“Kalajengking merupakan hewan yang mempunyai ciri khas berupa ekor melengkung ke atas yang ujungnya mempunyai sengat berbisa.”
Selain itu, hewan ini juga memiliki sepasang pencengkeram (capit) di bagian depannya.
Kalajengking merupakan salah satu hewan yang dapat hidup selama 6 bulan sampai 25 tahun.
Hewan yang satu ini merupakan jenis hewan karnivora berkaki 8 dan bisa ditemui di seluruh belahan dunia.
Setidaknya ada sekitar 2000 spesis berbeda yang telah ditemukan di sebagian besar negara di dunia saat ini.
Yuk cari tahu informasi lain tentang kalajengking di ulasan ini, baca sampai selesai ya!
1. Taksonomi Kalajengking
Taksonomi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sistematika, pengelompokan, atau pengklasifikasian makhluk hidup.
Berikut ini adalah taksonomi kalajengking, yaitu:
Kingdom | Animalia |
Subkingdom | Bilateria |
Superfilum | Ecdysozoa |
Filum | Arthropoda |
Subfilum | Chelicerata |
Kelas | Arachnida |
Ordo | Scorpiones |
Famili |
|
Genus |
|
2. Morfologi Kalajengking
Morfologi merupakan cabang ilmu dalam biologi yang mempelajari bentuk suatu organisme, terutama tumbuhan dan hewan yang terdiri dari bagian-bagiannya.
Berikut ini adalah morfologi dari hewan bercapit yang satu ini, yaitu:
2.1 Bentuk Kalajengking
Kalajengking mempunyai bentuk tubuh memanjang dengan ekor melengkung tersegmentasi.
Di ujung ekornya terdapat sengat beracun.
Hewan ini juga memiliki sepasang capit pada tubuh bagian depan.
Bentuk dari hewan bercapit ini cukup berbeda antara jantan dan betina.
Jantan mempunyai tubuh yang lebih ramping dan ekor lebih panjang dibandingkan betina.
2.2 Warna
Hewan yang satu ini memang identik dengan tubuh berwarna hitam, tetapi ada beberapa spesies yang tubuhnya tidak berwarna hitam.
Misalnya, jenis red scorpion berwarna orange atau merah, blue scorpion berwarna biru, deathstalker scorpion berwarna kuning kehijauan, Arizona bark scorpion berwarna cokelat, pseudo scorpion berwarna cokelat mahogany, three striped scorpion berwarna kuning pucat dengan dua sampai tiga garis gelap, dan lain-lain.
Adapun spesies emperor scorpion yang warnanya hitam mengilap dan memantulkan sinar ultraviolet sehingga terkadang mereka akan berwarna sedikit biru.
Warna tersebut akan berubah menjadi warna yang lebih gelap setiap berhasil melakukan pergantian kulit.
2.3 Ukuran
Kalajengking mempunyai rata-rata ukuran tubuh sekitar 6 cm.
Predikat scorpion terbesar atau raksasa dipegang oleh spesies black emperor scorpion dan spesies Afrika di Guinea yang mempunyai panjang tubuh kurang lebih sekitar 18 cm dan berat 60 gram.
Jenis hewan bercapit ini yang mempunyai tubuh terpanjang adalah rock scorpion dengan panjang kurang lebih sekitar 21 cm.
Sementara yang terkecil adalah karibia microtityus fundorai yang mempunyai ukuran hanya sekitar 12 mm.
Bahkan ada fosil dari dua spesies yaitu brontoscorpio anglicus dan gigantoscorpio willsi yang ukurannya mencapai 35 cm sampai 1 meter dan ada pula spesies yang belum dideskripsikan mempunyai ukuran 90 cm.
2.4 Kepala
Pada bagian kepala kalajengking terdapat mulut, sepasang pedipapls atau penjepit, dan mata.
Hewan ini mempunyai beberapa mata yaitu dua mata ada di bagian atas prosoma (kepala) dan dua sampai lima mata lagi ada di kedua sisi depan.
Walaupun mempunyai banyak mata, kalajengking tidak mempunyai visibilitas yang baik dan mereka sangat sensitif terhadap cahaya.
Jadi, beberapa mata ini hanya berfungsi untuk membedakan antara gelap dan terang.
2.5 Abdomen
Hewan yang satu ini mempunyai abdomen yang terdiri atas 12 ruas dengan bagian ruang 5 terakhir menghasilkan bentuk ruas metasoma sehingga kebanyakan orang menyebutnya sebagai ekor.
