“Cacing tanah adalah salah satu hewan berbentuk seperti tabung memanjang yang hidup di dalam tanah.”
Bentuk tubuhnya menjadikan banyak orang penasaran mengenai bagaimana cara membedakan tubuh bagian depan dan belakang, bagaimana cara bernapas, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu di bawah ini adalah penjelasan lengkap mengenai cacing tanah.
Simak hingga selesai agar Anda bisa mendapatkan keseluruhan wawasan dan informasinya!
1. Taksonomi
Berikut adalah taksonomi atau klasifikasi cacing tanah, yaitu:
Kingdom | Animalia |
Subkingdom | Bilateria |
Infrakingdom | Protostomia |
Superfilum | Lophozoa |
Filum | Annelida |
Kelas | Clitellata |
Superordo | Metagynophora |
Ordo | Opisthopora |
Subordo | Crassiclitellata |
Superfamili | Lumbricoidea |
Famili | Lumbricidae |
Ada beberapa genus dari famili ini antara lain:
- Allolobophora
- Bimastos
- Cataladrilus
- Dendrobaena
- Eisenia
- Gatesona
- Lumbricus
- Perelia
- Zophoscolex
- Dan masih banyak lagi
2. Morfologi
Di bawah ini adalah penjelasan mengenai morfologi atau ciri-ciri cacing, yaitu:
2.1 Bentuk Tubuh
Cacing memiliki tubuh ramping, memanjang, dan ujungnya bulat.
Namun, ada juga jenis cacing yang memiliki bentuk tubuh pipih hingga bulat atau silindris
Tubuhnya sendiri terdiri dari beberapa segmen yang bentuknya seperti cincin.
Umumnya jumlah segmen pada cacing sebanyak 150.
Di antara segmen 32-37 terdapat bagian yang sedikit menonjol yaitu clitellum.
Organ ini berguna untuk membungkus telur.
Jadi untuk membedakan kepala dan ekor pada cacing bisa dilihat dari clitellum yang lokasinya lebih dekat dengan kepala.
2.2 Ukuran
Sama seperti bentuknya, cacing juga mempunyai beragam ukuran tubuh sesuai dengan spesies.
Panjang tubuhnya dimulai dari 1 cm hingga lebih dari 3 meter.
Sedangkan lebar tubuhnya mulai dari 0,1 cm hingga 2,5 cm.
Cacing tanah dengan ukuran terbesar adalah giant gippsland dari Australia.
2.3 Warna
Beberapa cacing kulitnya berwarna pucat yaitu cokelat kemerahan, abu-abu, hingga ungu.
Ada satu spesies cacing di Filipina yang warnanya biru cerah dan ada pula cacing hijau yang ditemukan di padang rumput.
Adapun cacing yang bisa berubah warna sesuai dengan suhu atau dikenal dengan istilah termokromik.
3. Habitat dan Sebaran
Sama seperti namanya, habitat utama hewan ini di dalam tanah.
Cacing senang tinggal di tanah lembab yang mempunyai kadar air tanah tinggi.
Namun, ada keragaman habitat antar spesies cacing.
Misalnya, cacing brandling Eisenia fetida yang hidup di tanaman busuk dan pupuk kandang.
Arctiostrotus vancouverensis yang berasal dari Pulau Vancouver dan Semenanjung Olimpiade, Kanada Barat umum dijumpai di batang pohon jenis konifer yang sudah membusuk dan di dalam humus yang sangat asam.
Sparganophilus, Aporrectodea limicola, dan beberapa jenis lainnya bisa ditemukan di lumpur sungai.
Populasi hewan ini sangatlah bergantung pada suhu tanah, garam, kelembaban, pH, tekstur, makanan yang tersedia, kemampuan menyebar, dan bereproduksi.
Sementara untuk sebarannya, cacing tanah sudah tersebar luas di seluruh dunia kecuali di kutub dan tanah gersang.
Cacing tanah mempunyai 7.000 spesies dan 150 di antaranya yang benar-benar ada di seluruh dunia yaitu cacing peregrine atau kosmopolitan.
4. Status Kelangkaan
Hewan ini termasuk hewan dengan populasi tinggi. Ada lebih dari 7.000 spesies cacing tanah yang tersebar di seluruh dunia.
Status konservasinya sendiri masih belum atau tidak terdaftar di IUCN.
Namun, ada beberapa spesies yang statusnya terancam punah, seperti cacing Oregon di Oregon, Amerika Serikat.
[read more]
5. Perilaku dan Cara Hidup
Cacing bergerak menggunakan gelombang kontraksi otot yang secara bergantian memperpendek dan memperpanjang tubuhnya.
Di dalam tanah yang padat cacing akan memakan tanah untuk membuat jalan kemudian memotong bagian-bagiannya dengan menggunakan faring dan menyeret bagian tubuh lainnya.
Tanah yang ditelan tersebut dicerna dan kotorannya akan dibuang untuk menyuburkan tanah.
Cacing bernapas dengan menggunakan kulitnya karena tidak mempunyai organ pernapasan khusus.
