Burung Maleo (Macrocephalon maleo): Habitat, Sebaran, dan Fakta Unik

“Burung Maleo mempunyai nama ilmiah Macrocephalon maleo dan merupakan salah satu burung endemik langka dari pulau Sulawesi.”

Apakah Anda sudah pernah tahu seperti apa itu burung maleo? Burung ini mirip seperti ayam dengan jambul atau benjolan bulat di bagian atas kepalanya.

Mereka adalah burung yang senang berjalan kaki dibandingkan terbang.

Apakah sekilas fakta ini membuat Anda tertarik untuk mengenalnya lebih dekat? Jika iya, jangan sampai lewatkan informasi di bawah ini ya!

1. Taksonomi

Di bawah ini adalah klasifikasi atau taksonomi si burung endemik maleo, yaitu:

Kingdom Animalia
Subkingdom Bilateria
Infrakingdom Deuterostomia
Filum Chordata
Subfilum Verterbrata
Infrafilum Gnathostomata
Superkelas Tetrapoda
Kelas Aves
Ordo Galliformes
Famili Megapodiidae
Genus Macrocephalon
Spesies Macrocephalon maleo

2. Morfologi

Burung Maleo

Apa ciri dari burung maleo?

Burung ini mempunyai bulu bagian luar yang berwarna hitam, sedangkan bulu bagian dalamnya berwarna merah muda keputihan.

Kulit bagian sekitar mata mereka berwarna kuning, paruhnya berwarna jingga, dan kakinya berwarna abu-abu.

Ukuran tubuh jantan lebih besar dibandingkan ukuran tubuh betina.

Pada bagian atas kepala burung ini terdapat jambul keras berbentuk benjolan yang berwarna hitam.

Jambul ini digunakan mereka guna mengukur suhu pada lubang untuk mengerami telur mereka akan menetas.

[read more]

3. Habitat dan Sebaran

Burung ini hidup di daerah pasir terbuka, daerah sekitar pantai gunung berapi, hingga daerah hangat yang berasal dari panas bumi.

Mereka tinggal di daerah tersebut dengan tujuan untuk memudahkan dalam menetaskan telur-telurnya.

Apakah burung maleo asli Indonesia?

Iya, burung ini berasal dari Sulawesi dan merupakan hewan endemik atau secara alami mendiami wilayah tersebut serta tidak bisa ditemui di wilayah lain.

Mereka bisa ditemukan di hutan tropis dataran rendah Sulawesi, seperti Sulawesi Tengah dan Gorontalo.

Selain itu, burung ini juga bisa ditemukan di Maluku.

4. Status Kelangkaan

Menurut IUCN status konservasi burung maleo adalah EN (Endangered) atau terancam punah.

Mengapa burung maleo langka?

Hal ini dikarenakan adanya kerusakan habitat dan perburuan liar.

Tingkat kematian anak burung jenis ini pun sangat tinggi sehingga populasinya semakin menyusut.

Padahal mereka termasuk satwa endemik yang hanya bisa ditemukan di wilayah itu saja.

5. Perilaku dan Cara Hidup

Burung maleo adalah burung monogami atau hanya hidup dengan satu pasangan saja.

Mereka lebih senang hidup berdampingan dengan pasangannya dan saling melindungi dari bahaya predator, seperti ular, burung elang, kucing, kadal, hingga babi hutan.

Mereka lebih senang berjalan kaki dan mencari makan di tanah.

Makanan mereka berupa semut, biji-bijian, kumbang, buah, hingga sejumlah hewan kecil.

Burung ini bertelur dan telurnya ini mempunyai ukuran yang cukup besar bahkan sekitar 5 hingga 8 kali lipat lebih besar dibandingkan telur ayam.

Oleh karena itu, tidak menggunakan panas tubuhnya untuk mengerami telur.

Pasangan Maleo

Mereka adalah hewan megapoda atau pembuat gundukan untuk mengubur telur di daerah hangat.

Burung ini juga tidak melewati proses inkubasi karena ukuran telurnya yang besar.

Mereka harus menunggu kurang lebih selama 80 hari agar telur menetas.

Proses ini cukup lama ditambah lagi anak yang menetas dari telur burung maleo nantinya harus berjuang terlebih dahulu untuk keluar dari gundukan pasir.

Setelah menetas, anak burung sudah mempunyai kemampuan seperti unggas dewasa, yaitu terbang dan mencari makan.