Ujung abdomennya berbentuk bulat dan mengandung racun (venom) atau disebut sebagai telson.
Alat penyengatnya berbentuk lancip dan bisa mengeluarkan venom atau racun.
2.6 Ekor
Ekor kalajengking juga disebut sebagai metasoma.
Ekor ini mempunyai lima bagian dan telson atau organ mirip vesikel dengan fungus untuk menyimpan kelenjar beracun.
Bagian inilah yang digunakan untuk menyuntikkan racun ke tubuh korban atau mangsa.
2.7 Kaki
Hewan yang satu ini merupakan hewan yang mempunyai 4 pasang kaki atau berjumlah 8 kaki.
Masing-masing dari kakinya terdiri atas 7 segmen yakni coxa, trochanter, femur, patella, tibia, basitarsus, dan telotarsus.
Pada ujung tarsus dinamai apotele yang berisi cakar atau ungues.
Segmen coxa merupakan kaki yang ukuran lebih besar dibandingkan kaki yang lain dan berguna untuk melindungi permukaan ventral prosoma.
2.8 Penjepit
Kalajengking juga dikenal sebagai salah satu hewan yang mempunyai penjepit di bagian depan atau pedipalps.
Penjepit ini sendiri biasanya digunakan untuk menangkap mangsa, melakukan perkawinan, dan menggali liang.
3. Habitat dan Sebaran
Habitat kelajengking ada di padang rumput, gurun kering, padang pasir, hutan tropis, dan sabana.
Kalajengking yang hidup di padang pasir memiliki bulu sikat yang bisa bergerak membentuk sisir pada kaki sehingga meningkatkan luas permukaan serta memungkinkannya untuk berjalan di atas pasir tanpa tenggelam.
Adapun kalajengking yang hidup di bebatuan yaitu kalajengking batu Afrika Selatan.
Mereka mempunyai setae yang kokoh seperti spinelike yang bekerjasama dengan cakar sangat melengkung guna memberikan cengkraman yang kuat saat berada di permukaan batu.
Sebagian besar kalajengking senang bersembunyi atau membuat sarang di bawah batu, kayu, papan, dan barang-barang berantakan.
Ada spesies bark scorpion yang tinggal di semak, pohon, dan dinding.
Terdapat beberapa spesies pula yang memilih untuk menghabiskan waktu istirahat siang harinya di liang.
Liang atau lubang yang nyaman menurut mereka adalah lubang yang digali hingga berada di kedalaman yang suhu dan kelembapannya sesuai.
Beberapa dari mereka akan beristirahat sembari menunggu mangsanya datang.
Spesies Anuroctonus phaiodactylus bahkan hanya akan menunggu mangsanya untuk masuk ke dalam sarang.
Kalajengking jantan dewasa akan pergi meninggalkan liang dalam waktu yang cukup lama untuk berkelana mencari calon pasangan.
Sementara untuk sebarannya, bisa dikatakan hewan yang satu ini dapat ditemui di seluruh benua kecuali Antartika dan Greenland.
Di Amerika Serikat sendiri, hewan ini banyak hidup di wilayah gurun barat daya khusunya di New Meksiko, Arizona, dan sebagian California.
Di seluruh belahan dunia, mereka seringkali ditemui di Afrika Utara, Asia, India, Amerika Utara, Amerika Selatan, Timur Tengah, Meksiko, Oceania, Eurasia, Eropa, dan Amerika Tengah.
Contoh spesies kalajengking yang banyak ditemukan di Asia termasuk Indonesia adalah Asian forest scorpion atau Heterometrus spinifer.
[read more]
4. Status Kelangkaan
Data dari IUCN menyatakan bahwa status kelangkaan kalajengking adalah Least Concern (LN) yang berarti kepunahannya masih berisiko rendah.
5. Perilaku dan Cara Hidup
Mereka merupakan jenis hewan karnivora atau pemakan daging yang akan memakan mangsanya dengan menggunakan sengatan berbisanya di ujung ekor.
Cara hidup hewan yang satu ini adalah solitary atau hidup sendiri bukan berkelompok.
Sebagian besar spesies kalajengking merupakan hewan berperilaku nokturnal atau hewan yang menghabiskan waktunya di sarangnya saaat siang dan keluar dari sarang saat hari telah malam.
Mereka menjadi aktif setelah hari gelap dan kemudian menghentikan aktivitasnya beberapa saat sebelum fajar.
