Pengertian, Jenis, Dampak, dan Pengendalian Banjir

Banjir terdahsyat yang terjadi di bumi tercatat dalam sejarah telah merugikan sebesar 40.5 triliun rupiah, bahkan dapat membunuh sekitar 4 juta manusia.

Bencana alam hidrometeorologi seperti banjir sangat ditakuti oleh manusia. Hal ini disebabkan karena banjir menimbulkan dampak atau kerugian yang besar. Beberapa negara di dunia pernah mengalami bencana ini dan menimbulkan dampak yang fantastis, bahkan memakan korban jiwa hingga ratusan ribu jiwa dalam sekali kejadian banjir.

Bencana alam ini terjadi bukan saja tanpa alasan, namun memang disebabkan oleh banyak faktor, baik dari faktor alam maupun dari faktor manusia.Manusia sebagai salah satu agen dalam terjadinya bencana banjir pun sebenarnya dapat mengatasi masalah ini apabila melakukan pengendalian yang tepat.

Seorang Ibu Meratapi Bencana Banjir di Sekitar Rumahnya

1. Pengertian Banjir

Banjir merupakan salah satu bencana alam di mana daratan tergenang oleh aliran air yang berlebihan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menunjukkan bahwa banjir berarti “berair banyak dan deras kadang-kadang meluap atau peristiwa terbenamnya daratan karena peningkatan volume air”.

Bencana ini sering terjadi baik di pedesaan maupun perkotaan, bahkan di beberapa tempat banjir sudah menjadi agenda tahunan.

Banjir di lokasi berbeda juga tentunya akan menimbulkan dampak yang berbeda. Banjir di perkotaan sebagian besar akan menimbulkan kerusakan pada sarana dan prasarana pemukiman warga.

Lain hal nya jika bencana ini terjadi di pedesaan yang pada umumnya akan menyebabkan terendamnya lahan pertanian dan ladang milik masyarakat.

2. Penyebab Banjir

Banjir Bandang di Tiongkok

Banjir terjadi bukan hanya tanpa sebab, namun disebabkan oleh banyak faktor baik berupa faktor alam maupun faktor manusia. Berikut adalah berbagai penyebab terjadinya salah satu bencana hidrometeorologi ini.

[read more]

2.1 Kondisi Topografi

Daerah dengan kondisi topografi rendah atau disebut dataran rendah akan beresiko lebih tinggi dilanda banjir daripada dataran tinggi. Hal ini umum terjadi karena air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Selain itu, daerah hilir dari suatu DAS (Daerah Aliran Sungai) cenderung memiliki kemiringan lereng yang rendah sehingga lebih berpeluang terjadi bencana hidrometeorologi ini.

2.2 Intensitas Hujan yang Tinggi

Hujan lebat yang terjadi terus-menerus dapat menyebabkan volume air di daratan meningkat. Apabila hal ini terus terjadi maka sungai tidak akan mampu lagi menampung banyaknya volume air yang ada. Akibatnya, air sungai meluap dan terjadilah bencana ini.

2.3  Penyumbatan Aliran Air

Penyumbatan aliran air baik di sungai maupun di selokan karena sampah yang menumpuk akan menyebabkan terganggunya aliran air. Hal ini tentunya akan membuat aliran air cepat meluap sehingga menyebabkan bencana hidrometeorologi ini.

2.4 Sedikitnya Area Peresapan Air

Area peresapan air sangatlah penting untuk meresapkan air yang ada di permukaan menuju ke dalam tanah. Pada saat ini, area resapan air sangat jarang ditemukan terlebih di daerah perkotaan. Daerah yang seharusnya menjadi area peresapan air justru tertutup oleh bangunan aspal ataupun beton sehingga air yang seharusnya meresap akan menggenang di permukaan.

2.5 Penggundulan Hutan

Hutan dengan banyak pohon-pohon di dalamnya berfungsi untuk menahan dan menyerap air sehingga aliran air di permukaan tidak menggenang. Apabila terjadi penebangan pohon yang berlebihan atau penggundulan hutan, fungsi hutan ini akan hilang, akibatnya air akan langsung mengalir ke daerah yang lebih  rendah dalam jumlah yang banyak dan menyebabkan banjir di daerah hilir suatu DAS.