6. Fakta Menarik

Burung maleo memiliki beberapa fakta unik, antara lain:

6.1 Satwa Endemik Indonesia

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa burung maleo adalah burung endemik di pulau Sulawesi.

Ini artinya mereka tidak bisa ditemukan di wilayah lainnya.

Walaupun demikian, tidak semua daerah yang ada di pulau Sulawesi bisa ditemukan burung maleo.

Beberapa tempat tinggal burung ini, seperti di Desa Taima, Kabupaten Banggai, Gorontalo, Sulwesi Tengah, Kecamatan Bualemo, hingga Maluku.

6.2 Burung Setia

Burung yang satu ini termasuk dalam golongan hewan monogami atau hanya mempunyai satu pasangan selama hidupnya.

Walaupun nantinya pasangan mati terlebih dahulu, mereka akan tetap setia dan tidak akan mencari pasangan pengganti.

Selama hidupnya, mereka akan hidup berdampingan dengan pasangan untuk saling melindungi dari gangguan predator dan mencari makan.

6.3 Suka Berjalan

Walaupun termasuk dalam golongan burung, tetapi faktanya burung maleo lebih senang berjalan kaki dibandingkan menggunakan sayapnya untuk terbang.

Itu menjadikan mereka lebih sering disebut mirip dengan ayam dibandingkan dengan burung.

Alasan mengapa mereka senang berjalan adalah karena memang makanannya berada di permukaan tanah.

6.4 Tidak Mengerami Telur

Tidak seperti burung atau unggas lainnya yang mengerami telur, burung yang satu ini tidak menggunakan panas tubuhnya untuk melakukan hal tersebut.

Mereka memilih untuk menguburkan telurnya ke dalam pasir yang cukup hangat.

Hal ini dikarenakan burung maleo mempunyai telur yang ukurannya cukup besar.

Ukuran telur burung ini adalah sekitar 11 cm dengan berat 240 gram sampai 270 gram.

Ukuran dan beratnya ini lebih besar 5 hingga 8 kali lipat dari telur ayam.

Biasanya mereka akan menggali pasir hingga kedalaman 50 cm untuk meletakkan telur.

Namun, agar mendapatkan suhu pengeraman yang ideal mereka akan mengukur suhu di lubang yang telah dibuat tersebut.

Telur burung ini biasanya akan menetas dalam kurun waktu sekitar 80 hari.

Setelah menetas maka anak burung akan keluar sendiri dari dalam pasir.

Waktu yang diperlukan untuk keluar adalah sekitar 2 hari.

Jika sudah bisa keluar, maka mereka akan mulai hidup mandiri.

6.5 Langka dan Terancam Punah

Burung yang satu ini masuk ke dalam jajaran burung atau hewan yang statusnya terancam punah.

Keberadaannya sudah cukup sulit untuk ditemukan karena beberapa hal, seperti habitat rusak, perburuan liar, dan lain sebagainya.

Banyak anak burung yang mati, baik itu tidak mampu keluar dari tempat menetas, dicuri, hingga dimakan oleh predator.

Oleh karena itu, untuk menjaga keseimbangan populasi akhirnya pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya pelestarian.

Salah satunya adalah dengan membuat suaka margasatwa di Hungayono Gorontalo.

 

Itulah informasi yang berguna agar Anda bisa berkenalan lebih dekat dengan hewan endemik burung maleo.

Anda juga bisa mencari tahu informasi lain mengenai lingkungan dan makhluk hidup di Forester Act!

Yuk terus jaga kesehatan lingkungan agar anak cucu kita masih bisa melihat penampakan hewan endemik yang satu ini maupun hewan langka yang lainnya!

 

Referensi:

Itis.gov. Macrocephalon maleo  S. Muller, 1846. [Internet]. Terdapat pada: https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=175713#null

Id.wikipedia.org. 2022. Maleo senkawor. [Internet]. Terdapat pada: https://id.wikipedia.org/wiki/Maleo_senkawor

Halodoc.com. 2021. Kenalan Lebih Dekat dengan Burung Maleo. [Internet]. Terdapat pada: https://www.halodoc.com/artikel/kenalan-lebih-dekat-dengan-burung-maleo

Idntimes.com. 2021. 5 Fakta Burung Maleo, Hewan Endemik Indonesia yang Terancam Punah. [Internet]. Terdapat pada: https://www.idntimes.com/science/discovery/moh-solihul-ansori/fakta-burung-maleo-hewan-endemik-indonesia-yang-terancam-punah-c1c2/2

[/read]