Hal ini dikarenakan kalajengking berpendar di bawah sinar ultraviolet.
Hewan yang satu ini merupakan hewan yang memakan laba-laba, serangga, kelabang, dan lain-lain.
Kalajengking yang ukurannya lebih besar biasanya memakan tikus, ular, dan kadal.
Mangsa akan terdeteksi melalui sensor vibrasi organ pektin.
Pedipalsnya memiliki susunan rambut sensor halus yang bisa merasakan adanya vibrasi dari udara.
Ujung-ujung yang ada pada tungkainya memiliki organ kecil yang bisa mendeteksi vibrasi di tanah.
Sebagian besar dari mereka merupakan predator yang akan menyerang dan mendeteksi mangsa saat sudah datang mendekat.
Hewan ini dilengkapi dengan venom atau racun yang digunakan untuk mendapatkan mangsa dan sebagai pertahanan.
Namun mereka sendiri juga seringkali jatuh sebagai mangsa bagi hewan lain misalnya seperti tarantula, kelabang, ular, kadal pemakan serangga, unggas (burung hantu), dan mamalia (bajing, kelelawar, tikus pemakan serangga).
Sama seperti predator lainnya, hewan yang satu ini juga cenderung mencari makanannya di wilayah teritori yang terpisah dan jelas serta akan kembali lagi ke tempat yang sama pada setiap malam.
6. Perkembangbiakan
Perkembangbiakan hewan yang satu ini biasanya terjadi selama bulan hangat mulai dari akhir musim semi sampai awal musim gugur.
Proses perkembangbiakannya akan dimulai ketika kalajengking jantan melakukan perjalanan hingga ratusan meter hanya untuk menemukan betina yang mau menerimanya.
Jika sudah menemukannya maka perkawinan akan diawali dengan jantan yang menghadap betina dan kemudian melakukan gerakan mirip tarian atau juga disebut sebagai promenade à deux.
Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menemukan permukaan halus agar jantan bisa mengeluarkan sekresi kelenjar yang membentuk tangkai.
Jika jantan masih ada di dekat betina saat setelah perkawinan maka biasanya ia akan dibunuh dan dimakan.
Umumnya betina akan kawin beberapa kali dengan pasangan yang berbeda, tetapi ada juga spesies yang diketahui bisa menghasilkan keturunan tanpa melakukan kawin sama sekali atau parthenogenesis.
Tidak seperti serangga, kalajengking bukanlah hewan yang sistem reproduksinya bertelur atau ovipar tetapi kalajengking termasuk ovovivipar.
Sesuai dengan namanya, ovovivipar adalah gabungan dari ovipar (bertelur) dan vivipar (melahirkan).
Sang induk menyimpan sel telur di dalam tubuhnya dan kemudian dilahirkan dengan bentuk bayi bukan telur.
Betina akan melahirkan bayi dengan jumlah 4 sampai 9 bayi dalam satu kali melahirkan.
Proses melahirkan ini bisa berlangsung selama beberapa jam bahkan juga hingga beberapa hari.
Saat lahir bayi kalajengking mempunyai warna kulit putih dan diselimuti oleh selaput atau korion.
Bayi atau anak yang tidak berhasil berganti kulit biasanya akan mati.
Setelah bebas, bayi kalajengking akan merangkak ke punggung sang induk dan bertahan dalam jangka waktu 1 sampai 50 hari.
Selama masih belum mempunyai banyak energi, bayi akan memanfaatkan cadangan makanan yang ada di dalam tubuh mereka sembari menerima air yang diberikan sang induk melalui kutikula.
7. Jenis Kalajengking
Adapun beberapa jenis kalajengking, antara lain:
7.1 Emperor Scorpion
Emperor scorpion merupakan salah satu jenis kalajengking terbesar di dunia.
Pada umur dewasa biasanya mereka mempunyai panjang rata-rata 20 cm dengan berat 40 gram.
Jenis ini merupakan satu-satunya kalajengking yang ukurannya mirip dengan kalajengking hutan.
7.2 Red Claw Scorpion
Red claw scorpion merupakan salah satu jenis kalajengking yang biasanya dijadikan sebagai hewan peliharaan bagi seseorang yang sudah cukup ahli.
Spesies ini merupakan spesies yang mudah dibuat agresif.
Sengatanya dipercaya mempunyai intensitas yang hampir sama dengan sengatan lebah.
7.3 Red Scorpion
Red scorpion India merupakan salah satu jenis kalajengking yang paling berbahaya.
