yang hilang per indeks erosi untuk tanah yang spesifik dan diukur dengan plot. Plot yang digunakan berukuran 22,1 m (72,6 feet) dengan kemiringan 9% pada lahan kosong, diolah, dan kemiringannya menurun. Lahan kosong didefiniskan sebagai lahan yang pernah diolah dan dibiarkan kosong selama lebih dari dua tahun.

Wischmeier dan Smith (1978) mencatat bahwa tipe tanah yang biasanya lebih sedikit tererosi adalah tanah dengan kandungan lempung (silt) yang lebih sedikit, tanpa menghiraukan apakah kandungan pasir atau liat meningkat.

Wischmeier et al. (1971) mengembangkan persamaan umum untuk menghitung faktor erodibilitas tanah ketika persentase debu dan pasir halus pada partikel tanah kurang dari 70%.

 

Referensi:
Arifjaya. NM. 2016. Model Pelatihan Pemodelan Hidrologi DAS Menggunakan Soil Water Assesment Tool (SWAT). Bogor (ID): Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

[/read]