3. Jenis-Jenis Banjir

Banjir yang terjadi bukan hanya banjir akibat luapan air saja seperti yang diketahui orang pada umumnya. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis banjir, antara lain:

3.1 Banjir Air

Banjir air merupakan banjir yang paling sering terjadi dan paling umum diketahui oleh banyak orang. Bahkan seringkali masyarakat memaknai kata banjir sebagai jenis banjir ini. Bencana ini disebabkan oleh meluapnya air sungai, danau, atau selokan sehingga air akan menggenangi daratan di sekitarnya. Pada umumnya naiknya volume air ini disebabkan karena badai atau hujan lebat yang terjadi terus-menerus.

3.2 Banjir Bandang

Jenis bencana alam banjir yang satu ini tidak hanya mengandung air, namun juga mengangkut lumpur dan berbagai material lainnya sehingga dapat menyebabkan kerusakan yang sangat besar dan berbahaya. Bahkan seringkali banjir bandang disertai dengan terbawanya bongkahan batu besar yang menghancurkan pemukiman masyarakat. Banjir bandang umumnya terjadi di daerah pegunungan. Bencana alam ini menyerupai tanah longsor disertai air yang volumenya sangat besar.

3.3 Banjir Rob (Pasang Air Laut)

Terjadinya banjir rob atau yang disebut banjir genangan disebabkan oleh pasang air laut. Bencana ini hanya terjadi di daerah yang dekat dengan pesisir pantai atau di daerah yang permukaannya lebih rendah daripada permukaan air laut. Kondisi rona air bencana alam ini umumnya lebih jernih daripada air banjir yang biasanya terjadi.

3.4 Banjir Lahar Dingin

Banjir lahar dingin merupakan jenis banjir yang disebabkan karena erupsi gunung berapi yang mengeluarkan lahar dingin. Lahar dingin ini menyebar ke lingkungan sekitarnya dan bahkan dapat masuk ke sungai atau danau sehingga menyebabkan pendangkalan. Apabila pendangkalan sungai atau danau terjadi maka akan memperbesar potensi terjadinya banjir yang disertai dengan lumpur atau lahar dingin.

4. Dampak

Bencana Banjir di Perkotaan

Bancana alam apapun yang terjadi pasti menimbulkan dampak bagi kehidupan sekitar, baik dari segi materi maupun non-materi, begitu pula untuk bencan ini. Berikut ini beberapa dampak yang disebabkan oleh bencana banjir:

4.1 Rusaknya Sarana dan Prasarana

Terjadinya banjir menyebabkan rusaknya berbagai sarana dan prasarana umum yang ada. Arus banjir yang dasyat bahkan dapat menghancurkan rumah dan bangunan-bangunan lainnya.

Bencana ini juga dapat merusak aliran listrik sehingga akan terjadi pemadaman listrik dalam jangka waktu yang cukup lama. Ketika bencana ini terjadi listrik juga bisa saja konslet dan menyebabkan banyak aktivitas terhenti, bahkan bisa saja sangat membahayakan nyawa manusia.

4.2 Kerugian Materi (Hilangnya Harta Benda)

Banjir dengan arus yang kuat dapat menyebabkan hanyutnya berbagai macam material yang berharga bagi pemiliknya. Dalam mengantisipasi adanya kerugian material selama bencana banjir berlangsung sebaiknya daerah yang rawan terkena bencana ini melakukan rencana kegiatan-kegiatan mitigasi.

4.3 Melumpuhkan Aktivitas Sehari-Hari

Terjadinya banjir juga akan menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Sebagian besar kegiatan di daerah yang terkena bencana ini tidak akan berjalan dengan normal, contonya adalah berhentinya kegiatan belajar mengajar di sekolah, tidak beroperasinya sektor-sektor vital perekonomian, terputusnya akses distribusi darat, dan lain sebagainya. Lumpuhnya kegiatan ini merupakan salah satu dampak yang menimbulkan suatu kerugian yang sangat besar.

4.4 Timbulnya Berbagai Jenis Penyakit

Banjir menyebabkan lingkungan sekitar menjadi kotor dan kumuh. Air akan menggenangi tempat-tempat sampah dan membuat sampah berserakan. Hal ini tentunya akan memicu timbulnya banyak bibit penyakit seperti diare, disentri, berbagai penyakit kulit (panu, jamur kulit, gatal-gatal), dan lain sebagainnya.

4.5 Mengakibatkan Adanya Korban Jiwa

Banjir yang sangat dahsyat dan mendadak akan banyak menimbulkan korban jiwa. Arus air banjir yang sangat kuat dapat menyebabkan orang hanyut dan tenggelam sehingga banyak korban meninggal. Rusaknya berbagai sarana dan prasarana publik pun dapat menyebabkan korban meninggal.