Mereka hidup di wilayah India, Pakistan, dan Nepal.
Sesuai namanya, spesies ini mempunyai warna tubuh merah atau orange.
7.4 Giant Forest Scorpion
Giant forest scorpion merupakan spesies yang mempunyai bentuk tubuh besar, berat, dan kekar.
Warnanya hitam dan panjang tubuhnya bisa mencapai kurang lebih sekitar 12 cm.
Mereka mempunyai penjepit yang besar dan tebal serta secara tampilan bentuknya mirip dengan emperor scorpion.
Tubuhnya yang besar ini bisa jadi menggambarkan bahwa mereka adalah jenis kalajengking yang jauh lebih agresif dibandingkan jenis lain terutama emperor scorpion.
Spesies ini biasanya membuat sarang atau tinggal di bawah kayu gelondongan, bebatuan, dan di dalam tanah atau liang.
7.5 Tailles Whip Scorpion
Spesies yang satu ini merupakan spesies yang bentuk tubuhnya cukup unik dibandingkan spesies lain.
Mereka tidak mempunyai ekor yang melengkung dan capit yang besar.
Mereka mempunyai capit kecil kurus, kaki panjang kurus, dan tubuhnya berbentuk sedikit pipih.
7.6 Fat Tail Scorpion
Fat tail scorpion merupakan spesies yang saat dewasa bisa mmepunyai ukuran tubuh sekitar 10 cm.
Biasanya betina akan mempunyai ukuran lebih besar dibandingkan jantan dan ekornya pun terllihat sangatlah gemuk atau tebal.
Spesies yang satu ini mempunyai racun yang juga cukup mematikan.
7.7 Death Stalker Scorpion
Spesies ini bahkan sudah bisa ditebak dari namanya, mereka mempunyai racun yang cukup mematikan.
Namun uniknya walaupun beracun, racun milik spesies ini dikenal pula untuk keperluan medis karena mempunyai fungsi positif.
7.8 Three Striped Scorpion
Spesies yang satu ini merupakan spesies yang biasa ditemukan di Amerika Serikat bagian tengah.
Ukuran tubuhnya adalah 7 cm dengan warna kuning pucat serta terdapat dua atau tiga garis gelap di atasnya.
7.9 Arizona Hairy Scorpion
Spesies ini merupakan spesies yang paling besar di Arizona dan panjangnya bisa mencapai 15 cm.
Tubuhnya mempunyai warna cokelat dengan penjepit berwarna kuning muda.
Sesuai dengan namanya, Arizona hairy scorpion mempunyai rambut di seluruh tubuhnya yang berfungsi untuk mendeteksi getaran tanah dan udara.
8. Bahaya Kalajengking
Kalajengking juga dikenal sebagai hewan yang mempunyai sengatan menyakitkan, tetapi tidak akan menyebabkan kematian.
Hal yang cukup berbahaya bisa terjadi jika hewan ini menyengat.
Racunnya pun mempunyai kandungan racun yang kompleks dan bisa memengaruhi sistem saraf (neurotoksin).
Anak kecil dan orang dewasa dengan umur cukup tua lebih berisiko mengalami komplikasi serius jika terkena racun hewan ini.
Di Amerika, bark scorpion dikenal sebagai jenis scorpion yang mempunyai racun cukup kuat dan menyebabkan gejala yang parah.
Di seluruh dunia atau dari seluruh spesies setidaknya ada 30 spesies menghasilkan racun yang berbahaya.
Orang dewasa yang sehat biasanya tidak membutuhkan pengobatan jika terkena sengatan kalajengking, tetapi akan menjadi masalah yang cukup serius jika hal tersebut terjadi pada anak-anak.
Adapun gejala atau hal yang terjadi pada tubuh jika terkena sengatan seperti nyeri yang cukup kuat, mati rasa, kesemutan, sedikit bengkak, dan tubuh panas.
Ada juga beberapa gejala yang biasanya terjadi pada anak-anak yang tersengat seperti sulit bernafas, otot berkedut, ludah keluar terus menerus, banyak berkeringat, muntah, tekanan darah meninggi, denyut jantung semakin cepat, gelisah, terjadi gerakan yang tidak biasa pada gerakan kepala, leher, dan mata.
Hampir seperti sengatan hewan lain seperti lebah, seseorang yang pernah tersengat akan mengalami reaksi alergi dengan sengatan berikutnya.
Biasanya reaksi yang terjadi akan cukup parah dan bisa saja mengancam jiwa.