Alat pernapasan cacing bekerja dengan mempertukarkan gas melalui kulit dan kapiler. Oksigen diambil dari hemoglobin dalam plasma darah dan karbon dioksida pun kemudian dilepaskan.
Selain tanah, pasir, dan kerikil kecil, pakan cacing adalah tumbuhan yang membusuk dan beberapa organisme lain.
Sementara untuk perkembangbiakannya, cacing ini termasuk hewan yang bersifat hermaprodit.
Hewan dengan sifat ini berarti mereka mempunyai organ betina dan organ jantan sekaligus dalam satu tubuh.
Namun, mereka tidak bisa membuahi telurnya sendiri sehingga membutuhkan pasangan untuk melakukan perkawinan.
Sebagian cacing akan mati setelah mereka melahirkan, tetapi ada juga banyak cacing yang umur atau masa hidupnya hingga lebih dari 5 tahun.
Ada hal unik lainnya yang mungkin belum diketahui banyak orang yaitu cacing sering muncul ke permukaan tanah setelah hujan deras.
Ada 3 alasan mengapa mereka melakukan hal tersebut.
Pertama adalah karena tanah tergenang air sehingga tidak mempunyai cukup oksigen untuk mereka.
Kedua, ada beberapa spesies yang muncul ke permukaan saat hujan untuk melakukan perkawinan.
Alasan ketiga, mungkin cacing memanfaatkan kondisi yang lembab tersebut untuk bisa bergerak dengan lebih cepat sehingga bisa menjajah daerah baru dengan lebih cepat pula.
6. Manfaat
Apa manfaat cacing tanah?
Apakah hanya untuk menyuburkan tanah?
Agar lebih mengerti berikut ini adalah informasi lengkapnya, antara lain:
6.1 Manfaat Kesehatan
Ternyata cacing juga mempunyai manfaat untuk kesehatan.
Memangnya, cacing untuk obat apa saja?
Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa manfaatnya untuk kesehatan beserta cara mengolah, yaitu:
6.1.1 Menyembuhkan Tipes
Apakah benar cacing bisa menyembuhkan tipes?
Ya, cacing tanah bisa menjadi obat untuk menyembuhkan orang yang sakit tipes. Hal ini karena cacing mempunyai kandungan yang bisa menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit tipes yaitu Salmonella typhi.
Cara mengolah cacing untuk tipes ini adalah dengan cara mencuci dan merebusnya kemudian ditumbuh hingga halus. Kemudian capurkanlah dengan madu atau dimasukkan ke dalam kapsul.
6.1.2 Menurunkan Demam
Apakah cacing bisa dijadikan obat untuk menurunkan demam?
Cacing bisa membantu menurunkan demam karena mempunyai beberapa kandungan senyawa penting di dalam tubuhnya, seperti asam amino, chlorogin, adenin, dan lain sebagainya.
Cara mengolahnya adalah dengan mengukus cacing bersama makanan lain seperti pisang, kemudian tumbuk dan tambahkanlah madu agar lebih mudah untuk dikonsumsi.
6.1.3 Mengobati Diare
Apakah cacing tanah dapat mengobati diare?
Cacing ini menjadi salah satu obat diare yang cukup efektif karena di dalam tubuhnya ada kandungan anti bakteri.
Oleh karena itu, dengan mengonsumsi cacing nantinya kandungan anti bakteri tersebut akan melawan bakteri penyebab diare.
Memang, ada banyak sekali kandungan dalam cacing yang bisa berguna untuk membantu menyembuhkan beberapa penyakit.
Namun, masih belum adanya penelitian yang membuktikannya secara ilmiah. Sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu ketika hendak mengonsumsinya.
6.2 Manfaat Lingkungan
Seperti yang sudah diketahui banyak orang bahwa cacing bisa membantu menyuburkan tanah dan menjadi pertanda bahwa tanah tempat tinggalnya adalah tanah subur yang bisa ditanami.
Memangnya, mengapa cacing tanah dapat menyuburkan tanah?
Cacing mengambil peran penting dalam pengomposan yaitu proses di mana bahan organik mati diubah menjadi humus. Humus yang dihasilkan akan membantu pertumbuhan tanaman dengan baik.
Cacing akan menarik bahan organik dari permukaan ke bawah tanah.
Saat sudah berada di liangnya, mereka akan mencabik-cabik bahan organik tersebut dan mencernanya.
Setelah itu, cacing akan mengeluarkan kotoran dan mencampurnya dengan tanah.
Selain bahan organik, cacing juga akan menelan partikel tanah lainnya yang ukurannya cukup kecil termasuk kerikil.
Oleh karena itu, kotoran cacing mengandung banyak senyawa penting untuk kesuburan tanah seperti nitrogen, fosfat, kalium, kalsium, magnesium, fosfor, dan lain-lain.
Banyaknya manfaat yang diberikan cacing untuk tanaman. Hal ini membuat petani atau tukang kebun terus menjaga populasi cacing.
Tidak hanya itu saja, cacing juga berguna untuk menggemburkan tanah.