5. Pengendalian Banjir

Ada berbagai macam cara atau tindakan yang dapat dilakukan sebagai upaya pengendalian banjir. Tentunya upaya pengendalian bencana ini harus dilakukan oleh seluruh pihak agar membuahkan hasil yang baik. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan oleh kita:

  1. Tidak membuang sampah sembarangan ke aliran air seperti danau, sungai, selokan dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan agar aliran air tetap berjalan dengan baik dan tidak tersumbat.
  2. Melakukan pengerukan pada aliran air (danau, sungai, dan selokan) yang sudah mengalami pendangkalan agar kapasitas penampungan volume air lebih besar. Selain itu, harus dilakukan juga pembersihan aliran dari sampah secara berkala.
  3. Membangun sistem pemantauan dan peringatan banjir yang baik pada daerah-daerah rawan banjir.
  4. Melakukan penanaman pohon di daerah bantaran sungai. Hal ini bertujuan agar akar-akar pohon mampu menahan tanah dan menyerap air hujan sehingga memperkecil terjadinya erosi maupun longsor yang dapat menyebabkan pendangkalan sungai.
  5. Membangun tanggul atau waduk atau dam pengendali air untuk menampung volume air sungai yang sewaktu-waktu dapat meluap. Bangunan pengendali air ini juga dapat digunakan untuk mengendalikan aliran air misalnya untuk irigasi persawahan.
  6. Membuat atau menyediakan area peresapan air sehingga air yang ada di permukaan tidak menggenang dan menjadi limpasan. Selain itu, lubang biopori dan lubang resapan juga dapat dibuat agar air di permukaan lebih cepat masuk ke dalam tanah. Sumur resapan juga dapat dibuat di daerah paling rendah pada suatu daerah. Selain sebagai salah satu upaya pengendalian banjir, sumur resapan juga akan membantu memasok kembali air tanah.

6. Pemodelan Kejadian Banjir

Teknologi yang berkembang dengan pesat sangat membantu manusia dalam berbagai hal, begitu pun teknologi dalam bidang hidrologi. Aplikasi teknologi dalam bidang hidrologi salah satunya adalah adanya pemodelan kejadian banjir dengan menggunakan berbagai aplikasi komputer. Adanya informasi mengenai kejadian banjir akan sangat membantu manusia dalam menentukan berbagai keputusan sehingga mampu meminimalisir akibat atau dampak dari bencana alam ini.

6.1 Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat dimanfaatkan dalam proses pemetaan termasuk dalam pembuatan peta kerawanan banjir. Sistem Informasi Geografis (SIG) akan menyajikan informasi mengenai penentuan tingkat kerentanan banjir serta dapat menganalisis dan memperoleh informsi baru dalam mengidentifikasi daerah-daerah rawan banjir.

6.2 Soil And Water Assessment Tools (SWAT)

Soil And Water Assessment Tools (SWAT) merupakan model kejadian kontinyu untuk skala area berupa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang beroperasi secara harian. SWAT dirancang untuk memprediksi berbagai dampak  pengelolaan terhadap air, sedimen, dan lain sebagainya pada suatu DAS yang tidak memiliki alat pengukuran. SWAT juga dapat digunakan dalam pemodelan kejadian banjir sehingga aplikasi ini dapat menjadi instrumen dalam penentuan berbagai kebijakan pada suatu DAS.

7. Banjir Paling Dahsyat

Bencana Banjir di Tiongkok

Banjir memang sudah sering melanda berbagai daerah di belahan bumi ini. Bencana ini dapat terjadi dalam skala yang kecil yang tidak menimbulkan kerugian yang berarti. Namun, bencana ini juga dapat terjadi secara mendadak dengan skala besar dan kekuatan yang besar pula sehingga menyebabkan dampak atau kerugian yang besar, bahkan hingga memakan korban jiwa.

Dikutip dari Brilio.net berikut ini beberapa kejadian banjir paling dahsyat yang pernah terjadi di berbagai belahan dunia:

7.1 Banjir Lumpur di Vegas, Venezuella

Banjir lumpur ini terjadi pada bulan Desember 1999 di negara bagian Vegas. Bencana yang terjadi di sana sangat dahsyat sehingga membuat 10% dari populasi penduduk di sana harus kehilangan nyawa mereka. Kerugian yang diakibatkan oleh bencana ini juga sangat besar yaitu kurang lebih senilai Rp 40.5 Triliun.