Hal ini biasa disebut anafilaksis.
8.1 Pencegahan
Ada beberapa hal yang perlu Anda hindari atau pencegahan agar tidak terkena hewan bercapit ini antara lain:
- Singkirkanlah tumpukan batu atau kayu yang ada di sekitaran rumah Anda dan jangan sampai menyimpannya dekat di rumah atau bahkan di dalam.
- Selalu jaga rumput agar selalu terpangkas atau pendek serta pangkas semak atau cabang pohon yang menjuntai di mana cabang tersebut bisa saja menjadi jalur menuju rumah Anda.
- Tambal retakan, pasanglah penjepir di sekitaran pintu atau jendela, dan perbaiki layar yang telah robek.
- Selalu periksa dan kibaskan sarung tangan, sepatu bot, serta pakaian lama yang sudah lama tidak terpakai.
- Ketika bepergian di tempat yang mana berpotensi bertemu dengan hewan ini misalnya seperti berkemah atau tinggal di akomodasi pedesaan maka kenakanlah sepatu dan sering lepas atau periksa pakaian atau perlengkapan lain.
- Jika Anda bertemu dengan hewan ini dan berencana untuk menjauhkannya maka lakukanlah dengan lembut karena sesungguhnya mereka adalah hewan yang cenderung menghindari kontak langsung dan tidak akan berbahaya jika kita memperlakukannya dengan baik.
8.2 Pengobatan
Gejala yang dialami seseorang jika terkena sengatan adalah hal yang diperlukan dokter untuk membuat diagnosis.
Jika mengalami gejala yang cukup serius maka Anda bisa saja akan menjalani tes darah untuk memeriksa apakah ada racun di dalam hati, paru-paru, jantung, atau organ lainnya.
Namun, kebanyakan sengatan hewan ini tidak memerlukan perawatan medis tetapi jika gejalanya cukup parah maka mungkin Anda akan dirawat di rumah sakit.
Mungkin juga nantinya Anda akan diberi obat untuk mengobati nyeri.
Ada pun pertolongan pertama yang bisa diberikan jika seseorang di sekitar Anda terkena sengatan yaitu:
- Bersihkan luka terlebih dahulu dengan menggunakan sabun dan air.
- Oleskan kompres dingin di wilayah yang terkena sengatan.
- Jangan konsumsi makanan atau cairan jika mengalami kesulitan dalam menelan.
- Minumlah obat pereda nyeri yang dijual bebas sesuai dengan kebutuhan. Anda juga bisa mencoba ibuprofen (Children’s Motrin, Motrin IB, atau lainnya) guna meringankan ketidaknyamanan.
Demikian informasi mengenai hewan bercapit yaitu kalajengking yang dapat kami sampaikan.
Terima kasih sudah membaca ulasan ini dari awal hingga selesai dan sampai jumpa di artikel informative selanjutnya!
Referensi:
Itis.gov. 2021. Scorpiones, Taxonomic Serial No.: 82713. [Internet]. Terdapat pada: https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&anchorLocation=SubordinateTaxa&credibilitySort=TWG%20standards%20met&rankName=Genus&search_value=82713&print_version=SCR&source=from_print#SubordinateTaxa
Britannica.com. 2021. Scorpion. [Internet]. Terdapat pada: https://www.britannica.com/animal/scorpion
Mayoclinic.org. 2019. Scorpion sting. [Internet]. Terdapat pada: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/scorpion-stings/symptoms-causes/syc-20353859#:~:text=Bark%20scorpion,-The%20bark%20scorpion&text=Scorpion%20stings%20are%20painful%20but,enough%20to%20cause%20severe%20symptoms.
Abeespestpro.com. 2017. Different Types of Scorpions Species. [Internet]. Terdapat pada: https://www.abeepestpro.com/different-types-of-scorpions-identification-chart/
Upikke.staff.ipb.ac.id. Kalajengking. [Internet]. Terdapat pada: http://upikke.staff.ipb.ac.id/files/2011/05/Kalajengking-Biologi-dan-Arti-Penting.pdf
Scorpionworlds.com. 2013. Scorpion Anatomy. [Internet]. Terdapat pada: https://www.scorpionworlds.com/scorpion-anatomy/
Orkin.com. 2021. Scorpion Habitat: Where Scorpions Live. [Internet]. Terdapat pada: https://www.orkin.com/stinging-pests/scorpions/scorpion-habitat
Editor:
Mega Dinda Larasati
[/read]