Cacing bisa menggali tanah hingga sedalam 2 meter dan itu akan menjadikan struktur tanah tetap terbuka.
Aktivitas cacing ini bisa menciptakan banyak saluran yang memungkinkan terjadikan proses drainase dan aerasi.
7. Budidaya
Sudah ada banyak orang yang jual cacing dengan cara membudidayakannya.
Memangnya berapa harga cacing tanah?
Di marketplace, harganya sendiri ditawarkan dengan kisaran antara 25.000 -300.000 IDR untuk satu kilogram.
Ada juga cacing ANC yang ukurannya lebih besar dan biasa digunakan sebagai obat, pakan ternak, dan kosmetik.
Berapa harga cacing tanah ANC? Cacing ini dibanderol dengan harga mulai dari 45.000-500.000 IDR per kilogram.
Berdasarkan kisaran harga tersebut sudah bisa terbayangkan bahwa budidaya cacing memang cukup menggiurkan.
Pertanyaannya adalah bagaimana cara membudidayakan cacing tanah?
Berikut ini adalah penjelasannya, yaitu:
7.1 Mempersiapkan Media Budidaya
Tahapan yang pertama adalah dengan mempersiapkan media budidaya.
Media sebagai tempat untuk berkembangbiak cacing ini berupa tanah humus di dalam box.
Hal tersebut dikarenakan mereka senang dengan tanah yang mempunyai banyak nutrisi.
Jika tanah masih kekurangan nutrisi, maka Anda bisa menambahkan pupuk kandang atau pupuk kompos seperlunya.
7.3 Mempersiapkan Bibit Berkualitas
Setelah media sudah siap maka hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memilih bibit berkualitas.
Hal ini dikarenakan bibit yang berkualitas nantinya akan menghasilkan cacing yang berkualitas pula.
Anda bisa mencari cacing di tanah lembap dan sampah organik.
Anda juga perlu mengetahui mana jenis cacing unggulan dan mana yang kurang berkualitas.
7.4 Memberi Pakan
Pemberian pakan perlu dilakukan secara rutin supaya cacing bisa tumbuh dengan baik.
Anda bisa memberikan kotoran hewan ternak, sayur busuk, buah busuk, atau bahan organik lainnya.
7.5 Pengendalian Hama Dan Penyakit
Pada budidaya cacing ini Anda juga perlu melakukan proses pengendalian hama dan penyakit.
Hal ini dilakukan agar cacing bisa tumbuh dengan baik. Selain itu, jika ada cacing yang sakit maka tidak akan menularkannya kepada cacing lain dan berakibat gagal panen.
Hama yang menyerang cacing adalah serangga seperti semut karena mereka bisa memakan cacing.
7.6 Panen
Setelah melakukan perawatan dan pemeliharaan, maka cacing pun siap dipanen.
Berapa lama cacing tanah bisa dipanen?
Waktu pemanenan bisa dlakukan setelah cacing masuk usia 3-6 bulan.
Cara memanennya pun sangatlah mudah yaitu cukup dekatkan mereka dengan lampu pada wadah ternak.
Mereka akan keluar dari tempat tinggalnya karena takut pada cahaya yang terang. Setelah itu, Anda tinggal memanen dan mengambil cacing-cacing tersebut.
Setelah membaca artikel tentang cacing tanah diharapkan Anda bisa mendapatkan informasi baru yang bermanfaat ya!
Nah, agar bisa mendapatkan wawasan baru lainnya, alangkah baiknya untuk membaca artikel lain di Forester Act! Selamat menambah ilmu!
Referensi:
Itis.gov. 2021. Lumbricidae. [Internet]. Terdapat pada: https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=69165#null
Britannica.com. Earthworm. [Internet]. Terdapat pada: https://www.britannica.com/animal/earthworm
Newworldencyclopedia.org. Earthworm. [Internet]. Terdapat pada: https://www.newworldencyclopedia.org/entry/Earthworm
Askinglot.com. 2020. What color are earthworms?. [Internet]. Terdapat pada: https://askinglot.com/what-color-are-earthworms
En.wikipedia.org. 2021. Earthworm. [Internet]. Terdapat pada: https://en.wikipedia.org/wiki/Earthworm#Form_and_function
99.co. 2020. 12 Manfaat Cacing Tanah Untuk Kesehatan & Kebun Yang Tak Terduga | Kaya Akan Nutrisi, Lo!. [Internet]. Terdapat pada: https://www.99.co/blog/indonesia/manfaat-cacing-tanah-kesehatan-kebun/
Fimela.com. 2014. Wow! Cacing Tanah Ampuh Mengobati Sakit Demam. [Internet]. Terdapat pada: https://www.fimela.com/parenting/read/3838633/wow-cacing-tanah-ampuh-mengobati-sakit-demam
Gramedia.com. 2021. Panduan Cara Budidaya Cacing Tanah Yang Menguntungkan. [Internet]. Terdapat pada: https://www.gramedia.com/best-seller/cara-budidaya-cacing-tanah/#Cara_Budidaya_Cacing_Tanah
Editor:
Mega Dinda Larasati
[/read]