7.2 Banjir St. Lucia

Pada tahun 2000, banjir dahsyat pernah menghantam Belanda. Bencana ini meyebabkan kurang lebih 80 000 ribu orang meninggal dunia.

7.3 Banjir Tiongkok

Dua sungai di Tiongkok, yaitu sungai Yangze dan sungai Huai meluap bersamaan karena mencairnya salju di daerah hulu. Arus banjir yang terjadi pada tahun 1931 ini sangat deras sehingga menyebabkan kurang lebih 4 juta orang meninggal dunia. Selain itu, bencana alam ini juga menyebabkan 28.5 juta orang mengalami kerugian materi maupun non-materi.

7.4 Banjir St. Marcellus 1362

Badai besar yang melanda Belanda, Jerman, dan Denmark pada tahun 1362 mengakibatkan banjir yang sangat dahsyat. Akibatnya kurang lebih 25 ribu orang harus kehilangan nyawa mereka.

7.5 Banjir Luapan DAM Baniqiou

Pada tahun 1975, DAM Banqiou yang ada di Tiongkok tak mampu lagi menampung banyaknya volume air yang ada sehingga air meluap dan menyebabkan banjir besar. Kurang lebih 10 ribu orang mengalami kerugian dan 231 ribu orang meninggal dunia akibat bencana ini.

7.6 Banjir All Saints

Hujan lebat dan badai dahsyat yang terjadi di Belanda pada tahun 1570 menyebabkan banjir besar di negara kincir angin ini. Lebih dari 20 ribu orang meninggal dunia akibat bencana ini.

7.7 Banjir St. Marcellus 1219

Selain banjir yang terjadi tahun 1362, banjir St. Marcellus juga pernah terjadi sebelumnya pada tahun 1219. Bencana ini tak kalah dahsyat dibandingkan banjir pada tahun 1362. Akibat bencana ini, kurang lebih 36 ribu orang harus kehilangan nyawa mereka.

7.8 Banjir Guatemale Timur

Banjir yang terjadi tahun 1419 ini menyebabkan kurang lebih 40 ribu orang meninggal dunia. Bencana ini sebenarnya terjadi karena badai hebat yang melanda samudera Pasifik.

7.9 Banjir Tiajin

Pada tahun 1939, Sungai Haihe di Tiongkok tak mampu lagi menampung volume air yang terus meningkat. Akibatnya Sungai Haihe ini meluap dan menyebabkan banjir. Korban tewas dalam bencana ini deiperkirakan mencapai 20 ribu orang.

7.10 Banjir Jeman 1717

Pada tanggal 24 Desember 1717 Jerman dilanda banjir besar. Banjir yang terjadi di malam Natal tersebut menyebabkan kurang lebih 14 ribu jiwa atau 30% populasi kota Butjadingen meninggal dunia.

Itulah beberapa informasi penting mengenai banjir sebagai salah satu bencana alam yang paling sering terjadi. Sudah sepantasnya kita menjaga lingkungan sekitar kita untuk memperkecil risiko terjadinya bencana ini. Ketika kita menjaga alam, maka alam pun akan menjaga kita bukan? Salam Lestari!

 

Referensi:

Artikelsiana. Pengertian Banjir, Penyebab, Dampak, Cara Penanggulangan [internet] [diunggah 2018 Aprl 13}. Terdapat pada: http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-banjir-penyebab-dampak-cara.html

Darmawan K, Hani’ah, Suprayogi A. 2017. Analisis tingkat kerawanan banjir di Kabupaten Sampang Menggunakan Metode overlay dengan scoring berbasis Sistem isnformasi Geografis. Jurnal Geodesi Undip. 6(1):2337-845X

Ruthjetti. Pengertian, Penyebab, Akibat, dan Cara Mengatasi Banjir [internet]. [diunduh 2018 Aprl 13]. Terdapat pada: https://www.ruthjetti.com/2017/03/pengertian-penyebab-akibat-dan-cara.html

Utomo KP. 2017. Bencana Banjir Paling Besar Di Dunia, Daratan dan Lautan [internet]. [diunduh 2018 Aprl 17]. Tersedia pada: https://www.brilio.net/duh/10-bencana-banjir-paling-besar-di-dunia-daratan-seperti-lautan-1711304.html.

[/read]